<p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Kita perlu tahu jika mineral adalah hasil akhir dari proses alam yang sangat kompleks. Setiap mineral memiliki krakteristik, asosiasi dan lingkungan geologi berbeda – beda hingga kita bisa mengetahui dari mana dan bagaimana terbentuknya mineral tersebut. Secara fase reaksi, proses pembentukan mineral atau kristalisasi dibagi menjadi:</span></p> <ul> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><em>Nucleation</em>, yaitu pembentukan inti mineral di mana inti tersebut bisa berubah ukuran menjadi besar di dalam proses pertumbuhan. Inti ini menjadi besar sebagai akibat dari kumpulan material pokok mineral yang saling terikat.</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Pertumbuhan dan Pembesaran, proses ini bisa terjadi jika berada pada kondisi yang menguntungkan. Pertumbuhan sendiri dimulai dari bertambahnya lapisan secara bertahap, secara perlahan pertumbuhan sampai mencapai kondisi yang stabil.</span></li> </ul> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Di alam keberadaan mineral ada berbagai macam. Secara umum mineral terbagi menjadi dua yaitu mineral berjenis logam dan mineral non logam. Kedua jenis logam tersebut terbentuk akibat adanya proses mineralisasi yang berasal dari kegiatan magmatis, mineral ekonomis lain, serta proses alterasi yaitu mineral yang berasal dari suatu mineral dan telah ada karena faktor tertentu. Proses pembentukan mineral baik secara alterasi maupun mineralisasi, tidak terlepas dari beberapa faktor. Dampak dari faktor tersebut berbeda untuk setiap mineral. Proses pembentukan mineral menurut M. Bateman dibagi menjadi beberapa proses sehingga menghasilkan mineral tertentu. Proses pembentukan mineral tersebut antara lain:</span></p> <ol> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Proses magmatis</strong></span></li> </ol> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Sesuai namanya, proses pembentukan mineral ini terjadi di dapur magma primer sehingga mineral yang terbentuk akan bersifat ultra basa untuk kemudian mengalami pendinginan dan pembekuan hingga membentuk mineral – mineral bijih dan silikat. Mineral tersebut pada suhu tinggi yaitu sekitar lebih dari 600 derajat celcius sehingga berhasil mengubah stadium liquido magmatis menjadi mineral berbentuk logam maupun non logam. Proses pembentukan magmatis sendiri terbagi menjadi 2 macam, antara lain:</span></p> <ul> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Early magmatis, yaitu sebuah endapan yang berasal dari proses magmatik secara langsung dan lebih dikenal dengan sebutan orthomagmatik di mana pada proses ini terjadi pengkristalan magma hingga mencapai 90%. Khusus mineral bijih, selalu berasosiasi dengan batuan beku plutonik ultrabasa dan basa. Untuk bentuk endapan terbagi menjadi 3 cara yaitu dengan cara injeksi, disseminated dan segregasi.</span></li> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Late magmatis, mineral ini berasal dari kristal yang telah terbentuk dari batuan silikat dan berasal dari sisa magma yang sangat kompleks serta memiliki corak dengan banyak variasi. Sifat mineral dari late magmatis ini yaitu mobilitas tinggi. Di dalam late magmatis terdapat istilah jebakan ore yang terbentuk setelah adanya batuan silikat yang menerobos serta bereaksi dan perubahan tersebut disebut deuteric alteration. Jebakan ore late magmatic yang bergabunga dengan batuan beku dasar menghasilkan berbagai macam proses differensiasi dan masuk ke dalam beberapa golongan yaitu <em>residual liquid injection</em>, <em>residual liquid segregation</em>, <em>immiscible liquid injection</em>, dan <em>immiscible liquid segregation</em>.</span></li> </ul> <ol start='2'> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Proses Pegmatisme</strong></span></li> </ol> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Proses pembentukan mineral selanjutanya yaitu tahap pegmatisme. Pada proses ini larutan sisa magma yang terdiri atas cairan dan gas mempunyai suhu sekitar 450<sup>o</sup>C – 600<sup>o</sup>C. Di tahap ini juga terjadi kumpulan batuan berupa batuan granit.</span></p> <ol start='3'> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Proses Pneumatolisis</strong></span></li> </ol> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Pada tahap ini, suhu mineral mulai menurun yaitu sekitar 450<sup>o</sup>C – 550<sup>o</sup>C dan selanjutnya terjadi akumulasi gas sehingga menghasilkan jebakan pneumatolisis yang hanya menghasilkan sisa magma dalam bentuk cair. Terdapat unsur volatile yang bergerak menerobos batuan beku dan juga batuan yang ada di sekitarnya, hingga akhirnya tercipta mineral karena adanya proses volatile maupun proses sublimasi dari batuan – batuan yang telah diterobos. Hasil dari kedua proses tersebut berupa endapan mineral yang disebut mineralpneumatolitis.</span></p> <ol start='4'> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Proses Hidrotermal</strong></span></li> </ol> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Proses hidrotermal yaitu proses pembentukan mineral karena adanya pengaruh dari suhu atau temperatur serta tekanan sangat rendah dan adanya larutan magma yang sudah terbentuk sebelumnya. Bentuk – bentuk dari endapan mineral bisa ditemukan sebagai bagian dari proses endapan hidrotermal yang disebut <em>Cavity Filling</em>.<em> Cavity Filling</em> sendiri merupakan suatu proses mineralisasi dengan mengisi ruang bukan rongga yang terdapat di dalam batuan dan terdiri atas mineral – mineral yang telah diendapkan dari larutan bukaan – bukaan batuan.</span></p> <ol start='5'> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Proses Replacement</strong></span></li> </ol> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Proses ini juga disebut sebagai proses <em>metasomatic replacement</em> yaitu proses pembentukan endapan – endapan yang berasal dari mineral epigenetik yang didominasi dengan pembentukan endapan hipotermal dan mesotermal di mana proses ini penting di dalam kelompok epitermal. Pada endapan metasomatik terdapat mineral bijih yang telah terbentuk dan dikontrol oleh unsur – unsur sulfida serta didominasi oleh formasi unsur – unsur endapan mineral.</span></p> <ol start='6'> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Proses Sedimenter</strong></span></li> </ol> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Proses ini menghasilkan endapan yang berasal dari proses pengendapan beberapa mineral dan telah mengalami pelapukan batuan sebelumnya. Hingga akhirnya terkumpul dan tersedimentasi di suatu tempat.</span></p> <ol start='7'> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Proses Evaporasi</strong></span></li> </ol> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Proses evaporasi merupakan suatu proses dari pembentukan mineral yang terdapat di daerah kering dan juga panas hingga tidak heran jika di daerah ini proses penguapan sering terjadi. Akibatnya mineral yang terlarut di dalam air akan tetap tinggal saat penguapan sedang terjadi.</span></p> <ol start='8'> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Konsentrasi Residu Mekanik</strong></span></li> </ol> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Pada tahap ini terdapat endapan residual yang merupakan hasil dari </span><a href='https://ilmugeografi.com/geologi/proses-pelapukan'><span style='color:#000000'>proses pelapukan</span></a><span style='color:#000000'> dan pengendapan terjadi di tempat yang sama. Sehingga dapat dikatakan jika endapan tersebut tidak mengalami perpindahan menggunakan media seperti air atau angin. Proses pelapukannya sendiri bisa terjadi secara kimia dan juga fisika.</span></p> <ol start='9'> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Proses Oksidasi dan Supergen Enrichment</strong></span></li> </ol> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Mineral bijih yang berada di dekat permukaan bumi, akan mengalami pelapukan dan itu disebabkan oleh udara ataupun rembesan dari air. Akibatnya muncullah pelapukan hingga pelarutan dari batuan di mana batuan tersebut membentuk padatan yang masif berubah menjadi porus disebut dengan gossam. Terdapat mineral primer yang mengalami oksidasi sampai dengan batas muka air tanah atau zona oksidasi. Di zona oksidasi terjadi akumulasi mineral oksida sekunder limonit yang mempunyai ciri khusus. Selanjutnya terjadi pelarutan garam dan asam sulfat di zona sulfidasi atau daerah di bawah air tanah, di daerah ini juga terbentuk mineral sekunder.</span></p> <ol start='10'> <li style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Proses Metamorfisme</strong></span></li> </ol> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Pada proses ini terbentuk batuan metamorf yang berasal dari mineral batuan beku, mineral metamorf dan mineral batuan sedimen. Di proses metamorfisme ini terjadi perubahan dari suatu mineral menjadi mineral baru atau menghasilkan mineral yang sama akan tetapi mempunyai sifat berbeda sebab menyesuaikan dengan keadaan lingkungan yang baru. Contoh perubahan mineral lama menjadi mineral baru yaitu mineral homblende menjadi mineral serpentine, sedangkan perubahan mineral lama menjadi mineral sama dengan sifat berbeda yaitu mineral calcite menjadi mineral calcite kembali namun dengan sifat yang berbeda.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Itulah tadi tahapan atau proses pembentukan mineral. Semoga bisa bermanfaat untuk kalian.</span></p>