Pemandangan Aurora Borealis atau Northern Lights menghiasi langit kawasan Ivalo of Lapland di Finlandia, 27 September 2019. Fenomena ini merupakan hasil tabrakan antara partikel bermuatan listrik dari matahari yang memasuki atmosfer bumi. Peristiwa badai matahari yang paling terkenal dinamakan Carrington Event terjadi pada tahun 1859, di mana ledakan tersebut mengacaukan sinyal morse. Peristiwa serupa pernah terjadi pada acara Halloween 2003, saat lidah api menghantam sebuah satelit, menyebabkan seluruh wilayah Amerika dan Ontario mati listrik. Enam belas tahun lalu, badai matahari juga memadamkan seluruh wilayah Quebec. Biasanya, aurora ditemukan pada lintang utara melewati Alaska, Kanada, dan Negara Skandinavia (Norwegia, Swedia, dan Denmark). Seiring dengan badai matahari yang terjadi minggu lalu, aurora dapat dilihat di Amerika. Aurora, pada dasarnya adalah lidah matahari yang menyentuh bumi. Ketika menabrak atmosfer bumi, lidah tersebut membentuk barisan cahaya berwarna. Biasanya aurora berwarna hijau, tapi bisa saja berwarna biru, atau merah keunguan. Hal ini dipengaruhi partikel gas yang dibawa dan yang ditabrak. Aurora yang tampak lima hari lalu, dimungkinkan oleh pijaran matahari berlebih, sehingga bisa terlihat di Amerika. Hari Sabtu lalu, Pusat Prakiraan Cuaca Semesta mendeteksi “gelombang magnetik menengah”, yang mempengaruhi cahaya utara lebih intensif. Bedasarkan materi yang menabrak medan magnet bumi, diperkirakan cahaya itu bisa lebih terang, seperti yang ditemukan di Iowa dan Colorado. Namun, masih ada kemungkinan badai matahari tersebut tidak melanda semua wilayah.