Hmm, timun itu ternyata sangat enak. Tanpa disadari, Kancil memakan timun-timun itu hingga perutnya kenyang. Kancil pun pulang dengan hati yang senang.
“Aku tak perlu pergi dari hutan untuk mencari makanan. Di ladang Petani, ada banyak sekali makanan,” gumam Kancil.
Benar saja. Hari-hari berikutnya, Kancil sering mengunjungi ladang Petani. Ia memakan timun-timun milik Petani. Lama-kelamaan, Petani menjadi geram.
“Aku harus memberi pelajaran untuk si pencuri. Tapi, bagaimana caranya?” pikir Petani.
Petani terus berpikir, sampai akhirnya ia menemukan sebuah ide. Petani mengambil bajunya yang sudah tak dipakai, taping, dan kelapa. Lalu ia menyatukan semua itu, membentuknya menjadi orang-orangan sawah. Kemudian, ia meletakkannya di ladang timun.
“Kau akan ketakutan begitu melihat orang-orangan sawah ini,” gumam Petani.
Kancil yang merasa lapar pun kembali ke ladang Petani. Ia sudah tak sabar ingin segera makan timun sebanyak-banyaknya.
“Aku akan membuat perutku kenyang, agar tak berkali-kali kembali ke ladang ini. Kalau perlu, aku akan membawa timun-timun itu pulang untuk persediaan makanan,” ucap Kancil.
Olala, betapa terkejutnya Kancil saat mendapati ada orang yang menjaga ladang Petani. Kancil yang berniat mencuri pun kemudian bersembunyi, sambil menunggu orang itu pergi.
Tapi, sudah lama ia menunggu, orang itu tak juga pergi dari tempatnya. Kancil yang sudah sangat lapar, akhirnya menyerah. Ia pun kembali ke rumah tanpa membawa timun.
", "url" : "https://www.utakatikotak.com/tag/Kancil-mencuri-mentimun", "publisher" : { "@type" : "Organization", "name" : "utakatikotak.com" } }Pesan moral dari fabel cerita rakyat Kancil mencuri mentimun adalah jangan tiru sifat kancil yang suka mencuri. Mencuri adalah perbuatan yang tidak baik yang bukan hanya dibenci oleh orang lain tetapi juga dibenci Tuhan.