<p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Kali ini kalian akan diajak untuk membahas mengenai salah satu materi di </span><a href='https://pinterkelas.com/contoh-majas-pleonasme-pembahasan-dan-pengertian/'><span style='color:#000000'>bidang kebahasaan</span></a><span style='color:#000000'> dalam pelajaran Bahasa Indonesia, yakni pengertian fakta dan opini. Namun seperti biasa, tidak hanya akan membahas mengenai pengertian fakta dan opini kalian juga akan diberikan materi mengenai fakta dan opini berdasarkan ciri-ciri, perbedaan di antaranya, dan tidak ketinggalan contohnya! Yuk kita mulai belajaranya!</span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><span style='font-size:16px'><strong>Pengertian Fakta dan Opini: Etimologis</strong></span></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Jika dirunut berdasarkan etimologisnya, pengertian fakta dan opini memiliki linimasa historis yang berbeda karena masing-masing berasal dari dua kata yang berbeda dan bukan merupakan kesatuan. fakta berasal dari bahasa Latin yakni, ‘<em>factus,</em>’ yang memiliki arti sebagai segala sesuatu yang tertangkap oleh indera manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan. Sementara itu opini berasal dari bahasa Inggris yakni, ‘<em>opinion,</em>’ yang definisinya adalah sebuah pendapat, ide atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang berlaku pada masa depan dan kebenaran atau kesalahannya serta tidak dapat langsung ditentukan misalnya menurut pembuktian melalui induksi.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Sedangkan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ‘fakta’ adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Di samping itu, definisi ‘opini’ adalah pendapat; pikiran; pendirian.</span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><span style='font-size:16px'><strong>Ciri-ciri Fakta</strong></span></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>1. Sudah teruji kebenarannya di depan khalayak umum serta bersifat objektif.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>2. Memiliki data yang akurat atau bukti sebagai pendukung kebenarannya.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>3. Pernah dilihat oleh manusia serta telah dilakukan pengujian dan pemastian di khalayak umum.</span></p> <h3 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><span style='font-size:16px'><strong>Ciri-ciri Fakta dalam Kalimat</strong></span></span></h3> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Data yang Akurat</strong></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Ciri-ciri adanya fakta dalam sebuah kalimat yang pertama adalah memiliki data yang akurat. Dalam sebuah kalimat yang berisi fakta, pembaca dapat menemukan adanya data yang jelas terhadap suatu peristiwa atau kejadian yang dipaparkan dalam kalimat tersebut. Di dalam suatu kalimat, data tersebut dapat berupa bilangan statistik, tanggal dan waktu kejadian, maupun hal lain yang sudah terelbih dahulu diverifikasi kebenarannya.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Narasi dan Sudut Pandang yang Bersifat Objektif</strong></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Ciri-ciri adanya fakta dalam sebuah kalimat yang kedua adalah narasi atau sudut pandang yang bersifat objektif. Narasi dan sudut pandang yang dimaksud objektif dalam kalimat fakta adalah, pernyataan yang terdapat di dalamnya bersifat umum atau general (tidak mewakilkan) dan dapat diverifikasi kebenarannya oleh banyak pihak, khususnya oleh badan atau lembaga resmi yang terkait.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Kenyataan</strong></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Ciri-ciri adanya fakta dalam sebuah kalimat yang berikutnya adalah bersifat nyata atau benar-benar terjadi. Sebuah kalimat dapat diakui sebagai fakta jika pernyataan di dalamnya memaparkan situasi yang benar-benar sedang atau telah terjadi.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><img alt='pengertian fakta dan opini' src='https://pinterkelas.com/wp-content/uploads/2019/12/foto-oleh-Jack-Carter.jpg' style='height:233px; width:350px' /></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>foto oleh Jack Carter</span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Ciri-ciri Opini</strong></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>1. Belum teruji kebenarannya dan masih bersifat subyektif.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>2. Tidak memiliki data pendukung atau bukti yang akurat.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>3. Merupakan suatu peristiwa yang belum terjadi, karena merupakan suatu pendapat.</span></p> <h3 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Ciri-ciri Opini dalam Kalimat</strong></span></h3> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Mengandung Pendapat Pribadi</strong></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Ciri-ciri adanya opini dalam sebuah kalimat yang pertama adalah mengandung pendapat pribadi. Opini merupakan sebuah ungkapan yang dinyatakan berdasarkan pendapat pribadi. Maka dalam kalimat yang berisikan opini, pembaca akan menemukan pendapat pribadi yang mewakilkan suatu kelompok atau sebuah individu dalam peristiwa atau kejadian.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Narasi dan Sudut Pandang yang Bersifat Subjektif</strong></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Ciri-ciri adanya opini dalam sebuah kalimat yang kedua adalah narasi dan sudut pandang yang bersifat subjektif. Narasi dan sudut pandang yang dimaksud subjektif dalam kalimat opini adalah, pernyataan yang terdapat di dalamnya bersifat condong memihak atau mewakilkan pendapat dari sebuah individu atau suatu kelompok. Adanya sudut pandang yang subjektif tersebut menandakan pendapat yang dikemukakan tidak netral. Opini juga belum dapat dipastikan kebenarannya karena masih sekadar pendapat pribadi dan tidak terverifikasi.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Kata yang Bersifat Relatif</strong></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Ciri-ciri adanya opini dalam sebuah kalimat yang berikutnya adalah mempunyai kata yang bersifat relatif. Pada kalimat opini, pembaca akan cenderung menemukan kata yang bersifat relatif. Arti dari kata yang bersifat relatif di sini adalah kata atau frasa pada kalimat yang cenderung dapat berubah-ubah tergantung pada siapa yang menyatakannya. Contoh kata yang bersifat relatif tersebut di antaranya: paling, lebih, agak, ataupun biasanya.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><img alt='pengertian fakta dan opini' src='https://pinterkelas.com/wp-content/uploads/2019/12/Vanilla-Bear-Films.jpg' style='height:233px; width:350px' /></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>sebuah wawancara. foto oleh Vanilla Bear Films</span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Perbedaan Antara Fakta dan Opini</strong></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Fakta adalah sesuatu yang terjadi sesuai dengan peristiwa atau kejadian dalam kenyataan. Maka pernyataan yang berupa fakta dinyatakan sesuai dengan peristiwa atau kejadian yang terjadi pada kenyataan. Maka, fakta adalah hal yang sulit untuk dapat terbantahkan karena dapat disaksikan atau diketahui oleh banyak pihak. Meskipun demikian, fakta tersebut masih bisa unutk berubah jika ditemukan fakta baru yang lebih jelas dan juga lebih dapat dipastikan akurasinya.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Sementara itu, opini adalah suatu pendapat pribadi yang belum dapat dipastikan mengenai kebenarannya apakah sesuai denga kenyataan atau tidak. Namun pendapat pribadi bisa saja mengandung kebenaran atau justru yang sebaliknya. Opini tersebut akan dapat semakin mendekati kebenaran apabila ditunjang oleh keberadaan suatu fakta kuat terkait pendapat pribadi tersebut.</span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Contoh Fakta dan Opini</strong></span></h2> <h3 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Contoh Fakta</strong></span></h3> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>“</span><a href='https://pinterkelas.com/10-konsep-geografi-beserta-contoh-contohnya-apa-saja/'><span style='color:#000000'>Letak astronomis dari negara Indonesia berada pada 6 derajat Lintang Utara hingga 11 derajat Lintang Selatan hingga 95 derajat Bujur Timur dan 141 Bujur Timur (6oLU-11oLS, dan 95oBT-141oBT)</span></a><span style='color:#000000'>”</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>“</span><a href='https://pinterkelas.com/10-konsep-geografi-beserta-contoh-contohnya-apa-saja/'><span style='color:#000000'>Sementara itu, letak geografis Indonesia terletak di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia, yang juga diapit oleh dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samuder Pasifik.</span></a><span style='color:#000000'>”</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>“</span><a href='https://g.co/kgs/Vmdu5C'><span style='color:#000000'>Jarak antara bumi dan matahari adalah 149,6 juta kilometer (yaitu 92,95 juta mil)</span></a><span style='color:#000000'>.”</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>“</span><a href='https://pinterkelas.com/apa-saja-tujuan-kebijakan-moneter-jenis-dan-instrumennya/'><span style='color:#000000'>Kebijakan moneter ekspansif atau yang disebut juga dengan monetary expansive policy, adalah kebijakan yang diambil agar meningkatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat.</span></a><span style='color:#000000'>”</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>“</span><a href='https://pinterkelas.com/apa-saja-tujuan-kebijakan-moneter-jenis-dan-instrumennya/'><span style='color:#000000'>Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang diubah melalui UU No. 3 Tahun 2004 dan UU No. 6 Tahun 2009 pada pasal 7, kebijakan moneter menurut Bank Indonesia adalah memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.</span></a><span style='color:#000000'>”</span></p> <h3 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Contoh Opini</strong></span></h3> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>“Em, kebetulan saya sendiri. Soalnya rumah ini kalo menurut suami, yah, rumah itu ratunya istri, jadi semua yang di…di apa…yang diinginin istri ya maunya kayak gimana, ya harus istri yang nentuin. Gitu…”</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>“Kebetulan sih ini bukan termasuk perumahan, ya. Sebenernya bukan perumahannya gitu. Jadi perbatasan… kita tuh termasuknya ke kampungnya. Jadi ini kampungnya, cuman deketan sama… jadi di belakang perumahan XXX. Jadi ini desain sendiri. Jadi bukan dari perumahan.”</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>“Biasanya murid Sekolah Menegah Atas belum mempunyai Surat Izin Mengemudi karena adik-adik saya seperti itu.”</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>“Sepertinya hari ini kota Bogor akan turun hujan karena saya merasa cuaca dingin sekali.”</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>“Saya rasa kesuksesan ditentukan oleh nilai selama masa bersekolah.”</span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>Bagaimana Membedakan Fakta dan Opini?</strong></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Seperti yang telah dipaparkan dalam poin-poin sebelumnya bahwa fakta memiliki data yang telah dipastikan akurasinya, lalu narasi dan sudut pandangnya bersifat objektif karena tidak memiliki keraguan atas kebenarannya. Sementara itu, dalam kalimat opini terdapat kata-kata yang masih perkiraan seperti: bisa jadi, sepertinya, saya pikir, dan lain sebagainya. Maka kata-kata dalam kalimat opini tersebut menunjukkan bahwa pernyataanya masih dalam pertimbangan atau pendapatnya dan belum dapat terbukti kebenarannya.</span></p>