Hemofilia adalah gangguan pembekuan darah yang menyebabkan darah menjadi sulit membeku. Kondisi ini menyebabkan penderitanya mengalami gangguan pembekuan darah dan dapat mengalami perdarahan yang berlangsung lama, bahkan hingga tidak terkontrol.
Umumnya, penyakit hemofilia adalah kondisi yang bersifat genetik atau diturunkan dari anggota keluarga. Namun, dalam beberapa kasus, tidak menutup kemungkinan hemofilia terjadi sewaktu-waktu pada usia dewasa. Dalam istilah medis, kondisi ini dinamakan acquired hemophilia.
Jenis-jenis penyakit hemofilia
Terdapat tiga jenis penyakit hemofilia yang perlu Anda ketahui, yaitu:
Hemofilia A
Hemofilia tipe A sering juga disebut sebagai hemofilia klasik yang diturunkan secara genetik. Hemofilia tipe A adalah penyakit yang terjadi saat tubuh kekurangan faktor pembekuan darah VIII.
Biasanya, hemofilia tipe A dikaitkan dengan kehamilan, penggunaan obat-obatan tertentu, penyakit kanker, lupus dan rematik.
Hemofilia B
Hemofilia B adalah kondisi yang terjadi karena tubuh kekurangan faktor pembekuan darah IX. Kondisi ini biasanya diwariskan oleh ibu, tapi bisa juga terjadi ketika gen berubah atau bermutasi sebelum bayi dilahirkan.
Hemofilia C
Hemofilia C merupakan gangguan yang disebabkan oleh berkurangnya faktor pembekuan darah XI. Kondisi ini juga disebut dengan sindrom Rosenthal. Kasus kejadian hemofilia C tergolong paling jarang ditemukan dibandingkan dengan jenis lainnya.
Gejala hemofilia
Saat seseorang mengidap hemofilia, maka ia akan menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:
Perdarahan pada sendi yang menyebabkan pembengkakan, nyeri, atau ketegangan. Bagian yang sering terdampak adalah lutut, siku, dan mata kaki.
Perdarahan pada kulit (memar), otot, dan jaringan halus yang menyebakan berkumpulnya darah pada area tubuh tersebut (hematoma).
Perdarahan pada mulut dan gusi. Perdarahan sering sulit dihentikan setelah pencabutan gigi.
Terjadi perdarahan setelah khitan.
Terjadi perdarahan setelah disuntik atau divaksin.
Perdarahan pada kepala bayi setelah proses persalinan yang sulit.
Terdapat darah pada urine atau feses.
Sering mengalami mimisan dan sulit dihentikan.