<p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><img alt='Pembibitan tanaman kopi di shelter Olam, Bandung, Jawa Barat.' src='https://asset.kompas.com/crop/128x0:1017x593/750x500/data/photo/2019/07/08/2756480829.png' style='height:267px; width:400px' /></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Pembibitan tanaman kopi di shelter Olam, Bandung, Jawa Barat.(Nespresso) BANDUNG, </span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Menanam pohon kopi bukan perkara mudah. Perlu pengetahuan dan teknik tepat agar tanaman menghasilkan ceri terbaik. Dalam Bandung Farm Trip Nespresso ke Ciwidey, Bandung, berkesempatan langsung menjajal menanam, sekaligus mengetahui dari pakar tanaman kopi yang juga menjabat sebagai AAA Cluster Manager Olam Indonesia, Dadang Hendarsyah. Ada pun proses yang dilakukan adalah generatif, dengan cara menyemai benih atau biji. </span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Proses menanam kopi dimulai dari mengambil biji dari ceri terbaik pohon kopi yang tumbuh di daerah masing-masing. Ada pun pengambilan dari pohon setempat untuk mengetahui pohon kopi mana yang cocok. Selain itu, untuk pembibitan diambil dari pohon kopi berusia enam tahun ke atas. "Untuk pembibitan, kita cari ceri merah dan besar. Selain itu pengambilan ceri harus letaknya di tengah-tengah dahan. Kita cari yang tidak cacat," ujar Dadang. Setelah itu, kupas kulit ceri untuk mengambil biji di dalam. Proses tersebut harus dengan tangan, bukan mesin. "Karena (kalau pakai mesin) parchment (kulit) kopi akan mengelupas dan memengaruhi pertumbuhan kopi," ujar Dadang. </span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'><img alt='Tanaman kopi di shelter Olam, Bandung, Jawa Barat.' src='https://asset.kompas.com/crop/0x134:1612x1208/750x500/data/photo/2019/07/08/1072297232.jpg' style='height:267px; width:400px' /></span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Tanaman kopi di shelter Olam, Bandung, Jawa Barat. </span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Proses selanjutnya adalah pencucian dengan tangan untuk menghilangkan lendir. Lalu cukup diberikan angin-angin sekitar satu hari. Hindari untuk menjemur langsung di bawah terik matahari. Proses setelah itu adalah merambang, di mana biji kopi ditaruh di dalam air. Biji kopi terbaik tidak boleh mengambang."Kalau ada yang ngambang, bijinya tidak kita tanam karena tidak kuat," katanya. Jika biji sudah siap untuk pembibitan, maka siapkan media tanah dengan komposisi 3 kompos, 2 tanah dan 1 pasir.</span></p> <p style='text-align: justify;'><span style='color:#000000'>Proses selanjutnya adalah penyemaian. Setelah itu akan muncul kecambah hingga bunga dan siap dipindahkan ke polybag. "Sebelum pindah kita pilih mana pohon layak dipindah dan tidak, kita lihat dari akar. Kalau akar lurus, maka akar serbut bagus dan bisa pindah ke polybag." "Sementara kalau ada akar bengkok dan rambut akar sedikit, kita tidak tanam dan langsung buang. Jadi seleksi dulu sebelum pindah ke polybag," kata Dadang. Menurut Dadang, proses pembibitan tersebut merupakan proses untuk menciptakan biji kopi terbaik. Hal ini juga dilakukan untuk biji kopi Nespresso yang juga bagian dari Nespresso AAA.</span><br /> </p>