Pada masa perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan Islam banyak pedagang Cina yang tinggal di daerah pesisir, bahkan tidak sedikit yang menikah dengan penduduk Jawa. Begitu juga pada masa pemerintahan VOC di Batavia, banyak orang Cina yang datang ke Jawa.
Latar Belakang orang-orang China Berontak
VOC sengaja mendatangkan orang-orang Cina dari Tiongkok dalam rangka mendukung kemajuan perekonomian di Jawa. Orang-orang Cina yang datang ke Jawa tidak semua yang memiliki modal.
Banyak di antara mereka termasuk golongan miskin. Mereka kemudian menjadi pengemis bahkan ada yang menjadi pencuri. Sudah barang tentu hal ini sangat mengganggu kenyamanan dan keamanan Kota Batavia.
Baca juga: Perang Melawan Kolonialisme Dan Imperialisme: Rakyat Riau Angkat Senjata
Untuk membatasi kedatangan orang–orang Cina ke Batavia, VOC mengeluarkan ketentuan bahwa setiap orang Cina yang tinggal di Batavia harus memiliki surat izin bermukim yang disebut permissiebriefjes atau masyarakat sering menyebut dengan “surat pas”.
Apabila tidak memiliki surat izin, maka akan ditangkap dan dibuang ke Sailon (Sri Langka) untuk dipekerjakan di kebun-kebun pala milik VOC atau akan dikembalikan ke Cina. Mereka diberi waktu enam bulan untuk mendapatkan surat izin tersebut. Biaya untuk mendapatkan surat izin itu yang resmi dua ringgit (Rds.2,-) per orang.
Tetapi dalam pelaksanaannya untuk mendapatkan surat izin terjadi penyelewengan dengan membayar lebih mahal, tidak hanya dua ringgit. Akibatnya banyak yang tidak mampu memiliki surat izin tersebut.
VOC bertindak tegas, orang-orang Cina yang tidak memiliki surat izin bermukim ditangkapi. Tetapi mereka banyak yang dapat melarikan diri keluar kota. Mereka kemudian membentuk gerombolan yang mengacaukan keberadaan VOC di Batavia.
Mengapa Orang-orang cina di Batavia melakukan perlawanan kepada VOC?
VOC menyelewengkan surat izin dengan membayar harga lebih mahal akibatnya banyak orang china yang tidak mampu membeli surat izin tersebut (Pungli)
Orang china yang tidak memiliki surat izin (surat izin bermukim yang disebut Permissiebriefes atau surat pas) yang bermukin akan di tangkap dan dideportasi ke negaranya atau dipekerjakan di kebun-kebun pala milik VOC di Sri Langka, oleh Karena itu orang china membentuk gerombolan untuk memberontak VOC
Meningkatnya populasi etnis Tionghoa di Batavia, sehingga pengangguran meningkat
Pada suatu ketika tahun 1740 terjadi kebakaran di Batavia. VOC menafsirkan peristiwa ini sebagai gerakan orang-orang Cina yang akan melakukan pemberontakan.
Oleh karena itu, para serdadu VOC mulai beraksi dengan melakukan sweeping memasuki rumah-rumah orang Cina dan kemudian melakukan pembunuhan terhadap orang-orang Cina yang ditemukan di setiap rumah.
Baca juga: Perang Melawan Kolonialisme Dan Imperialisme: Perlawanan Gowa-Tallo Makassar Terhadap VOC
Sementara yang berhasil meloloskan diri dan melakukan pembrontakan di berbagai daerah, misalnya di Jawa Tengah. Salah satu tokohnya yang terkenal adalah Oey Panko atau kemudian dikenal dengan sebutan Khe Panjang, kemudian di Jawa menjadi Ki Sapanjang. Nama ini dikaitkan dengan perannya dalam memimpin perlawanan di sepanjang pesisir Jawa.
Perlawanan dan kekacauan yang dilakukan orang-orang Cina itu kemudian meluas di berbagai tempat terutama di daerah pesisir Jawa. Perlawanan orang-orang Cina ini mendapat bantuan dan dukungan dari para bupati di pesisir. Bahkan yang menarik atas desakan para pangeran, Raja Pakubuwana II juga ikut mendukung pemberontakan orang-orang Cina tersebut.
Pada tahun 1741 benteng VOC di Kartasura dapat diserang sehingga jatuh banyak korban. VOC segera meningkatkan kekuatan tentara maupun persenjataan sehingga pemberontakan orang-orang Cina satu demi satu dapat dipadamkan.
Pada kondisi yang demikian ini Pakubuwana II mulai bimbang dan akhirnya melakukan perundingan damai dengan VOC.
Baca juga: Perang Melawan Kolonialisme Dan Imperialisme: Perlawanan Banten Terhadap VOC
Rangkuman Perlawanan orang china kepada VOC
Pada tahun 1740 terjadi kebakaran di Batavia, VOC menafsirkan kebakaran tersebut disebabkan pemberontakan oleh orang china
Orang china melakukan perlawanan dijawa tengah salah satu tokoh yang terkenal adalah Oey Panko
Orang china mulai meluas dengan melakukan perlawanan dan kekacauan terutama di daerah pesisir jawa
Perlawanan di jawa mendapatkan bantuan dari bupati
Raja Paku Buwana II juga ikut melakukan perlawanan
Pada tahun 1741 benteng VOC kartasura di serang hingga jatuh
Cara VOC untuk membatasi kedatangannya orang China
VOC mengeluarkan bahwa setiap orang china harus memiliki surat izin atau disebut “Permissiebriefes”
Apabila tidak memiliki surat izin maka akan ditangkap dan dibuang ke sri langka atau dikembalikan
Orang china diberi waktu 6 bulan untuk mendapatkan surat izin
Biaya untuk mendapatkan surat izin yang resmi harganya 2 ringgit per orang
Cara VOC untuk mengatasi pemberontakan orang china
Serdadu VOC melakukan sweeping memasuki rumah – rumah orang china dan melakukan pembunuhan
VOC segera meningkatkan kekuatan tentaranya
VOC juga meningkatkan persenjataanya
Akibat Dari Kejadian Pemberontakan Orang-orang China
Bagi bangsa Indonesia: Kerugian karena wilayah Batavia porak poranda akibat pemberontakan dan pencurian barang-barang oleh orang-orang Cina.
Bagi VOC: Keuntungan karena penyelewengan harga pembuatan surat pas yang lebih mahal dan kerugian karena benteng VOC di Kartasura diserang oleh orang-orang Cina dan dibantu Raja Pakubuwana II serta orang-orang pribumi sehingga jatuh banyak korban dari pihak VOC.