<p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Dilansir dari psychcentral.com, dalam psikiatri modern, ada lebih dari satu tipe kelainan bipolar dan para pasiennya akan diberi tahu bahwa mereka berada "di suatu titik pada spektrum bipolar" serupa dengan yang terjadi pada spektrum autisme. Ini bisa membingungkan karena seorang pasien yang baru didiagnosa akan bertanya, "Jadi sebenarnya saya ini bipolar atau gak?"</span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><img alt='e7-8abf25ccc7760d1b1c677b7c16ecafce.jpg' src='https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20170317/e7-8abf25ccc7760d1b1c677b7c16ecafce.jpg' style='height:267px; width:400px' /></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Berdasarkan dengan model terbaru yang dominan, spektrum bipolar dimulai dari bipolar I di ujung pertama, hingga ke cyclothymia dan gak terspesifikasi di ujung satunya. Kamu mungkin pernah mendengar bahwa <em>bipolar disorder</em> (BD) hanya dialami 1:100 orang, tapi berdasarkan spektrum yang terbaru, fakta tersebut gak lagi valid.</span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><strong>Satu persen dari populasi dewasa dinilai memiliki bipolar I, sementara lima persen dari populasi memiliki jenis bipolar lainnya.</strong></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><img alt='e1-7e3494a7c1717428a83d797f932c8d0e.jpg' src='https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20170317/e1-7e3494a7c1717428a83d797f932c8d0e.jpg' style='height:225px; width:400px' /></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Bipolar I yang dianggap dialami oleh satu persen populasi dewasa memiliki ekspresi klasik dari kelainannya — seperti mania yang gak terkontrol terhadap sesuatu, berpotensi ganguan psikotik dan diselingi depresi. Memang mudah menyimpulkan bahwa di bagian kiri spektrum adalah yang "paling parah", sementara bagian paling kanan adalah yang "paling rendah". Namun bukan seperti itu cara pembacaan spektrum, yang diasosiasikan sebagai pelangi.</span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><strong>Selama ini dianggap bahwa bipolar I adalah yang paling parah dan itu bisa dinilai langsung dari tingkat kesuksesan seseorang, padahal gak begitu, semua tipe bipolar bisa sukses dalam hidupnya.</strong></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><img alt='e2-53afe81b4d258c5500f2a22cc1da671c.jpg' src='https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20170317/e2-53afe81b4d258c5500f2a22cc1da671c.jpg' style='height:200px; width:400px' /></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Bipolar I sampai saat ini masih membawa stigma paling menonjol, mungkin karena itu yang paling menyesuaikan dengan stereotipe usia terkait gangguan bipolar.</span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Ketika kita melihat seseorang yang prima dalam kesehariannya dan sukses, dikaitkan dengan pemilikan gangguan BD, kita bisa langsung mengasumsikan "Oh, dia cuma punya BD tipe ringan".</span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Padahal banyak orang yang prima tapi punya BD tipe I dan sebenarnya gak bisa langsung dibedakan dengan orang yang memiliki cyclothymia atau "BD ringan" yang sama-sama memiliki rasa tertekan dan disfungsi akut. Jadi susah menggeneralisasikan tipe bipolar mana yang paling "buruk".</span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><strong>Mengenal lebih dekat soal BIPOLAR I, jenis yang selama ini dianggap sebagai bipolar yang paling parah.</strong></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><img alt='e4-e8775a6f518e05b267a4699aa3d4bbd9.jpg' src='https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20170317/e4-e8775a6f518e05b267a4699aa3d4bbd9.jpg' style='height:225px; width:400px' /></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Sederhananya diagnosa ini diberikan ketika kamu pernah memasuki fase manik yang sangat liar. Walaupun cuma sekali. Bipolar jenis lain hanya melibatkan halusinasi ringan atau hipomania, bukan mania yang sepenuhnya meledak.</span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Gejala hipomania setara dengan mania tapi kurang "greget" dan seseorang dengan hipomania lebih bisa mengontrol tindakannya. Dalam bipolar I, fase depresi bisa berubah dari ringan sampai sangat akut.</span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><strong>Membahas BIPOLAR II, jenis tengah di spektrum yang selama ini dianggap sedang-sedang saja.</strong></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><img alt='e3-ec28ca82e3a9ebcca199261f148adda4.jpg' src='https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20170317/e3-ec28ca82e3a9ebcca199261f148adda4.jpg' style='height:266px; width:400px' /></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Di dalam klasifikasi ini, individunya "hanya" punya bentuk-bentuk hipomania, berlawanan dengan mania yang meledak sepenuhnya. Dalam fase ini, mereka bisa berpikir atau berkata sesuatu yang di luar karakter mereka biasanya tapi cenderung gak menjadi psikotik.</span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Selain itu mereka masih bisa berfungsi sosial secara normal dalam bekerja dan menjalin hubungan. Namun gak serta merta bisa dinilai sebagai titik tengah dalam keparahan BD hanya karena berada di tengah spektrum.</span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Karena berbicara soal depresi, tingkatnya bisa sama parah dan bertahan lama seperti bipolar I. Dibandingkan dengan bipolar lainnya, bipolar II memiliki masa depresi yang paling lama. Itulah kenapa secara statistik terbukti bahwa orang dengan bipolar II adalah yang paling banyak melakukan bunuh diri dari jenis bipolar lainnya.</span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><strong>Kali ini adalah cyclothymia serta jenis bipolar lainnya yang gak terspesifikasi, yang selama ini dianggap jenis BD paling ringan.</strong></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><img alt='e6-29d88b4f085fc31e1d52ec81eb5072b3.jpg' src='https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20170317/e6-29d88b4f085fc31e1d52ec81eb5072b3.jpg' style='height:267px; width:400px' /></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Pengelompokan ini dikatakan sebagai yang paling banyak di populasi yaitu sampai tiga persen, membuat para dewasa menjadi 5 persen dari populasi yang mengidap bipolar dalam spektrumnya.</span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Orang dalam klasifikasi ini akan menyadari bahwa <em>mood</em> mereka berubah-ubah dalam siklus. Namun mereka gak mengalami halusinasi yang parah seperti bipolar I ataupun II.</span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Perubahan <em>mood</em> pengidap cyclothymia mungkin ringan, tapi berlangsung secara kontinyu. Itu yang membedakan dengan bipolar I yang frekuensi depresinya lebih jarang walau jauh lebih parah.</span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><img alt='e5-31b7227f5a8acbf7edd17f99bbff1433.jpg' src='https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20170317/e5-31b7227f5a8acbf7edd17f99bbff1433.jpg' style='height:266px; width:400px' /></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Jadi, bipolar itu diklasifikasikan dalam spektrum seperti pelangi. Gak ada jenis BD yang lebih parah satu sama lain, karena masing-masing memiliki bentuk kekurangan versi parahnya sendiri-sendiri.</span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-size:14px'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'>Bagi kamu yang memiliki BD, teruslah berjuang mengejar impianmu karena sudah terbukti bahwa BD jenis apapun bisa sukses. Bagi kamu yang merasa gak memiliki BD, rangkul-pahami-dan dukunglah mereka yang memiliki BD karena itulah yang mereka perlukan.</span></span></p>