Kalau boleh tahu, apa sih jawabanmu saat ditanya apa cita-citamu oleh guru SD atau TK-mu dulu? Mungkin kamu akan menjawab dokter, polisi, pilot, guru, dan lain sebagainya. Seiring waktu berlalu, kamu sudah beranjak dewasa dan mulai berpikir: cita-cita itu realistis nggak sih? Lalu, pada akhirnya, kamu harus membuat pilihan karier dari situasi dan kondisi yang kamu hadapi sekarang. Entah itu sesuai dengan cita-citamu dulu atau melenceng jauh. Hal yang sama dialami oleh Mohammed Abubakar. Seorang pria dari Nigeria yang berhasil meraih mimpi dan cita-citanya menjadi pilot setelah 24 tahun berusaha. Bahkan dia pun nggak menyangka bisa meraih mimpi tersebut. Perjuangan Abubakar juga nggak nanggung-nanggung. Kariernya diawali dengan menjadi cleaning service di maskapai penerbangan, hingga kini berhasil menjadi kapten penerbangan. Yuk, simak kisah selengkapnya. Semuanya berawal dari kegagalan Mohammed Abubakar di ujian masuk kuliah. Ia terlambat saat mendaftar Sebagaimana anak-anak lain, setelah lulus SMA, Abubakar merantau ke kota Kaduna dan berniat untuk mendaftar ke Kaduna Polytechnic. Sayangnya, Abubakar gagal karena dia bahkan terlambat untuk melakukan pendaftaran. Karena nggak ingin menganggur, akhirnya Abubakar berusaha mencari pekerjaan di kota Kaduna. Ia pun diterima sebagai petugas kebersihan di Kabo Air. Kariernya di Kabo Air berjalan dari nol. Diawali menjadi cleaning service dengan gaji Rp8.000,- per hari hingga menjadi aircraft cleaner Karier pekerjaan Abubakar dimulai dari sini. Sebagai petugas kebersihan, penghasilan Abubakar hanya N200 setiap harinya, atau kurang lebih Rp8.000,-. Dari situ, pekerjaan Abubakar pun berubah. Ia kemudian diangkat menjadi ground staff yang bekerja nyaris di semua unit perusahaan, kecuali bagian keamanan. Termasuk menjadi aircraft cleaner. Di sini, penghasilannya yang awalnya hanya Rp8.000,- per hari, meningkat menjadi N17.000 atau sekitar Rp650.000,-. Delapan tahun di Kabo Air, Mohammed pindah ke Aero Contractor dan menjadi Flight Attendant. Di sini, ia mulai belajar mengelola penghasilan Setelah 8 tahun meniti karier di Kabo Air, Abubakar pindah ke Aero Contractor. Di sana ia nggak lagi menjadi petugas bersih-bersih, melainkan menjadi flight attendant di bagian penerbangan minyak dan gas. Di sinilah, Abubakar menjalin hubungan yang baik dengan wakil managing director-nya. Berawal dari beberapa input yang diberikan oleh Abubakar terkait pelayanan penerbangan, sang wakil managing director-nya mulai meminta pendapat Abubakar mengenai berbagai hal terkait pekerjaan. Ada kisah unik ketika Abubakar menerima gaji pertamanya. Ia sempat merasa perusahaan salah memberinya gaji karena kebanyakan. Abubakar bahkan sempat berniat mengembalikannya. Hal itu karena gajinya meningkat dengan cukup drastis dari gajinya di posisi sebelumnya. Dari sinilah, Abubakar mulai mengelola keuangannya. Alih-alih foya-foya, dia memilih menabung dan melakukan investasi bersama temannya. Setelah tabungannya cukup, Abubakar memutuskan untuk ambil sekolah penerbangan di Kanada. Sayangnya, setelah lulus dia tak punya uang Setelah menabung lama dan berinvestasi, akhirnya tabungan Abubakar pun cukup banyak. Dengan hal ini, ia menemui managing director-nya, dan meminta saran tentang mimpinya menjadi pilot. Sang atasan sangat senang dan mendukung keinginan tersebut. Selanjutnya, Abubakar pergi ke Kanada untuk sekolah penerbangan dengan biaya yang telah ia kumpulkan selama puluhan tahun. Namun, biaya sekolah penerbangan memang nggak murah. Setelah Abubakar menyelesaikan pendidikannya di Kanada dan kembali ke Nigeria, uangnya sudah habis. Padahal dia masih harus mencari surat izin untuk menjadi pilot pesawat komersial. Di sini, relasi baiknya dengan wakil managing director memberinya keuntungan. Abubakar kembali ke Kanada untuk menempuh training pilot pesawat komersial sampai mencapat license, dengan dibiayai oleh kantornya. 24 Tahun berlalu setelah mimpi itu, Mohammed Abubakar berhasil meraihnya. Ia berhasil melepaskan diri dari kegagalan dan mengejar mimpi yang sempat tertunda Perjalanan panjang Abubakar akhirnya mendapatkan jawaban. Setelah 24 tahun bekerja di industri pesawat terbang, ia berhasil menjadi pilot seperti yang ia cita-citakan. Padahal kegagalan di masa lalu itu membuatnya sadar bahwa perjalanannya menggapai mimpi sangatlah berat. Dia bahkan sempat berpikit untuk berhenti. Untung saja, Abubakar cukup gigih dalam berjuang, ya. Kalau ia nggak cukup gigih dan mudah berputus asa, tentu nggak ada tanda strip 4 yang tersemat di pundaknya. Kisah ini mengingatkan kita bahwa mimpi selalu bisa menjadi kenyataan. Kalau bukan sekarang, mungkin nanti di masa yang akan datang Ada banyak hikmah yang bisa kita petik dari kisah inspiratif Abubakar. Pertama, ketelatenan dan kegigihan mengejar karier dari bawa berperan besar dalam kesuksesan. Nggak perlu terburu-buru ataupun berkecil hati bila posisi pekerjaan masih di bawah. Pelan-pelan, kita bisa mencapai posisi yang diinginkan. Kedua, nggak ada salahnya menjalin relasi yang baik dengan atasan dan rekan kerja. Karena kita nggak pernah tahu apa yang kita butuhkan di masa depan. Hal itu pastinya akan memberi banyak keuntungan. Ketiga, nggak ada yang mustahil dari sebuah mimpi. Meski apa yang kamu cita-citakan nggak bisa kamu raih sekarang, dan kamu sudah gagal, nggak perlu terburu-buru mengubur mimpi itu dalam-dalam. Karena selalu ada kemungkinan mimpi itu jadi kenyataan asal tetap dikejar. Kalau nggak sekarang, ya nanti di masa yang akan datang. “Aku sudah berhasil mengatasi badai, dan di sinilah aku sekarnag,” tutur Mohammed Abubakar kepada Daily Trust. Rasanya kebahagiaan Abubakar bisa dibayangkan. Setelah puluhan tahun berusaha, dari zero sampai ke hero, akhirnya ia bisa mencapai cita-cita. Kamu dan kita semua juga bisa kok. Asalkan, selalu ada semangat dan tekad untuk mengejarnya. Semangaattt, guys~