<p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Banyak orang berolahraga atau jogging di pagi hari, dengan harapan bisa menghirup udara yang masih bersih. Karena udara pagi belum terlalu tercemari polusi dari asap kendaraan, cerobong pabrik, dan semacamnya. Tapi sebersih apa pun, udara yang kita hirup jelas bukan yang terbersih.<br /> <br /> Ironi keberadaan manusia di bumi adalah; di mana pun manusia berada, kemurnian akan lenyap. Termasuk udara. Di mana pun ada manusia, udara di situ pasti akan kotor, tercemar polusi, karena aktivitas manusia. Karenanya, jawaban untuk pertanyaan “di mana lokasi yang udaranya paling bersih di muka bumi” adalah tempat yang tidak dihuni manusia!<br /> <br /> Jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences mencatat penelitian yang dilakukan para ilmuwan dari Colorado State University, AS. Penelitian itu terkait pencarian ilmuwan pada udara paling bersih yang bisa ditemukan di bumi. Hasilnya, penelitian itu menemukan bahwa udara paling bersih ada di selatan Samudra Antartika.<br /> <br /> Kenyataan itu tidak mengejutkan, mengingat kawasan tersebut tidak dihuni manusia sama sekali. Selain itu, iklim serta cuaca di sana juga mendukung kemurnian udaranya.<br /> <br /> Hampir semua tempat di planet ini, bahkan yang terpencil sekali pun, telah tersentuh manusia, dan hal itu mempengaruhi hampir semua proses yang terjadi di bumi. Kita bisa menandainya dengan mudah, yaitu melalui keberadaan sampah dan bahan kimia. Hal itu, meski mungkin kita tidak menyadari, telah mencemari udara di sekitarnya, akibat awan yang rusak/tercemar.<br /> <br /> Berbeda dengan kawasan di selatan Samudra Antartika, yang dianggap sebagai lokasi dengan udara paling bersih di bumi. Para ilmuwan yang melakukan penelitian di sana mempelajari susunan mikroba yang ditemukan di udara, dan mendapati bahwa udara di tempat itu terbentuk dari awan-awan serta lingkungan yang sama sekali tak terdapat jejak manusia.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Karenanya, di sana tidak ada jejak bahan bakar fosil, tidak ada bekas pupuk, juga tidak ada limbah manusia. Hal itu dideskripsikan dalam sebaris kalimat, “Itu murni sekali, dan entah bagaimana masih ada di bumi.”</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Lebih lanjut, Proceedings of the National Academy of Sciences mencatat, “Secara umum, ini menunjukkan Samudra Antartika hanya sedikit tempat di bumi yang terdampak minimal dari aktivitas antropogenik.”</span></span></span></p>