Hai otakers, Sebelumnya kita sudah membahas tentang pengertian, jenis-jenis, dan komponen penyusun sistem koloid. Selain itu, kita juga sudah mengetahui apa saja sih penerapan dari sistem koloid ini dalam kehidupan sehari-hari. Nahh, pada pembahasan kali ini, masih berkaitan dengan materi diatas, kita akan membahas tentang Sifat-sifat dari Sistem Koloid Sifat-sifat koloid Sistem koloid memiliki 7 sifat diantaranya, Efek tyndall, Gerak Brown, Elektroforesa, Adsorpsi, Koalgulasi, Dialysis, Koloid Pelindung. Berikut ini mari kita bahas selengkapnya. a.Efek tyndall Salah satu cara untuk dapat mengenal sistem koloid adalah dengan menjatuhkan seberkas cahaya pada larutan. Seberkas cahaya tersebut kemudian dihamburkan oleh partikel — partikel koloid, sehingga jalannya sinar yang melewati koloid dapat terlihat. Nahh peristiwa inilah yang disebut dengan Efek Tyndall. Efek Tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel dalam sistem koloid dapat berupa molekul atau ion yang berukuran cukup besar akan menghamburkan cahaya ke segala arah. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat peristiwa Efek Tyndall, diantaranya : -Berkas sinar matahari yang melalui celah daun pepohonan pada pagi hari yang berkabut. -Terjadinya warna biru di langit pada siang hari dan warna merah atau jingga di langit pada saat matahari terbenam di ufuk barat. -Sorot lampu proyektor ketika di dalam gedung bioskop berdebu . -Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut. b.Gerak Brown Diawal sifat dari Koloid adalah dapat menghamburkan cahaya. Jika diamati dengan Mikroskop Ultra maka akan terlihat bahwa partikel koloid bergerak terus-menerus dengan gerakan patah-patah (zig-zag). Nahh gerakan zig-zag inilah yang disebut dengan Gerak Brown. Gerak Brown adalah gerak acak (zig-zag) partikel koloid dalam medium pendispersinya. Gerak Brown ditemukan oleh Robert Brown yang berkebangsaan Inggris. Gerakan ini terjadi karena adanya tumbukan yang tidak seimbang antara molekul-molekul medium terhadap partikel koloid. Semakin tinggi suhu semakin cepat gerak Brown berlangsung karena energi kinetik molekul medium meningkat sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih kuat.Gerak Brown dalam sistem koloid menyebabkan partikel koloid tersebar merata dalam medium pendispersinya dan tidak memisah meskipun didiamkan (stabil). Selain pada koloid Gerak Brown juga terjadi pada partikel zat pelarut, meskipun tidak dapat diamati. Namun tidak terjadi pada suspensi, karena ukuran partikel yang cukup besar, sehingga tumbukan yang terjadi seimbang. Baca Juga : Jenis-jenis dan Komponen Penyusun Sistem Koloid Penerapan Sistem Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hari c. Muatan Koloid Muatan Koloid masih terbagi kedalam 4 sifat yaitu diantaranya : 1.Elektroforesa Apabila kalian coba memasukkan batang elektrode ke dalam Sistem Koloid, kemudian kalian hubungkan dengan aliran arus searah. Maka, partikel koloid akan bergerak kearah salah satu elektrode tergantung pada jenis muatannya. Koloid yang bermuatan Negatif akan bergerak ke arah Elektrode Positif (Anode), begitupun sebaliknya. Koloid yang bermuatan Positif akan bergerak ke arah Elektrode Negatif (Katode). Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid di bawah pengaruh medan listrik. Partikel-partikel koloid dapat bermuatan listrik karena terjadi penyerapan ion pada permukaan koloid. Kestabilan sistem koloid disebabkan adanya muatan listrik pada permukaan partikel koloid, selain karena adanya gerak Brown. Pada peristiwa elektroforesis, partikel koloid akan dinetralkan muatannya dan digumpalkan pada elektroda. Jadi, sifat ini dapat berguna untuk menentukan muatan yang dimiliki oleh suatu partikel koloid. 2. Adsorpsi Partikel koloid memiliki kemampuan dapat menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Karena sifat ini, maka kenapa dari itu pada pembahasan sebelumnya Partikel koloid dapat bermuatan listrik. Proses ini dinamakan Adsorpsi. Adsorpsi adalah proses penyerapan suatu zat pada permukaan. Jika proses penyerapan terjadi hingga ke bawah permukaan maka disebut Apsorbsi. Zat yang diserap disebut fase terserap dan zat yang menyerap disebut adsorpen. Peristiwa adsorpsi disebabkan gaya tarik molekul-molekul pada permukaan adsorpen. Muatan koloid juga dapat menstabilkan koloid. Sebagai contoh adalah penyerapan air oleh kapur tulis. Contoh pemanfaatan adsorpsi yaitu Penjernihan air tebu pada pembuatan gula pasir dengan tanah diatome dan arang tulang (pemutihan gula).Zat warna dalam gula akan diadsorpsi sehingga diperoleh gula yang putih. Selain itu, Adsopsi juga digunakan dalam pembuatan obat norit dan proses penjernihan air minum. 3.Koagulasi Apabila muatan suatu koloid dilucuti, maka muatan koloid tersebut akan berkurang dan dapat menyebabkan penggumpalan. Peristiwa penggumpalan inilah yang dinamakan Koagulasi. Koagulasi atau penggumpalan adalah peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya. Koagulasi bisa terjadi pada larutan elektroforesis atau ketika larutan elektrolit ditambahkan pada muatan koloid. Koloid yang bermuatan Negatif akan bergerak ke arah Elektrode Positif (Anode), begitupun sebaliknya. Koloid yang bermuatan Positif akan bergerak ke arah Elektrode Negatif (Katode). Ion-ion tersebut akan membentuk selubung lapisan kedua. Apabila jarak antar selubung itu terlalu dekat, maka selubung tersebut akan menetralkan koloid dan akan menyebabkan koagulasi. Sehingga semakin besar muatan ion, maka akan semakin besar daya tarik menariknya dan otomatis semakin cepat pula terjadi proses koagulasi tersebut. Beberapa contoh pembentukan koagulasi dalam bidang industri yatu diantaranya: - Proses pengolahan karet dari bahan mentah (lateks) dapat digumpalkan dengan menambahkan asam formiat atau cuka. - Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat (lempung) dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut. - Asap atau debu dari pabrik dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari cottrel. - Proses penjernihan air dengan menambahkan tawas. Tawas juga digunakan untuk menggumpalkan partikel koloid dalam lumpur sungai. 4. Pengolahan Air Bersih Pengolahan air bersih ini didasarkan pada sifat-sifat koloid yaitu adsorpsi dan koagulasi. Contohnya yaitu pada pengolahan air sumur atau air sungai untuk nantinya digunakan sebagai sebagai air bersih. Air sumur atau air sungai itu mengandung lumpur koloidal dan bahkan juga mengandung zat-zat pewarna, tercemar seperti zat sisa detergen atau sabun. Nahh untuk mengolahnya menjadi air bersih diperlukan beberapa bahan seperti tawas (alumunium sulfat), pasir, klorin atau kaporit, dan karbon aktif. Tawas ini berguna dalam hal menggumpalkan lumpur koloidal tersebut sehingga akan mudah disaring. D. Koloid pelindung Terkadang pada beberapa proses suatu koloid juga perlu perlu dipecah setelah dia mengalami koagulasi. Namun dalam prose pemecahannya koloid juga harus dijaga agar tidak rusak. Untuk itu diperlukan suatu koloid pelindung yang dapat menstabilkan system koloid lain. Fungsi dari koloid pelindung ini nantinya akan membungkus partikel zat terdispersi agar tidak dapat mengelompok lagi. Contoh dari adanya Koloid Pelindung ini, diantaranya : -Cat dan tinta dapat bertahan lama karena adanya koloid pelindung -Zat-zat pengemulsi seperti detergen dan sabun juga termasuk ke dalam koloid pelindung. -Penggunaan gelatin pada pembuatan es Cream agar tidak terjadi pembentukan kristal besar es atau gula. E. Dialisis Pada pembuatan koloid, akan ada juga ion-ion yang dapat mengganggu kestabilan sistem koloid. Nahh proses menghilangkan ion-ion penggangu inilah yang disebut dengan Dialisis. Proses menghilangkan muatan koloid pengganggu dengan cara memasukkan koloid ke dalam suatu kantong yang terbuat dari membran semipermeabel. Kemudian kantong koloid ini dimasukkan kedalam bejana berisi air mengalir. Dengan demikian ion-ion tersebut akan keluar dari kantong dan mengalir bersama air. Nahh itulah beberapa sifat dari Sistem Koloid.. Terus tambah wawasan kalian disini yah otakers. Salam dari sabang sampai merauke ...