Ketidakpastian pengukuran adalah suatu parameter non-negatif yang menggambarkan sebaran nilai kuantitatif suatu besaran ukur berdasarkan informasi yang digunakan. Parameter ini dapat dijadikan salah satu cara untuk menggambarkan mutu hasil pengukuran karena menunjukkan rentang dimana nilai benar dari suatu hasil pengukuran berada. Suatu alat ukur dikatakan tepat jika mempunyai akurasi (accuracy) yang baik, yaitu hasil ukur menunjukkan ketidakpastian yang kecil. Dapat juga dipahami sebagai seberapa dekat hasil ukur dengan nilai benarnya. Beberapa penyebab ketidakpastian dalam pengukuran, yaitu: Kesalahan umum, akibat keterbatasan pengamat saat melakukan pengukuran. Contoh: salah membaca hasil pengukuran, Kesalahan sistem, akibat kesalahan instrumen pengukuran. Kesalahan umum sendiri adalah kesalahan yang disebabkan keterbatasan pada pengamat saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena kesalahan membaca skala kecil, dan kekurangterampilan dalam menyusun dan memakai alat ukur. Faktor-faktor yang berpengaruh langsung pada hasil pengukuran ini berasal dari penggunaan alat ukur, ketidakpastian kalibrasi, quantum error alat ukur, dan pengulangan. Sedangkan kondisi lingkungan, seperti suhu, kelembaban, dan fluktuasi tegangan input, secara tidak langsung mempengaruhi hasil pengukuran. Untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh, diperlukan pemahaman yang mendalam tentang metode pengukuran yang digunakan. Cara menambahkan Ketidakpastian Pada Pengukuran 1. Tentukan alat ukur apa yang ingin kamu gunakan untuk mengukur suatu benda. 2. Ukur benda tersebut menggunakan alat ukur yang telah diberikan. 3. Tulis hasil pengukuranmu di depan. 4. Dibelakangnya ditambahi tanda ± dan diikuti ketidakpastian. Ingat ketidakpastian di alat ukur yang berjenis sama akan sama. Contoh : Ketidakpastian penggaris A sama dengan ketidakpastian penggaris B. Misal Penggaris memiliki skala terkecil 1 mm namun kita masih bisa menghitung ½ mm (0,5 mm) = 0,05 cm. Maka, ke- tidakpastiannya adalah ½ x ½ = ¼ mm (0,25 mm) = 0,025 cm.