“Kamu masih duduk di bangku kuliah? Mau kerja di mana setelah lulus?” Belum selesai mengenyam pendidikan di bangku kuliah saja sudah ditanyai mau kerja di mana. Padahal masih ada berapa semester sebelum lulus. Masih jauh. Begitu pikirmu? Kamu perlu tahu bahwa posisimu sekarang dapat menentukan bagaimana masa depanmu. Duduk di bangku kuliah dengan tanggung jawab yang besar mengenai masa depanmu sendiri bukanlah perkara yang mudah. Kamu sudah bertanggung jawab atas pilihanmu, atas jalan hidup yang dijalani sendiri nantinya. Tidak lagi bergantung pada orang tua. Apa tujuanmu kuliah? mau mencari pekerjaan bukan? Untuk apa pekerjaan itu? Menghidupi hidupmu sendiri dan syukur bila bisa menghidupi biaya keluarga. Kalau pada intinya tujuanmu kuliah adalah bekerja, tak heran bila banyak mahasiswa sekarang mati-matian kuliah untuk segera lulus dan mendapatkan pekerjaan. Hal yang sangat diharapkan dari pekerjaan itu sendiri adalah gaji. Kamu berpikir, “Cepat lulus, dapat pekerjaan bagus, dapat gaji besar lalu hidup seperti orang kaya,”. Tunggu dulu! Cepat lulus? Dapat pekerjaan bagus? Gaji besar? Faktanya, cepat lulus dan dapat pekerjaan bagus tak selamanya menjamin bahwa taraf kehidupanmu akan naik seiring dengan tinggi gaji yang akan diterima. Lebih fokusnya lagi, pekerjaan bagus tidak menjamin bisa memberimu gaji yang tinggi. Mengapa? Pertama, persepsi kata ‘bagus’ antara satu dan lainnya tidak sama. Tukang sapu merupakan pekerjaan bagus dan bahkan bisa dikatakan sangat mulia karena membuat tempat di sekitarmu jadi bersih dan rapi. Apakah itu persepsi pekerjaan bagus menurut versimu? Mungkin kamu berkata tidak karena gajinya mungkin tidak tinggi. Kedua, lulus cepat tak menjaminmu mendapat pekerjaan bagus. Iya kalau nilaimu berlimang A dan B, bagaimana kalau lulus cepatmu itu hanya sekedar membawa nilai C? Bukannya merendahkan, namun berbagai perusahaan pun mungkin enggan untuk menerimamu meski kamu berlimang pengalaman aktif di berbagai organisasi dan kegiatan baik itu internal maupun eksternal kampus. Mempertimbangkan dua hal tersebut, berikut ini merupakan trik-trik untuk mendapat pekerjaan dengan gaji yang relatif tinggi setelah kamu lulus kuliah dan sudah diwisuda. 1. Lihat Rata-rata Gaji Profesi yang Kamu Inginkan Ini nih hal pertama yang harus diperhatikan. Kamu harus mengetahui rata-rata gaji profesi yang kamu inginkan. Bagaimana caranya? Kamu bisa browsing ke beberapa situs seperti JobsDB.com atau Jobstreet.com yang menyediakan berbagai informasi mengenai rentang gaji untuk suatu kedudukan atau profesi tertentu. Atau mungkin bisa juga banyak sharing dengan orang-orang yang sudah bekerja dengan profesi tersebut. Mengetahui rata-rata gaji profesi yang kamu inginkan dari satu kantor ke kantor lain bisa jadi pertimbangan dalam melamar. Selain itu kamu juga harus ingat bahwa gaji pertama mungkin tidak sebesar gaji-gaji karyawan yang sudah bekerja lebih lama di sana. Sehingga sebelumnya bisa memperhitungkan biaya hidupmu ketika sudah mendapat pekerjaan sebagai pekerja baru di sebuah kantor. Hal lain yang menjadi perhatian adalah ketika sudah melamar dan masuk dalam tahap wawancara, di sinilah pentingnya informasi mengenai rata-rata pekerjaan di kantor yang dilamar sehingga saat sesi pertanyaan mengenai jumlah gaji yang kamu inginkan, jangan sampai terkesan menjual dirimu terlalu mahal untuk ukuran fresh graduate. Dengan mempertimbangkan hal ini, bisa jadi kamu diterima di kantor tersebut sesuai dengan prediksi dan proyeksimu. 2. Jangan Mudah Tergiur dengan Nama Besar Perusahaan Hal ini juga menjadi hal yang khawatirkan oleh beberapa pihak, persepsi mengenai nama kantor yang besar dan terkenal akan menjaminmu untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang tinggi selepas wisuda. Meski pernah mendengar desas-desus mengenai jumlah gaji yang diterima bila bekerja di posisi tertentu dalam kantor itu, mungkin saja keadaannya tidak sesuai dengan apa yang didengar. Perusahaan besar cenderung memiliki banyak peminat kerja dan karyawannya. Hal ini justru akan membuat perusahaan harus lebih pintar-pintar dalam memberikan gaji dan tunjangan kepada para pekerjanya. Kamu bahkan tidak bisa menjamin bahwa kinerjamu pasti akan turut memajukan perusahaan. Sebaliknya, menjadi pekerja di perusahaan kecil juga tak menjamin akan mendapat gaji yang kecil juga. Perusahaan skala kecil menengah biasanya membutuhkan lebih banyak pekerja dan mereka biasanya bersedia membayar lebih tinggi dari perkiraanmu. Yang jelas mereka membutuhkan tenaga dan pengetahuanmu untuk memajukan perusahaan mereka. Bila kamu menginginkan gaji besar, harus menjadi orang besar di perusahaan kecil yang mana tugasmu adalah bekerja untuk turut memajukan perusahaan di mana kamu bekerja. 3. Mengukur Kemampuan Diri Penting juga untuk disadari dan diakui bahwa kamu harus bisa mengukur dirimu ketika bekerja. Kamu mungkin memiliki sederet nilai A dan B dalam transkrip nilai, tapi kinerjamu tidak dicerminkan dari itu. Kamu harus bisa mengukur seberapa bisa kamu menjalaninya karena pekerjaan tersebut merupakan kegiatan sehari-hari yang akan dilakukan ketika kamu sudah diterima di sebuah posisi pada sebuah kantor – yang menjadi tempat impianmu untuk bekerja. Kemampuan untuk bisa mengukur kemampuan diri menjadi poin yang cukup dilirik oleh para perusahaan. Mengapa? Mereka menginginkan pribadi yang bisa bekerja dengan ikhlas, bisa membagi waktu, bisa membagi kapan harus serius kapan harus santai, dan bisa bekerja di bawah tekanan yang sebenarnya muncul dari dalam diri sendiri ketika menghadapi beberapa situasi urgent dan penting atau mendadak. Kemampuan ini juga bisa menular pada rekan-rekan kerjamu nantinya yang akan menjadi partner. Jangan sampai ketika sudah diterima sebagai pekerja di perusahaan tertentu, kamu justru lebih sering sakit dan tidak masuk akibat terlalu lelah bekerja. Ini justru akan menghambat kinerja perusahaan. Pada akhirnya bisa saja kamu diundang oleh HRD dan diajak berdiskusi mengenai kelanjutan bekerja di kantor. Bila sudah begini keadaannya, baik kamu maupun pihak perusahaan sama-sama rugi. 4. Jangan Mudah Menyerah Poin yang satu ini tidak boleh dilupakan. Paling tidak bekerja untuk dirimu sendiri. Jangan mudah putus asa dan menyerah ketika menghadapi beberapa situasi sulit di kantor. Memang dunia pekerjaan jauh lebih sulit daripada dunia kuliah. Banyak orang sudah mengakui keadaan itu. Kamu tidak lagi berurusan soal nilai, tidak bisa protes ketika dosenmu memberikanmu nilai C padahal sudah belajar mati-matian dan bekerja keras untuk mendapatkan nilai A. Ketika kamu dihadapkan pada dunia kerja, tidak ada orang yang peduli bagaimana perjuanganmu ketika mendapatkan sesuatu yang kamu inginkan. Mereka justru akan berlomba saling menjatuhkanmu – beberapa kasus sudah sering terjadi. Maka, kamu tidak boleh mudah menyerah di tengah jalan, sebaliknya lawan keadaan terhimpit itu dengan kemampuanmu saat bekerja. Sikap tidak mudah menyerah ini juga akan memberikan poin plus tersendiri yang akan dilihat oleh perusahaan, sehingga bukannya tidak mungkin sikap ini akan membawamu pada promosi pekerjaan yang lebih baik dan lebih cepat dengan taraf kehidupanmu yang bisa semakin meningkat. 5. Percaya Diri Kamu sudah memiliki pengetahuan dan kemampuan diri yang begitu memukau di dalam daftar riwayat hidup. Sekarang saatnya kamu menunjukkan pada dunia kalau dua hal itu bukan hanya soal teori yang kamu dapatkan di bangku kuliah tapi juga bisa kamu lakukan di dunia kerja. Polanya hampir sama, kamu harus bekerja dengan keras dan pintar yang didukung oleh pengetahuan mengenai teori dan praktek yang pernah kamu dapatkan semasa kuliah. Kamu harus percaya diri dalam melakukannya. Dengan percaya diri, orang akan lebih melihat dan yakin bahwa kamu bisa diandalkan untuk tugas-tugas yang ada. Ilmu Itu Penting, Tapi Karakter Lebih Berpengaruh Memiliki pengetahuan yang kamu dapatkan selama duduk di bangku kuliah memang sangat mendukung apa yang akan membantu mencari pekerjaan impianmu nantinya (sesuai dengan jurusan kuliah yang kamu jalani sekarang) namun beberapa hal harus diperhatikan bahwa dunia kerja tak menjamin yang memiliki pamor akan memberikan pamor. Kamu harus bisa berjuang dengan menggunakan taktik yang akan mempermudahmu mencapai tujuanmu bekerja dan mendapat gaji sesuai impianmu yang bisa menghidupi hidupmu sendiri maupun keluargamu kelak, namun bukan berarti menghalalkan segala cara. Integritas diri tetaplah menjadi hal yang penting dalam hal apapun termasuk pekerjaan, termasuk karakter baik yang kamu miliki.