<p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Sejumlah orang yang pernah terinfeksi Covid-19, mengaku merasakan berbagai gejala khas, seperti kehilangan indera perasa, indera penciuman dan lainnya. Covid-19 tidak hanya menyebabkan gejala berat saja, tapi juga gejala ringan menyerupai flu, bahkan ada yang tanpa gejala apapun. Pertanyaannya, apakah diri kita sendiri pernah terinfeksi Covid-19 tanpa disadari?</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><img alt='7 Tanda Seseorang Pernah Terinfeksi Covid-19 Tanpa Disadari' src='https://i1.wp.com/seruni.id/wp-content/uploads/2021/01/Terinfeksi-Covid-2.jpg?resize=696%2C464&ssl=1' style='height:267px; width:400px' /></span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Tak ada cara pasti untuk mengetahui apakah kita sudah pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya atau belum, kecuali sudah melakukan tes. Akan tetapi, menurut para ahli, ada beberapa tanda yang bisa menjadi petunjuk mengenai hal ini. Tanda berikut ini berlaku untuk pasien dengan gejala Covid-19 ringan hingga sedang, bukan untuk pasien yang tidak menunjukkan gejala apa pun.</span></span></span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>1. Perah Mengalami Flu Berat</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Beberapa gejala Covid-19 yang kita tahu memang hampir sama seperti flu. Di antaranya demam, sakit tenggorokan, batuk, hidung terumbat, pusing, mual, dan muntah. Apakah kamu pernah mengalami gejala ini selama masa pandemi?</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menemukan bahwa pada setiap dua kasus flu, salah satunya adalah Covid-19. Oleh sebab itu, kalau kamu pernah mengalami flu, yang lebih dari satu minggu, ada kemungkinan bahwa itu sebenarnya adalah Covid-19. Kita memang tidak bisa membedakan secara pasti antara gejala flu biasa dengan Covid-19 ringan hingga sedang. Agar tidak terkecoh, sebaiknya lakukanlah tes, seperti rapid atau PCR.</span></span></span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>2. Kehilangan Indera Penciuman dan Perasa</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Salah satu tanda seseorang pernah terinfeksi Covid-19 adalah hilangnya indera perasa dan penciuman (anosmia). Meski kondisi ini tidak selalu terjadi pada pasien, tetapi ini merupakan indikasi terkuat dari infeksi Covid-19.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Data dari American Academy of Otolaryngology menemukan bahwa, gejala ini umumnya berlangsung dalam waktu satu minggu hingga 10 hari. Namun, pada beberapa kasus, pasien masih tidak bisa membedakan rasa dan aroma hingga berbulan-bulan setelah sembuh.</span></span></span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>3. Rasa Lelah Tanpa Sebab yang Jelas</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Setelah sembuh dari Covid-19, biasanya akan muncul rasa lelah yang berlebihan tanpa alasan yang jelas. Kondisi ini akan membuat tubuh terasa lemas, mengantuk, dan sulit melakukan aktivitas berat. Sebuah laporan dalam jurnal JAMA Network mengatakan bahwa 53 persen pasien mengalami kondisi ini hingga 60 hari setelah virus mengifeksi tubuh.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Menurut hipotesis, rasa lelah ini timbul akibat respons dari imunitas kita. Penting untuk kita ketahui, bahwa kondisi ini tidak hanya terjadi pada pasien Covid-19 saja. Ada sejumlah penyakit lain yang memiliki gejala sama, seperti flu, anemia, diabetes, hingga depresi.</span></span></span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>4. Mengalami Batuk</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Gejala umum dari Covid-19 adalah batuk dalam kurun waktu yang cukup lama. Biasanya gejala ini terjadi dari awal terinfeksi Covid-19 hingga 21 hari setelahnya. Batuk yang dialmi oleh pasien biasanya bersifat kering alias tanpa dahak atau lendir apa pun. ini pula yang sering kali menyebabkan rasa sakit pada dada.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Akan tetapi, gejala ini tak melulu menunjukkan bahwa seseorang terinfeksi Covid-19, ya. Sebab, batuk juga bisa terjadi ketika seseorang mengalami flu, alergi, dan berbagai penyakit lainnya. Jadi, jangan jadikan kondisi ini sebagai satu-satunya indikator, kemudian mengkalim bahwa dirimu terkena Covid-19. Karena hal ini tentunya perlu pemeriksaan lebih lanjut.</span></span></span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>5. Merasa Sesak Napas</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Masih ingat istilah long Covid? Ini merupakan efek jangka panjang yang dirasakan pasien setelah sembuh dari Covid-19. Salah satu kondisi yang sering terjadi adalah sesak napas. Melansir dari laman Prevention, para ahli belum dapat memastikan seberapa lama kondisi ini dialami oleh pasien. Namun, rasa sesak biasanya berhenti ketika inflamasi pada paru-paru sudah benar-benar membaik.</span></span></span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>6. Kerontokan Rambut Tanpa Sebab</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Masalah kerontokan rambut ini, memang jarang sekali terdengar oleh publik. Namun, sejumlah studi menyebutkan, bahwa rambut rontok adalha salah satu efek dari infeksi Covid-19 yang sering terjadi pada para penyintas.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Menurut penjelasan laman American Academy of Dermatology, kondisi yang disebut sebagai telogen effluvium ini terjadi karena demam yang dialami pasien. Rambut akan rontok lebih banyak daripada biasanya selama dua hingga tiga bulan setelah sembuh.</span></span></span></p> <h2 style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'><strong>7. Sering Sakit Kepala</strong></span></span></span></h2> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Sakit kepala memang seringkali terjadi, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor. Namun, kondisi ini juga bisa mengindikasikan bahwa kamu telah terjangkit Covid-19. Menurut laporan laman Novant Health, sakit kepala yang terjadi setelah pasien sembuh terasa sangat menyiksa. Seluruh bagian kepala akan terasa berat seperti menahan banyak beban. Bahkan, terkadang rasa sakit bisa menjalar hingga ke leher dan bahu. Kondisi yang termasuk dalam efek long Covid ini biasa berlangsung selama beberapa hari hingga bulan.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Jadi, itulah tujuh tanda yang mengindikasikan bahwa seseorang pernah terinfeksi Covid-19. Namun, perlu kita ingat, bahwa kondisi di atas juga bisa terjadi karena penyakit lainnya. Oleh kerena itu, meskipun kamu merasa mengalami salah satu tanda di atas, sebaiknya tidak menyimpulkannya begitu saja, ya.</span></span></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='font-family:Arial,Helvetica,sans-serif'><span style='font-size:14px'><span style='color:#000000'>Sangat perlu diingat, bahwa Covid-19 ini bisa menyerang lebih dari sekali. Sekalipun kamu pernah terjangkit di masa lalu, tak menutup kemungkinan kamu masih bisa tertular jika tidak berhati-hati. Langkah tepat untuk mencegahnya adalah dengan tetap melaksanakan semua protokol kesehatan. Mulai dari memakai masker dengan tepat, sering mencuci tangan, menjaga jarak dengan orang lain, dan lain sebagainya. Terakhir, selalu jaga imunitas dengan menerapkan pola hidup sehat, ya!</span></span></span></p>