<p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Sepanjang tahun 2020, banyak sekali kejadian atau fenomena sains yang terjadi di Bumi ini. Setidaknya ada 5 berita sains yang menghebohkan masyarakat di tahun 2020 lalu.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Mulai dari munculnya virus corona dan pandemi covid-19, munculnya tanda kehidupan di planet venus hingga berita mengenai matahari buatan China. Berikut ulasannya.</span></span></span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><span class='marker'><strong>1. Virus Corona & Pandemi COVID-19</strong></span></span></span></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Berita sains paling mengemparkan dan mempengaruhi kehidupan umat manusia di tahun 2020 ini tak lain adalah Virus Corona.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Virus Corona atau <em>severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)</em> adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit akibat infeksi virus ini disebut </span><a href='https://saintif.com/virus-corona-atmosfer/'><span style='color:#000000'>COVID-19.</span></a></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><img alt='berita sains' src='https://saintif.com/wp-content/uploads/2021/01/virus-corona.jpg' style='height:265px; width:400px' /></span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Kasus pertama Covid-19 dilaporkan di Wuhan, China, pada akhir 2019 dan menyebar ke seluruh dunia. Hingga saat ini, virus ini telah menginfeksi 100 juta penduduk di dunia dengan kematian mencapai lebih dari 2 juta jiwa.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><img alt='' src='https://saintif.com/wp-content/uploads/2021/01/image-135-1024x134.png' style='height:52px; width:400px' /></span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Sumber covid19.co.id di akses 25 Januari 2021</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Di Indonesia sendiri kasus COVID-19 saat ini hampir menginjak 1 juta kasus dengan jumlah kematian lebih dari 28 ribu jiwa.</span></span></span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span class='marker'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>2. Tanda Kehidupan di Planet Venus</strong></span></span></span></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Sejumlah astronom masih terus mendalami kemungkinan itu setelah mereka mendeteksi gas di atmosfer Venus.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Gas tersebut diketahui sebagai gas fosfin, sebuah molekul yang terbuat dari sebuah atom fosforus dan tiga atom hidrogen. Di Bumi gas Fosfin ini diproduksi oleh bakteri yang berkembang di lingkungan yang kekurangan oksigen.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><img alt='' src='https://saintif.com/wp-content/uploads/2021/01/Venus.jpg' style='height:267px; width:400px' /></span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Profesor Jane Greaves dari Cardiff University dan timnya pertama kali mengidentifikasi gas fosfin di Venus ini menggunakan Teleskop James Clerk Maxwell di Hawaii.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Dari hasil penelitian ini, peneliti mengungkapkan tidak menemukan bentuk kehidupan yang sebenarnya di Venus.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Namun, jika kita berharap ada kehidupan di Venus lokasi adanya gas Fosfin itulah semestinya kita berharap dapat menemukannya</span></span></span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><span class='marker'><strong>3. Penemuan organ tubuh baru manusia</strong></span></span></span></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Tubuh manusia masih menyimpan banyak teka-teki yang menunggu untuk dipecahakan.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Tahun ini, para ilmuwan menemukan organ baru pada manusia, yaitu satu pasang kelenjar ludah yang terletak jauh di bagian atas tenggorokan.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><img alt='berita sains' src='https://saintif.com/wp-content/uploads/2021/01/organ-tubuh-manusia.jpg' style='height:329px; width:400px' /></span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Sebelum menemukan kelenjar tersembunyi ini, ilmuwan hanya menganggap bagian dari kelenjar ludah mikroskopis yang menyebar, dan tidak mengira ada organ di daerah ini di belakang hidung.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Kelenjar ini kemudian diberi nama kelenjar tubarial.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Rata-rata panjang kelenjar ini sekitar 1,5 inci (3,9 cm), dan mungkin berfungsi untuk melumasi dan melembabkan tenggorokan bagian atas di belakang hidung dan mulut.</span></span></span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong><span class='marker'>4. Matahari Buatan dari Cina</span></strong></span></span></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Matahari buatan dari China ini sesungguhnya bukan secara harfiah adalah <strong>“matahari”</strong>, namun sebuah eksperiman reaktor fusi nulir yang reaksinya meniru reaksi yang terjadi di matahari.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Penelitian pada Reaktor yang disebut HL-2M Tokamak merupakan perangkat penelitian eksperimental fusi terbesar dan tercanggih di China.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Hasil dari penelitian reaktor HL-2M Tokamak ini diharapkan sebagai sumber energi dapat membantu China mencapai target produksi energi fusi yang akan dikomersialkan pada tahun 2050.</span></span></span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><span class='marker'><strong>5. Lubang ozon terbesar di Kutub Utara</strong></span></span></span></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Bulan maret 2020 lalu, peneliti di Copernicus Atmosphere Monitoring Service (CAMS) mendeteksi lubang terbesar di lapisan ozon yang pernah tercatat di wilayah Kutub Utara.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><img alt='berita sains' src='https://saintif.com/wp-content/uploads/2021/01/Lubang-ozon-terbesar-di-kutub-utara.jpg' style='height:225px; width:400px' /></span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Lubang itu menutupi area kira-kira tiga kali ukuran Greenland dan berpotensi membuat orang yang tinggal di lintang utara jauh terpapar radiasi ultraviolet tingkat tinggi.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Menurut lembaga CAMS lubang ozon tersebut terbentuk akibat kondisi cuaca yang tidak lazim di wilayah Kutub Utara. Untungnya, lubang tersebut akhirnya menutup dengan sendirinya.</span></span></span></p>