<p style='text-align: justify;'><a href='https://media.beritagar.id/2019-03/480cc5fe854303d7a0127b8edb79194e521cc5c7.jpg'><span style='color:#000000'><img alt='Ilustrasi remaja terpapar polusi udara.' src='https://media.beritagar.id/2019-03/original_700/480cc5fe854303d7a0127b8edb79194e521cc5c7.jpg' style='height:267px; width:400px' /></span></a></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Ilustrasi remaja terpapar polusi udara. <strong>| </strong>Dragon Images /Shutterstock</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Tinggal di kota yang udaranya tercemar bisa meningkatkan risiko </span><a href='https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/psikosis-kesulitan-membedakan-hal-yang-nyata-dan-maya' target='_self'><span style='color:#000000'>psikosis</span></a><span style='color:#000000'>. Untuk pertama kalinya para </span><a href='https://jamanetwork.com/journals/jamapsychiatry/fullarticle/2729441' target='_blank'><span style='color:#000000'>peneliti menemukan</span></a><span style='color:#000000'> kaitan antara polusi udara dengan paranoia intens pada orang muda.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Menurut mereka, hal ini bisa berkembang menjadi gangguan psikosis. Seperti skizofrenia atau bipolar, masalah kesehatan mental, bahkan upaya bunuh diri.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Oleh sebab itu, mengungkap dengan tepat bagaimana polusi bisa menyebabkan psikosis jadi 'prioritas kesehatan yang mendesak'.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Desakan ini dipicu </span><a href='https://www.un.org/development/desa/en/news/population/2018-revision-of-world-urbanization-prospects.html' target='_blank'><span style='color:#000000'>perkiraan PBB</span></a><span style='color:#000000'> bahwa 68 persen dari populasi dunia akan tinggal di kota pada tahun 2050. Sementara per Mei 2018, 55 persen populasi dunia sudah menetap di area urban.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Dalam studi ini para peneliti di King's College London menganalisis data dari 2.232 anak-anak. Semua lahir di Inggris dan Wales. Penilaian dilakukan atas pengalaman psikosis dalam wawancara individu saat mereka berusia 18 tahun.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Para remaja tersebut menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti 'apakah Anda mendengar suara-suara yang orang lain tidak dengar?' Selain itu juga pertanyaan tentang perasaan ketika mereka seolah-olah sedang diamati.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Alamat rumah mereka juga ikut didata, berikut dua tempat lain di mana mereka paling banyak menghabiskan waktu.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Peneliti menggunakan inventaris yang membuat perkiraan polusi udara setiap jam pada titik grid 20x20 meter di seluruh Inggris untuk mendapatkan gambaran polusi yang dihadapi para remaja ini.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Para peneliti yang dipimpin </span><a href='https://kclpure.kcl.ac.uk/portal/joanne.b.newbury.html' target='_blank'><span style='color:#000000'>Dr. Joanne Newbury</span></a><span style='color:#000000'> menemukan, pengalaman psikosis secara signifikan lebih umum di daerah perkotaan. Di sini, paparan nitrogen dioksida (NO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel sangat kecil (PM2.5) tertinggi.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Menurut penelitian, NO2 dan NOx menyumbang 60 persen hubungan antara psikosis dan tinggal di daerah perkotaan.</span></p> <p style='text-align: justify;'><a href='https://media.beritagar.id/2019-03/1457x733_511da0224ff942ffc973e2e4c143e116d525bb42.png'><span style='color:#000000'><img alt='Prevalensi pengalaman psikosis remaja menurut paparan polutan udara nitrogen dioksida (NO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel dengan diameter aerodinamik kurang dari 2,5 ?m (PM2.5) dan kurang dari 10 ?m (PM10). Prevalensi pengalaman psikotik remaja dibagi oleh kuartil tertinggi dan kuartil terendah dari paparan masing-masing polutan.' src='https://media.beritagar.id/2019-03/original_700/1457x733_511da0224ff942ffc973e2e4c143e116d525bb42.png' style='height:201px; width:400px' /></span></a></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Prevalensi pengalaman psikosis remaja menurut paparan polutan udara nitrogen dioksida (NO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel dengan diameter aerodinamik kurang dari 2,5 ?m (PM2.5) dan kurang dari 10 ?m (PM10). Prevalensi pengalaman psikotik remaja dibagi oleh kuartil tertinggi dan kuartil terendah dari paparan masing-masing polutan. <strong>| </strong>Joanne B. Newbury, Ph.D. /JAMA Psychiatry</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Transportasi adalah penghasil NO2 dan NOx terbesar. Karena itu, pemerintah Inggris telah merancang strategi </span><a href='https://www.gov.uk/government/news/new-clean-air-strategy-to-be-launched-by-environment-secretary-michael-gove' target='_blank'><span style='color:#000000'>3.5 miliar Poundsterling</span></a><span style='color:#000000'> untuk mengatasi polusi udara dan membersihkan udara di sana.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Clean Air Strategy bertujuan mengurangi lima polutan udara paling berbahaya, termasuk NO2, NOx dan PM2.5, pada tahun 2030. Sebab polusi udara adalah salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan di Inggris.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Dr. Newbury mengakui, penelitiannya </span><a href='https://www.bbc.com/news/health-47709074?intlink_from_url=&link_location=live-reporting-story' target='_blank'><span style='color:#000000'>memang tidak membuktikan</span></a><span style='color:#000000'> sebab akibat polutan menyebabkan pengalaman psikosis. "Temuan kami menunjukkan polusi udara bisa menjadi faktor yang berkontribusi dalam hubungan antara kehidupan kota dan pengalaman psikosis," ujar Dr. Newbury.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Menurut peneliti, mereka juga tidak bisa mengesampingkan polusi suara sebagai faktor pendorong. Pasalnya kebisingan mengganggu tidur dan menyebabkan stres, yang kemudian bisa menyebabkan psikosis.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Studi ini adalah yang pertama menyisir data polusi udara geografis yang terinci dan membandingkannya dengan data dari kaum muda di seluruh negara.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>"Tampaknya ada beberapa hubungan antara paparan polusi udara dan efek di otak dan--penelitian baru--ini mungkin merupakan contoh lain dari ini," kata rekan penulis studi </span><a href='https://www.theguardian.com/environment/2019/mar/27/air-pollution-linked-to-psychotic-experiences-in-young-people' target='_blank'><span style='color:#000000'>Profesor Frank Kelly</span></a><span style='color:#000000'>. "Anak-anak dan remaja sangat rentan terhadap dampak kesehatan dari polusi udara karena otak dan sistem pernapasan," lanjutnya.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Sementara menurut penulis riset</span><a href='https://www.kcl.ac.uk/news/news-article?id=4ccf84a5-2e65-4023-b08d-bae7516dca08' target='_blank'><span style='color:#000000'> Dr. Helen Fisher</span></a><span style='color:#000000'>, gangguan psikosis bisa dicegah dengan menangani tanda-tanda awal di masa remaja.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>"Gangguan psikosis sulit untuk diobati dan membebani individu, keluarga, sistem kesehatan dan masyarakat secara luas. Dengan memperbaiki pemahaman apa yang memicu pengalaman psikosis pada remaja, kita bisa mencoba mengatasi dan mencegah orang-orang mengalami gangguan psikosis dan masalah kesehatan mental serius lainnya," papar Dr. Fisher.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>reaksi beberapa peneliti atas riset ini. Jim van Os, seorang profesor dan kepala Divisi Otak di University Medical Center Utrecht, menulis dalam email bahwa makalah itu "bagus" tetapi tidak memiliki ketelitian.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Temuan ini, menurut </span><a href='https://www.umcutrecht.nl/nl/Over-Ons/Nieuws/2017/Jim-van-Os-nieuwe-medisch-manager-divisie-Hersenen' target='_blank'><span style='color:#000000'>Dr. Jim van Os</span></a><span style='color:#000000'>--profesor dan kepala Divisi Otak di University Medical Center Utrecht yang tidak terlibat dalam penelitian--sangat sensitif untuk media, dan ditarik dari penelitian dengan ribuan variabel. Os bisa bilang demikian karena ia juga </span><a href='https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Van+Os+J%5Bau%5D+psychosis' target='_blank'><span style='color:#000000'>telah meneliti </span></a><span style='color:#000000'>dan mengeksplorasi psikosis.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Katanya ini hanya bisa dianggap sebagai hipotesis yang perlu diuji lagi.</span></p> <p style='text-align: justify;'><a href='https://www.mqmentalhealth.org/articles/employees' target='_blank'><span style='color:#000000'>Sophie Dix</span></a><span style='color:#000000'>, peneliti kognitif dan direktur penelitian di MQ--organisasi nirlaba yang mendanai penelitian kesehatan mental juga mengatakan hal senada. "Tidak ada bukti bahwa polusi harus menyebabkan psikosis atau apakah ini adalah salah satu dari banyak faktor atau bertindak secara terpisah," kata Dix.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Sementara Stefan Reis, yang mengepalai sebuah organisasi penelitian mengatakan "penelitian ini memberikan kontribusi berharga bagi semakin banyak bukti bahwa polusi udara bisa memengaruhi lebih dari sekadar kesehatan kardio-vaskular dan pernapasan."</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Namun, kata Reis variabel-variabel lain perlu ditelusuri. Misal pencapaian akademis pada tahap kehidupan awal dan penurunan kognitif pada usia tua karena paparan kehidupan awal terhadap polusi udara.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Ia menyimpulkan, penting untuk memajukan pemahaman tentang bagaimana polusi udara terkait dengan kesehatan mental yang di masa depan dapat berdampak pada kebijakan kualitas udara.</span></p>