<p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Kebanyakan produk kosmetik mengandung bahan kimia di dalamnya. Sudah semestinya kita mengenali bahan-bahan tersebut. Sebab, jika kita tidak mengetahuinya, tanpa disadari bisa saja selama ini kita menggunakan produk yang mengandung bahan kimia berbahaya.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><img alt='Mengenal Bahan Kimia dalam Kosmetik, Penting untuk Diketahui!' src='https://i2.wp.com/seruni.id/wp-content/uploads/2020/10/Screenshot_2108.png?resize=696%2C470&ssl=1' style='height:270px; width:400px' /></span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>liputan6.com</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Pada kenyataannya, dalam produk kosmetik banyak terkandung bahan kimia, sebaiknya kamu harus melihat bahan apa saja yang aman digunakan utnuk kulit. Perlu anda ketahui ternyata produk kimia tidak selalu buruk dan begitu juga dengan bahan alami pun belum tentu baik. Yuk simak beberapa bahan kimia yang perlu kamu ketahui dan sering ditemukan dalam produk kecantikan :</span></span></span></p> <h2 style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>1. Paraben</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Paraben merupakan senyawa organik yang kerap digunakan sebagai bahan pengawet dalam berbagai produk. Seperti sampo, kondisioner, kosmetik, pelembap, dan produk cukur. Kandungan tersebut diklaim dapat memberikan dampak buruk pada kesehatan reproduksi hingga kanker payudara. Pada sebuah produk kecantikan, bahan yang satu ini biasa digunakan untuk mencegah kontaminasi bakteri atau jamur yang berisiko menyebabkan penyakit atau infeksi. Sebenarnya, paraben merupakan salah satu bahan yang aman.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Bahan ini pun telah banyak digunakan dalam produk untuk mencegah pertumbuhan bakteri sejak tahun 1950-an. Menurut ahli kimia kosmetik, Arthur Rich, sekitar 85 persen kosmetik mengandung paraben karena bahan tersebut murah dan efektif.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><em>“Setiap kali ada produk yang bersentuhan dengan kulit dan mengandung air, itu harus mengandung pengawet,” </em>kata Denis Sasseville, M.D., profesor dermatologi di McGill University.<em> “Jika tidak, segera, itu akan terkontaminasi dengan jamur dan bakteri, dan ini dapat membahayakan pelanggan.”</em></span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Pada tahun 1990-an, paraben dianggap sebagai xenoestrogen, agen yang meniru estrogen dalam tubuh. Gangguan estrogen ini dikaitkan dengan kanker payudara dan masalah reproduksi.</span></span></span></p> <h2 style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>2. Glycerin</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Bahan yang berikut ini kerap ditemukan dalam produk skincare. Glycerin sendiri memiliki fungsi sebagai pelembut dan pelembap kulit. Bahan ini juga bermanfaat menjaga keremajaan kulit dan sangat aman dipakai dalam batas wajar.</span></span></span></p> <h2 style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>3. Sulfat</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Bahan kimia selanjutnya yang ada di dalam kosmetik yaitu sulfat. Terdapat dua jenis sulfat yang digunakan pada kosmetik, yaitu Sodium laureth sulfate dan Sodium laurly sulfat. Umumnya bahan kimia ini digunakan pada produk sampo, sabun, pasta gigi, dan produk kebersihan pribadi. Bahan kimia sulfat dapat menimbulkan busa pada sabun, kegunaan busa ini sangat bagus untuk membersihkan. Tetapi jika terlalu banyak, efek samping pada sulfat bisa menghilangkan minyak alami dalam kulit atau rumbut yang membuatnya menjadi kering.</span></span></span></p> <h2 style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>4. Aluminium</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Aluminium juga merupakan bahan kimia yang terdapat di dalam kosmetik. Bahan ini bisa ditemukan pada produk seperti deodorant, antiperspirant, lipstik, serta riasan mata. Aluminium yang digunakan pada produk antiperspiran dapat mencegah racun yang bisa bisa dikeluarkan oleh tubuh. Racun ini dapat menyubat kelenjar getah bening di sekitar ketiak dan menyebabkan kanker payudara.</span></span></span></p> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Dan sedangkan untuk Produk deodoran yang mimiliki kandungan aluminium. kandungan tersebut juga diserap oleh kulit dan kandungan ini pada deodoran bisa menimbulkan penyakit alzheimer. Sebaiknya ladies tidak memakai deodoran setelah mencukur. karena menggunakan deodoran setelah mencukur dapat meningkatkan proses penyerapan aluminium dan bahan kimia lainnya pada kulit.</span></span></span></p> <h2 style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>5. Wewangian</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Kamu mungkin pernah menemukan beberapa produk kosmetik seperti lipstik, alas bedak, atau esens memiliki harum tertentu, misalnya, buah, bunga, atau cokelat. Namun sayangnya, wewangian dalam kosmetik adalah sumber umum dari iritasi dan reaksi alergi. Jika kamu ingin menghindari produk dengan wewangian, maka jangan bergantung pada label “tidak beraroma”. Maka, kamu perlu secara eksplisit mencari “wewangian” dalam daftar bahan. Meskipun (diduga) tidak memiliki aroma, banyak produk tanpa wewangian masih mengandung aroma, mungkin untuk menyamarkan bau alami apa pun dari produk itu.</span></span></span></p> <h2 style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>6. Minyak Mineral</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Banyak sekali jenis minyak yang kerap digunakan dalam produk kosmetik, salah satunya minyak dari mineral, biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran, bunga, dan bahan organik lainnya. Umumnya, lotion it untuk melembapkan kulit mengandung mineral yang diperoleh melalui penyulingan minyak mentah. Namun, minyak mineral untuk kosmetik tidak berbahaya. Secara umum, masalah kesehatan manusia dengan minyak merupakan reaksi alergi terhadap pembuat minyak, seperti, kacang, gandum, jagung, dan buah.</span></span></span></p> <h2 style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>7. Petroleum Jelly</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align:justify'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Petroleum jelly berasal dari bahan utama minyak bumi yang umumnya digunakan untuk melembapkan kulit, menyembuhkan goresan kulit kecil dan luka bakar, mencegah ruam popok, menambah kilau rambut, mencegah noda di kulit akibat pewarna rambut atau cat kuku, mempertahankan aroma parfum, hingga digunakan sebagai pelumas. Meski diperkaya dengan manfaat, namun petroleum jelly dapat menyebabkan efek samping seperti alergi, infeksi, iritasi, dan pori-pori tersumbat.</span></span></span></p>