Covid-19 varian Kappa selama ini masuk golongan VoI (Variants of Interest) atau yang menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun rupanya varian ini sudah menyambangi DKI Jakarta. Berikut gejala Covid varian Kappa. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut ada sebanyak 128 mutasi Covid-19 teridentifikasi di Jakarta. Mayoritas kasus merupakan varian Delta (87 persen), tetapi yang menarik perhatian terdapat satu kasus akibat varian Kappa. Pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyebut varian Kappa juga tengah melanda Australia. Varian turunan B1617 ini sebetulnya bisa menular lebih cepat dalam hitungan detik. Menurut Dicky, varian Kappa memiliki potensi karakteristik yang mirip dengan varian Delta B1617.2. Maka dari itu, orang dengan pengidap komorbid perlu waspada jika terpapar varian Kappa, ada kemungkinan besar mengalami gejala COVID-19 serius. Beda gejala COVID-19 varian Kappa dengan varian lainnya diyakini Dicky tak begitu signifikan. Namun, yang menjadi catatan Dicky adalah potensi beban fasilitas kesehatan meningkat jika penularan varian Kappa sama dengan varian Delta. Varian Kappa kali pertama ditemukan di India pada Oktober 2020 silam dan masuk VoI versi WHO pada April 2021. Robert Booy, ahli penyakit infeksi di University of Sydney menyebut varian Kappa dihasilkan dari 'double mutant' atau mutasi ganda. Namun ia meyakini mutasi yang terjadi sudah belasan kali lalu muncul varian ini. Varian Kappa bertanggung jawab atas lockdown di Melbourne, juga kejadian luar biasa (outbreak) di Victoria. Sebagaimana dikutip dari laman CDC, penyakit campak memiliki gejala khas berupa ruam di sekujur tubuh. Gejala ini pun disertai demam tinggi (bisa lebih dari 40 derajat Celcius), batuk, pilek, juga mata merah dan berair. Melihat gejala Covid varian Kappa, ini cukup berbeda dengan varian Delta yang terlebih dahulu menyebar. Menurut WebMD, para ilmuwan menemukan varian Delta menimbulkan gejala berupa, sakit perut, mual, muntah, hilang nafsu makan, nyeri sendi, bahkan dalam beberapa kasus pasien mengalami gangguan pendengaran dan gangrene (jaringan tubuh mati akibat kekurangan pasokan darah).