<p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><img alt='' src='https://i1.wp.com/saintif.com/wp-content/uploads/2018/04/gunung.png?resize=678%2C381&ssl=1' style='height:225px; width:400px' title='gunung' /></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Jika kita membandingkan jarak antara permukaan laut dengan puncak gunung (katakanlah Gunung Jayawijaya), dengan jarak antara Bumi ke Matahari, maka perbandingannya sangat-sangat jauh sekali. Jarak Bumi ke Matahari adalah 149.600.000.000 meter sedangkan jarak permukaan air laut ke puncak Gunung Jayawijaya hanyalah 4.884 meter.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Jarak ini hanya bagian kecil dari jarak Bumi ke Matahari, itulah sebabnya nilai jarak suatu tempat di Bumi dari matahari tidak berpengaruh signifikan. Penyebabnya sebenarnya adalah mengapa semakin tinggi tempat semakin dingin suhunya adalah adanya atmosfer.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Di Bumi, semakin tinggi suatu tempat maka tekanan udaranya semakin turun. Tekanan berhubungan dengan jumlah molekul per volume, dan semakin ke atas tekanan atmosfer turun secara eksponensial.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Jadi selagi paket udara yang berisi molekul-molekul udara terangkat ke atmosfer, tekanannya semakin turun dan paket udara akan mengembang. Saat udara mengembang, udara melakukan usaha, maka ada energi yang dilepaskan. Maka suhu turun karena suhu adalah energi rerata partikel. Oleh itu ketika energi udara menurun, suhu juga menurun.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Itulah mengapa pada tempat tinggi, suhu semakin menurun. Gunung dingin. Di ruang angkasa, diluar atmosfer Bumi, jika kamu menghadap matahari, kamu dapat langsung terpanggang, dan jika kamu tidak terkena sinar matahari kamu dapat mati kedinginan.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Makanya astronot memakai baju ruang angkasa yang dapat menjaga tubuh astronot tetap pada suhu yang stabil. Beruntunglah kita hidup di Bumi yang memiliki atmosfer–bukannya kubah langit–yang menjaga kita dari bahaya sinar matahari.</span></p>