Pemahaman mengenai bunyi tentunya masih ada banyak hal yang bisa ketahui yang berhubungan dengan bunyi. Pada catatan sebelumnya pada blog ini telah diuraikan mengenai bagaimana bunyi itu dapat terjadi. Pada catatan kali ini kita akan sama - sama memahami mengenai perambatan bunyi dan juga tingkat kuat bunyi.
Bunyi yang timbul di kehidupan sehari hari ternyata juga dapat melakukan perambatan. Selain dapat melakukan perambatan bunyi itu juga dapat mengalami peningkatan atau penurunan tingkat kuat bunyi.
Untuk mengetahui informasi yang berhubungan dengan perambatan bunyi dan tingkat kuat bunyi maka silahkan menyimak isi catatan pada kesempatan kali ini dengan seksama.
Baca juga: Pemantulan Gelombang Bunyi
Bunyi dapat mengalami perambatan atau bunyi itu dapat merambat
Bunyi yang terjadi di alam ini dapat mengalami perambatan sehingga dapat terdengar dengan jarak yang relatif jauh. Bunyi dapat mengalami perambatan ini tentunya akan memberikan manfaat bagi makhluk hidup yang hidup di alam ini.
Dengan mengalami perambatan bunyi ini dapat terdengar dari tempat - tempat yang berbeda dari asal sumber bunyi tersebut. Ketika bunyi ini dapat terdengar dari tempat yang berbeda akan mempercepat bunyi tersebut tersebar ke segala arah.
Perambatan bunyi sehingga bisa terdengar atau sampai ke tempat - tempat yang bermacam - macam lokasinya, hal ini tentunya melewati suatu medium atau perantara. Perantara atau medium perambatan bunyi ini dapat berupa berbagai macam bentuk zat yang bermacam - macam. Jenis zat yang dapat digunakan oleh bunyi untuk melakukan perambatan diantaranya gas, padat, dan cair.
Berbagai jenis zat tersebut dapat dipergunakan oleh bunyi untuk melakukan perambatan sehingga bunyi tersebut dapat terdengar dari tempat yang tidak sama dari sumber berasalnya bunyi tersebut.
Baca juga: Rangkuman Pemantulan dan Penyerapan Bunyi
Bunyi dapat melakukan perambatan melalui benda gas, cair, dan padat. Zat perantara yang dipergunakan oleh bunyi untuk melakukan perambatan dinamakan dengan zat perantara atau medium perantara.
Sebagai contoh dari benda yang dapat dipergunakan untuk perambatan bunyi adalah udara, air, dinding, kayu, dan beberapa benda lainnya yang tergolong di dalam benda cair, padat, atau pun benda gas.
Bunyi ini tidak dapat dilihat bentuknya dan juga proses perambatan dari bunyi ini juga tidak dapat diamati. Untuk dapat mengetahui proses perambatan bunyi seperti atau mirip dengan merambatnya gelombang di dalam air.
Ketika kita melemparkan batu atau kerikil ke dalam air tentunya kita akan melihat mengenai riak - riak melingkar yang bergerak ke tepi. Proses perambatan yang dialami oleh gelombang bunyi seperti halnya bentuk perambatan gelombang dalam air tersebut.
Ketika tidak tersedia medium atau zat untuk melakukan perambatan, maka bunyi tidak akan bisa merambat dan tidak akan terdengar dari tempat yang berbeda. Kondisi bunyi tidak dapat merambat ini bilamana sumber bunyi tersebut berada pada suatu tempat yang keadaannya hampa udara.
Keadaan yang hampa udara sehingga bunyi tidak dapat melakukan perambatan ini seperti yang berada pada angkasa luar dan juga pada daerah yang berlokasi di bulan. Keadaan di bulan sunyi karena tidak terdengar bunyi apa pun.
Waktu yang diperlukan oleh bunyi untuk melakukan perambatan memerlukan waktu yang relatif lama. Kejadian atau peristiwa yang memperlihatkan bahwasanya bunyi memerlukan waktu yang relatif lama untuk melakukan perambatan yaitu seperti timbulnya petir yang mana di dahului oleh kilat terlebih dahulu yang baru kemudian terdengar suara petir.
Baca juga: Pengertian Dan Rumus Cepat Rambat Bunyi Lengkap
Dengan adanya kejadian ini dapat diambil pemahaman bahwasanya kecepatan perambatan bunyi lebih lama jika dibandingkan dengan cepat rambat kilat atau cahaya. Ketika dapat diambil pemahaman yang demikian ini juga bisa didapatkan informasi kalau bunyi ini benar - benar melakukan perambatan untuk bisa terdengar pada suatu daerah yang berbeda.
Dari berbagai pemaparan mengenai bunyi yang telah dipaparkan pada paragrap sebelumnya dapat kita ambil beberapa pemahamanan.
- Pertama, bunyi yang ada di alam ini dapat mengalami perambatan melalui berbagai macam medium perantara yang berbentuk zat padat, zat gas, dan zat cair.
- Kedua, pada kondisi atau keadaan yang hampa udara bunyi tidak dapat melakukan perambatan.
- Ketiga, proses permbatan bunyi dapat dilihat dalam bentuk gelombang bunyi. Terakhir bunyi dalam melakukan perambatan pada zat perantara atau medium perantara memerlukan waktu dalam perambatannya.
Bunyi memiliki tingkat kuat atau level kuat bunyi
Dalam pembahasan sebelumnya telah kita ketahui mengenai bagaimana bunyi yang terdapat di alam ini timbul, kali ini selain mengetahui mengenai proses perambatan bunyi seperti yang telah di paparkan pada beberapa paragrap di atas. Pada bagian ini kita juga akan belajar mengetahui mengenai tingkat kekuatan suatu bunyi yang terdapat di alam.
Bunyi yang timbul di alam ini tentunya memiliki tingkat kekuatan yang berbeda - beda. Dari tingkat bunyi yang dimiliki oleh bunyi tersebut tentunya ada suatu hal yang menjadi penyebab dari kuat lemahnya suatu bunyi. Untuk mengetahui penyebab dari kuat lemahnya suatu bunyi kita akan mengetahui dalam pembahasan berikut ini.
Sebenarnya tingkat lemah kuatnya suatu bunyi tersebut di tentukan oleh besar kecilnya amplitudo yang dihasilkan oleh benda yang bergetar. Semakin besar nilai amplitudo dari benda yang bergetar tersebut maka tingkat bunyi yang dihasilkan semakin meningkat atau semakin keras. Begitu pula sebaliknya semakin kecil nilai amplitudo maka semakin lemah tingkat bunyi yang dihasilkan.
Tingkat lemah kuatnya suatu bunyi yang dihasilkan oleh suatu benda yang terdapat di alam dipengaruhi oleh nilai amplitudo getaran dari benda yang bergetar. Dengan demikian kita dapat mengatur lemat kuatnya dari bunyi yang dihasilkan oleh suatu benda dengan mengatur nilai dari amplitudo getaran dari suatu benda tersebut.
Demikianlah pembahasan mengenai perambatan bunyi dan kuat bunyi. Semoga dapat memberikan informasi kepada teman - teman pembaca semuanya. Terimakasih.