Pemecahan masalah yang melibatkan proses kreatif disebut pemecahan masalah kreatif (Creative Problem Solving). Creative Problem Solving (CPS) pertama kali diperkenalkan oleh Alex Osborne sehingga Creative Problem Solving ini dikenal juga dengan nama The Osborne-Parnes Creativity Problem Solving Models.
Kelebihan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
Menurut Huda (2013: 320) manfaat yang bisa diperoleh dari menerapkan model ini antara lain:
a. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memahami konsep-konsep dengan cara menyelesaikan suatu permasalahan.
b. Membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran.
c. Mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik karena disajikan masalah pada awal pembelajaran dan memberi keleluasaan kepada peserta didik untuk mencari arah-arah penyelesaiannya sendiri.
d. Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mendifinisikan masalah, mengumpulkan data, menganalisis data, membangun hipotesis, dam percobaan untuk memecahkan suatu permasalahan.
e. Membuat peserta didik dapat menerapkan pengetahuan yang sudah dimilikinya ke dalam situasi baru.
Kelemahan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
Menurut Huda (2013: 320) kelemahan dari menerapkan model treffinger antara lain:
a. Perbedaan level pemahaman dan kecerdasan peserta didik dalam menghadapi masalah.
b. Ketidaksiapan peserta didik untuk menghadapi masalah baru yang dijumpai di lapangan.
c. Model ini mungkin tidak terapkan untuk peserta didik taman kanak-kanak atau kelas-kelas awal sekolah dasar.
d. Membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mempersiapkan peserta didik melakukan tahp-tahap di atas.
Langkah- langkahModel Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
Treffinger (dalam Huda, 2013: 318) menyebutkan bahwa model pembelajaran ini terdiri atas 3 komponen penting yaitu understanding challege, generating ideas, dan preparing for action. Penjelasan sintaknya mengenai model ini sebagai berikut:
a. Komponen I - Understanding Challege (Memahami Tantangan)
yaitu 1) menentukan tujuan: guru menginformasikan kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajarannya, 2) menggali data: guru mendemonstrasi/ menyajikan fenomena alam yang dapat mengundang keingintahuan peserta didik dan 3)
b. merumuskan masalah
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengindentifikasi permasalahan.
c. Komponen II - Generating Ideas (Membangkitkan Gagasan)
yaitu memunculkan gagasan: guru memberi waktu dan kesempatan pada peserta didik untuk mengungkapkan gagasannya dan juga membimbing peserta didik untuk menyepakati alternatif pemecahan masalah yang akan diuji.
d. Komponen III - Preparing For Action (Mempersiapkan Tindakan)
yaitu 1) mengembangkan solusi: guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, 2) membangun penerimaan: guru mengecek solusi yang telah diperoleh peserta didik dan memberikan permasalahan yang baru namun lebih kompleks agar peserta didik dapat menerapkan solusi yang telah ia peroleh.
Semoga Artikel ini bermanfaat bagi kita,Khususnya bagi para pendidik..