<p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Bisnis kuliner memang sedang marak di Indonsia. Hal ini dibuktikan dengan semakin mudahnya menemukan penjual makanan di sekitar kita. Akan tetapi, tidak semua orang dapat bertahan lama di lini bisnis yang satu ini. Banyak dari mereka yang terpaksa gulung tikar karena berbagai macam alasan. Kendati demikian, kisah sukses pengusaha menggeluti bidang kuliner hingga bertahun-thun pun tidaklah sedikit, loh.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><img alt='8 Orang Indonesia yang Sukses Bisnis Kuliner di Luar Negeri' src='https://i1.wp.com/seruni.id/wp-content/uploads/2020/10/Screenshot_2146.png?resize=696%2C470&ssl=1' style='height:270px; width:400px' /></span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>gobiz.co.id</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Bahkan, ada orang Indonesia yang sukses menekuni bisnis kuliner di luar negeri. Padahal, bisa jadi bisa saja pengaturan lidah mereka sangat berbeda dengan orang Indonesia. Penasaran siapa saja mereka? Yuk simak kisahnya berikut ini:</span></span></span></p> <h2 style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>1. Mas Mono</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Mengawali karier sebagai seorang office boy, ternyata Mas Mono justru sukses dengan membuka warung ayam bakar. Setelah ia keluar dari profesinya, pria yang memiliki nama asli Pramono ini memilih untuk berjualan gorengan dari satu sekolah ke sekolah lainnya. Namun, hasil yang didapat tidak seberapa, hingga akhirnya ia beralih berjualan ayam bakar dengan modal saat itu hanya Rp500.000,00.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Ternyata bisnis tersebut membawa keuntungan yang cukup besar. Bahkan, ia mampu membuka cabang di seluruh Indonesia, tak tanggung-tanggung ternyata Mas Mono memiliki cabang di luar negeri juga, loh. Seperti di Malaysia, Singapura, Kuwait, Australia, Arab Saudim hingga Dubai. Kini omzetnya mencapi miliaran rupiah dalam sebulan.</span></span></span></p> <h2 style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>2. Yannie Kim</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Warteg seringkali menjadi waurung rujukan, karena menyediakan berbagai pilihan lauk dengan harga yang ramah di kantong. Sang pemilik, Yannie Kim, menamai warungnya ini Warteg Gembul yang menyediakan berbagai menu makanan khas Indonesia, seperti ketoprak, bakso, ayam bakar, sate kambing, dan yang tak boleh ketinggalan adalah nasi goreng. Warung milik orang Indonesia ini berada di negara Korea. Jika berkunjung ke Korea, kamu bisa menemui warung ini di Busan.</span></span></span></p> <h2 style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>3. Chef Widjiono Purnomo</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Seorang chef asal Solo ini, sudah sejak kecil memiliki cita-cita untuk tinggal di luar negeri. Hingga akhirnya, ia mulai mengawali kariernya menjadi seorang ABK di sebuah kapal pesiar yang membawanya berkeliling dunia. Selama menjalani pekerjaannya, ia kemudian bertemu dengan sang kekasih yang berkebangsaan Amerika dan menikahinya. Widjiono juga berkarier menjadi seorang chef hingga memulai bisnis kuliner berkonsep fine dinning kelas dunia.</span></span></span></p> <h2 style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>4. Martin Sonny</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Menggunakan food truck untuk bisnis kuliner memang terbilang cukup unik. Apalagi, jika digunakan untuk menjual sate. Inovasi ini patut diacungkan jempol. Martin Sonny, merupakan pria asal Indonesia yang sukses memulai usaha kulinernya bahkan membuat sate mulai mendunia.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Di Washington, Martin memulai bisnisnya. Selain sate, ia juga menjual makanan khas dari Sumatra Barat, yakni rendang. Kuliner khas Indonesia benar-benar direpresentasikan dengan baik oleh wirausahawan yang satu ini.</span></span></span></p> <h2 style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>5. Asnur Bahar</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Rendang menjadi salah satu makanan khas yang menjadi favorit banyak orang. Bahkan, seorang pria bernama Asnur Bahar berhasil menjualnya di Amerika Serikat. Awalnya ia hanyalah seorang pekerja di perusahaan minyak di Amerika Serikat.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Selama tinggal di sana, ia bersama sang istri berjualan bumbu masakan padang dengan merek Rendang and Co, semula hanya membawa sedikit, ternyata semakin lama pesanan semakim membludak, hingga ia harus membawa lebih banyak. Mulai dari sana, Asnur mampu mengembangkan bisnisnya, membuka restoran dengan menu utama rendang dan menu-menu makanan Indonesia lainnya.</span></span></span></p> <h2 style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>6. Santoni</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Bumbu desa yang mengangkat makanan-makanan khas Sunda ternyata tidak hanya laris di sini saja, tapi juga mendapatkan tempat di Amerika. Meski menu yang disajikan adalah makanan-makanan tradisional. Namun, kualitas yang mereka tawarkan setara dengan makanan khas bintang 5.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Ternyata untuk memulai bisnis kuliner ini, sang pemilik bernama Santoni hanya bermodalkan Rp8 juta saja. Namun, ia berhasil membuat bisnisnya laris manis. Hingga akhirnya, bisnis ini berhasil melebarkan sayap sampai ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Kabarnya, kini bisnis tersebut sudah melebarkan sayap semakin jauh sampai ke Vancouver, Seattle, dan Kanada.</span></span></span></p> <h2 style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>7. Muzayyin</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Muzzayin adalah seroang pelajar asal Indonesia yang saat itu sedang menempuh pendidikan di negeri Kangguru. Ketika itu, ia melihat peluang besar untuk mendirikan bisnis kuliner di mana yang dijualnya adalah mkanan khas dari daerahnya, yakni Makassar. Selain coto Makassar, ia juga menjual sop saudara dan pallubasa. Ide Muzayyin sangat baik untuk ditiru karena jika bisa belajar sambal membuka usaha kuliner, kenapa tidak?</span></span></span></p> <h2 style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>8. Firdaus Bustaman</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Ketika berkunjung ke London, kamu bisa menikmati makanan khas Indonesia, loh. Salah satunya nasi padang. Warung nasi padang yang didirikan oleh Firdaus Bustaman ini terletak di Chinatown Leicester Square. Melihat suksesnya usaha ini, mungkin kamu berpikir bahwa sang pemilik melakukan usaha marketing dengan biaya yang besar.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Padahal belum tentu, loh. Dia mengenalkan usaha kulinernya ini kepada masyarakat luar hanya lewat mulut ke mulut. Dengan begitu, dia terus memperhatikan kualitas makanan yang dijualnya agar pelanggan yang datang bisa merekomendasikan warungnya ke orang lain.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Wajar saja jika makanan khas Indonesia menjadi favorit di berbagai daerah hingga dunia. Sebab, rasanya yang kaya akan bumbu serta bentuknya yang beraneka ragam. Namun, jika ingin mengikuti jejaknya, tentunya kamu perlu lebih banyak waktu dan modal yang besar pula.</span></span></span></p>