Permainan merupakan sebuah dunia bagi anak-anak, hampir seluruh daerah memiliki permainan yang beragam. Beragam permainan tradisional diminati karena cara bermainnya yang unik dan daerahnya yang berbeda-beda. Dilansir dalam buku “Education Gamer”, oleh Ismail berikut tujuh jenis permainan tradisional bagi anak.
Bakiak dikenal sebagai alas kaki. Bakiak terbuat dari kayu yang kuat tetapi ringan. Bentuknya sesuai dengan telapak kaki, lalu diberi tali yang terbuat dari kulit atau karet.
Bentuk bakiak yang digunakan untuk permainan tentunya berbeda dengan bentuk bakiak yang biasa digunakan sebagai alas kaki. Sebagai alat permainan bakiak bentuknya panjang dan talinya pun lebih dari satu
Jumlah tali yang terpasang pada bakiak panjang ini disesuaikan dengan jumlah pemainnya. Panjang bakiak dapat mencapai satu meter atau lebih. Kayu yang digunakannya pun harus yang ringan untuk memudahkan mengangkat dan menjalankannya.
Permainan ini dilakukan oleh anak laki-laki atau perempuan dengan jumlah pemain minimal 6 orang. Dalam permainan ini tidak menggunakan alat khusus, hanya diperlukan tempat yang luas dan terbuka diberi garis petak-petak sejumlah 8 buah yang masing-masing berukuran 3 meter bujur sangkar.
Permainan bekel ini merupakan adu ketangkasan antara 2 atau 4 orang anak perempuan yang berumur 7-12 tahun, alat yang dipergunakan adalah bola bekel dari karet berdiameter 3 cm dan kulit kerang atau kewuk/kuningan yang berjumlah 10 buah.
Sebuah benda yang terbuat dari kayu dibentuk menyerupai roda berbelah dan berporos dibagian dalam, untuk memainkan alat tersebut dengan bantuan tali yang pada kedua ujungnya disatukan pada kalep dari bahan kulit yang dikaitkan pada poros tersebut.
Bentuk permainannya bersifat hiburan dan dimainkan secara tunggal, dan biasanya dilakukan oleh anak laki-laki yang berusia antara 7-15 tahun.
Dhakon atau congklak biasanya dimainkan oleh anak perempuan berjumlah 2 orang. Alat ini terbuat dari kayu menyerupai perahu di kedua ujungnya bermotif naga dalam posisi lebih tinggi.
Alat ini mempunyai cekungan besar di kedua ujung, dan cekungan kecil berjumlah ganjil (7 atau 9 buah) berjajar sepanjang badan perahu.
Permainan tradisional ini hampir ada diseluruh daerah, hanya saja namanya berbeda-beda. Permainan petak umpet biasanya berjumlah genap: 6 atau 8 orang. Permainan ini biasanya dilakukan pada malam hari agar waktu bersembunyi tidak terlihat oleh si penjaga.
Dunia bermain adalah dunia anak-anak. kebiasaan melakukan permainan (dolanan) tradisonal yang kebanyakan berkelompok saat ini sudah sangat jarang dimainkan karena mereka lebih akrab dengan playstation, game boy atau boneka barbie yang lebih individual.
Namun di sudut-sudut tertentu, upik-upik kecil masih sangat antusias memainkan permainan tradisional semisal Cublak Cublak Suweng dan Gobag Sodor.