<p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Pernahkah kamu mendengar tentang metode dalam sebuah penelitian? Metode dalam penelitian merupakan langkah-langkah yang perlu dilakukan seorang peneliti pada saat memecahkan suatu masalah. Nantinya, hasil yang didapatkan juga harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Saat ini, metode penelitian memang belum banyak digunakan di bangku sekolah. Namun, kalau kamu lanjut kuliah dan ketemu skripsi, metode penelitian akan sangat berdampak terhadap hasil skripsi kamu, <em>lho. </em>Wah, kalau gitu lebih baik kamu cari tahu dari sekarang ya, jenis-jenis metode penelitian apa saja yang ada. Siapa tahu, sudah dari sekarang kamu terinspirasi mau bikin skripsi apa!</span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>1. Metode Eksperimental</strong></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><img alt='' src='https://quipper-video-wordpress.s3.amazonaws.com/images/2019/04/Simak-4-Jenis-Metode-Penelitian-dan-Contohnya-Ini-Yuk.png' style='height:267px; width:400px' /></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Bagaimana cara mengumpulkan data dalam metode satu ini?</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Penelitian menggunakan metode eksperimental akan mengumpulkan data dengan berbagai macam cara, mulai dari survei, observasi, hingga wawancara. Bedanya, metode ini akan membagi objek penelitiannya menjadi dua kelompok—kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Kedua kelompok diusahakan untuk memiliki karakteristik yang semirip mungkin. Kelompok eksperimen akan menerima perlakuan baru dari peneliti, misalnya kebijakan baru, sementara kelompok kontrol tidak. Bagaimana cara mengolah dan menganalisis data?</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Nantinya, data akan terhimpun sesuai dengan cara pengumpulannya. Yang menjadi garis besar dari penelitian ini ialah hasil dari perlakuan baru terhadap kelompok eksperimen. Apabila hasilnya tidak memiliki perbedaan yang signifikan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan baru tersebut tidak memiliki pengaruh signifikan juga.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Seperti apa contoh dari penggunaan metode eksperimental?</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Misalnya, sebuah sekolah berwacana untuk mengurangi banyaknya waktu yang dihabiskan siswa untuk bermain <em>game</em>. Sekelompok siswa yang menghabiskan lebih dari 5 jam dalam sehari untuk bermain <em>game</em> dikumpulkan dan dibagi ke dalam dua kelompok. Pada kelompok pertama, siswa diberikan aktivitas baru sebagai pengganti <em>game, </em>sementara pada kelompok kedua, siswa tidak diberikan aktivitas apapun.</span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>2. Metode Longitudinal</strong></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><img alt='' src='https://quipper-video-wordpress.s3.amazonaws.com/images/2019/04/Simak-4-Jenis-Metode-Penelitian-dan-Contohnya-Ini-Yuk2.png' style='height:267px; width:400px' /></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Bagaimana cara mengumpulkan data dalam jenis metode penelitian satu ini?</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Penelitian menggunakan metode longitudinal akan mengumpulkan data dengan berbagai macam cara, namun yang paling umum dilakukan ialah survei. Sampel penelitian akan diberikan kuesioner/angket yang harus diisi. Kemudian, dalam jangka waktu tertentu setelah melakukan survei yang pertama, peneliti akan melakukan survei kedua, dan seterusnya untuk kemudian mencari perubahan yang terjadi. Tidak ada ketentuan berapa kali peneliti harus mengulang surveinya, namun, biasanya dilakukan paling tidak sebanyak dua kali.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Bagaimana cara mengolah dan menganalisis data? Data yang telah terhimpun dapat diolah serta dianalisis secara manual ataupun dengan perangkat lunak yang berfungsi sebagai pengolah data.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Contoh dari penggunaan metode longitudinal, misalnya, seorang peneliti akan melakukan penelitian terhadap eks pecandu narkoba dalam lingkungan masyarakat dengan melakukan wawancara terhadap partisipan terpilih. Hasil wawancara akan dicatat baik-baik untuk dijadikan arsip. Lalu, setiap enam bulan, peneliti akan mendatangi partisipan yang sama untuk melihat perubahan/perkembangannya.</span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>3. Metode Deskriptif</strong></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><img alt='' src='https://quipper-video-wordpress.s3.amazonaws.com/images/2019/04/Simak-4-Jenis-Metode-Penelitian-dan-Contohnya-Ini-Yuk1.png' style='height:267px; width:400px' /></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Sesuai dengan namanya, dalam penelitian dengan metode deskriptif, peneliti akan mendeskripsikan suatu fenomena dengan berdasarkan pada pengalaman partisipan riset serta hasil observasi yang telah dilakukannya. Data yang terhimpun disebut data deskriptif/data naratif. Selain menggunakan observasi pada saat mengumpulkan data, cara lain yang lazim digunakan adalah wawancara.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Cara mengolah data metode deskriptif, data yang telah terhimpun akan diolah kemudian dianalisis dengan mengkoding istilah/frase/narasi tertentu yang diambil dari data deskriptif.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Misalnya, seorang peneliti akan melakukan penelitian terhadap penduduk yang menempati tempat tinggal di bantaran kali. Sebelum melakukan penelitiannya, peneliti akan membuat rumusan masalah berupa pertanyaan-pertanyaan yang umumnya dimulai dengan kata tanya ‘apa’. Rumusan masalah tersebut akan dijawabnya dengan cara mendeskripsikan.</span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><strong>4. Metode Studi Kasus</strong></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><img alt='' src='https://quipper-video-wordpress.s3.amazonaws.com/images/2019/04/Simak-4-Jenis-Metode-Penelitian-dan-Contohnya-Ini-Yuk3.png' style='height:267px; width:400px' /></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Penelitian yang menggunakan metode studi kasus biasanya memperoleh data yang dibutuhkan lewat berbagai cara, dimulai dari wawancara, observasi, ataupun pemeriksaan dokumen. Perbedaan dari metode ini dengan metode yang lainnya adalah lingkup penelitian yang lebih terbatas, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan penelitiannya secara lebih mendalam.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Data yang diperoleh kemudian akan diolah dan dianalisis setelah sebelumnya peneliti terlebih dahulu melakukan koding—merangkai variabel-variabel yang saling berkaitan untuk kemudian dianalisis, baik secara manual maupun dengan bantuan dari perangkat lunak pengolahan data.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Misalnya, seorang peneliti melakukan penelitian terhadap pengaruh pengajaran kecerdasan emosi di sekolah terhadap <em>bullying</em> yang marak terjadi di kalangan remaja. Penelitian ini memiliki lingkup yang terbatas dan spesifik.</span></p>