Pernah mendengar istilah “frugal living”? Frugal living adalah gaya hidup hemat yang sering dikampanyekan di beberapa media. Berbeda dengan pelit, gaya hidup frugal lebih mementingkan skala prioritas dalam menghitung pengeluaran. Dalam gaya hidup frugal dibutuhkan disiplin dan latihan dalam mengatur prioritas dan mengenali kebutuhan. Gaya hidup frugal bukan hanya bermanfaat dalam mengatur keuangan keluarga, namun juga dapat melatih disiplin dan pengendalian diri. Dengan makin mudahnya teknologi menjadi jembatan antara konsumen dan produsen, maka semakin mudah pula uang keluar dari dompet. Karena itu membiasakan diri mengenali kebutuhan dan keinginan, dapat menjadi salah satu penyelamat keuangan rumah tangga. Seperti kita tahu jika pengaturan keuangan rumah tangga berantakan, berpotensi terjadi depresi, tindak kriminalitas dan kejahatan juga semakin besar. Karena itu mari belajar menjadi cerdas dalam mengatur keuangan rumah tangga. Setiap orang memiliki tips dan cara mengatur ekonomi rumah tangga masing-masing. Namun di sini kami akan mencoba berbagi beberapa tips hidup frugal. Berikut tips-tipsnya: 1. Hemat Listrik Gunakan listrik seperlunya, dan matikan selebihnya. Tips ini kelihatannya sepele, tetapi berdampak besar terhadap kondisi keamanan dompet. Karena itu saya membiasakan untuk mematikan TV jika tidak dilihat, hanya nyalakan AC ketika menjelang tidur sekitar jam 8-9 malam dan mematikannya ketika bangun sholat shubuh atau antara jam 4-5 pagi, Nyalakan lampu hanya ketika diperlukan. Selain itu saya juga meminta bibi untuk setrika baju yang mudah kusut dan baju kantor saja. Baju rumah dan baju tidur yang tidak mudah kusut cukup dilipat rapi dan simpan. 2. Hemat air Gunakan air bekas cucian beras dan sayur untuk menyiram tanaman, selain untuk menghemat air juga bagus untuk tanaman. Isi penuh bak kamar mandi dan tempat penampungan sehari sekali. Selain menghemat air, juga menghemat listrik untuk menyalakan pompa air. Gunakan air bekas cucian baju untuk membersihkan lantai kamar mandi dan service area. 3. Belanja Hemat Berhubung saya tipe impulsif ketika melihat semua barang diskon, karena itu saya membiasakan diri mencatat daftar barang belanjaan saya. Daftar belanjaan ini membuat saya tetap fokus untuk belanja barang yang saya butuhkan terlebih dahulu sebelum tergoda barang lain yang sedang diskon. Bawa uang seperlunya. Biasanya jalur antrian kasir yang khusus menggunakan uang cash relatif lebih sepi dibandingkan jalur kasir umum. Selain itu dengan membawa uang cash secukupnya dan meninggalkan semua kartu ATM di rumah, maka turut membantu mengekang keinginan secara otomatis. Pastikan benar-benar menghitung jumlah pengeluaran sebelum ke meja kasir agar tidak tengsin karena uang yang tidak cukup. Saya terbiasa belanja kebutuhan bulanan di swalayan hanya ketika ada diskon akhir pekan. Setiap akhir pekan, beberapa swalayan memberikan diskon menarik untuk barang kebutuhan seperti minyak goreng, sabun cuci piring, sabun cuci baju, sabun mandi, pasta gigi dan sebagainya. Jika kebetulan ada diskon saya membeli untuk stock 1-2 bulan ke depan. 4. Hemat Sandang Adakah yang terbiasa setiap kali masuk mall, pulang bawa tentengan baju? Saya sejak kecil terbiasa membeli baju hanya ketika benar-benar diperlukan. Jika isi lemari penuh dan saya perlu membeli baju, maka harus ada baju di dalam lemari yang dikeluarkan untuk disumbangkan atau turun peringkat menjadi kain pel. Saya tidak membiasakan membeli lemari baru hanya karena stock baju makin meningkat. Hal yang sama berlaku juga untuk tas dan sepatu. Selama tas dan sepatu lama masih bisa digunakan, maka kami terbiasa untuk tidak membeli tas dan sepatu baru, meskipun godaan HARBOLNAS di depan mata. Jika memang benar dibutuhkan untuk membeli baru, biasakan juga untuk membandingkan harga antara satu tempat dengan tempat yang lain. Beberapa teman dan saudara sudah terbiasa melihat saya memakai baju yang itu lagi itu lagi. Bahkan tak jarang ketika mereka pergi keluar kota, pulang membawa oleh-oleh baju untuk saya dan anak-anak. 5. Hemat Kebutuhan Pangan Untuk hal ini sebenarnya cukup mudah untuk diterapkan di kehidupan Indonesia. Karena di Indonesia berlimpah bahan pangan yang segar dan terjangkau. Saya membeli bahan pangan setiap hari di pasar tradisional. Selain selalu segar, harganya juga jauh lebih murah daripada membeli di swalayan atau supermarket. Menentukan menu makanan yang akan dimasak sebelum pergi ke pasar membantu kita mengatur apa saja yang akan dibeli. Hal paling penting dan utama adalah biasakan untuk berangkat ke pasar ketika perut sudah kenyang. Belanja dalam keadaan lapar akan lebih impulsif dibandingkan ketika perut sudah kenyang. Uang yang keluar pun jadi bisa dihemat dan disimpan. 6. Hemat Lifestyle Kurangi nongkrong tidak perlu di Mall terlalu sering. Ajak anak banyak bermain di taman, perpustakaan atau museum dibandingkan keluar masuk mall. Atur dan sisihkan anggaran makan di luar jika diperlukan, karena kebetulan saya dan suami tipe orang yang sangat jarang makan di luar. Sebelum membeli barang, saya suka cek harga di beberapa onlineshop sekaligus. Kalaupun jika harus membeli offline, pertimbangkan juga biaya transport. Membandingkan harga dan mencari yang termurah untuk mendapatkan barang yang sama dengan harga terbaik. Demikian sedikit tips gaya hidup frugal yang saya terapkan di keluarga. Saya percaya setiap gaya hidup akan membawa cerita yang berbeda. Kebiasaan gaya hidup frugal yang saya terapkan ini sukses mengurangi depresi ketika semua harga kebutuhan melonjak tajam beberapa saat yang lalu. Saya tidak terlalu khawatir untuk menurunkan prioritas beberapa barang yang harganya sedang melonjak tajam, karena disiplin dalam berbelanja sudah lama saya terapkan. Dengan gaya hidup ini pula saya sukses membawa keuangan keluarga tanpa hutang ketika saya dan suami harus berhenti bekerja dalam waktu hampir bersamaan dan hanya mengandalkan pemasukan yang tidak menentu dari beberapa project pekerjaan. Dan gaya hidup frugal ini pulalah yang menyelamatkan saya dari berfoya-foya ketika keuangan keluarga mulai merambat naik. Karena itu yuk berbagi, apa cerita gaya hidupmu?