Jika biasanya durian terkenal diselimuti kulit berduri, kini Anda akan mengenal durian yang tidak berduri dan disebut sebagai durian gundul. Durian tersebut berasal dari Lombok dan sudah ditemukan sejak 2007 silam. Saat ini durian gundul telah menembus pasar Australia.
foto: https://bappeda.ntbprov.go.id/
Sekilas penampilan buah ini memang terlihat aneh dan tidak menyerupai buah durian umumnya. Penampilan buahnya lebih mirip buah kelapa yang sudah dikupas bagian serabutnya. Kulit buah tersebut berwarna cokelat dengan sedikit tekstur bergelombang. Ukurannya hampir sama dengan buah melon dengan kulit yang terasa keras.
Durian gundul tersebut menjadi satu-satunya buah yang hanya bisa ditemui di kawasan hutan lindung Gunung Rinjani. Pohon durian gundul dapat tumbuh hingga setinggi 15 meter, bercabang dan berdaun lebat, serta berada di antara pepohonan lainnya.
Tanaman ini mengalami mutasi bentuk secara alamiah sehingga buah yang dihasilkan tidak diselimuti oleh kulit berduri. Kasus tersebut bisa terjadi karena adanya persilangan alami antara jenis durian yang berduri sangat pendek dengan jenis durian lain yang berduri sangat pendek juga.
Secara keseluruhan, bentuk pohon buah durian tidak berduri ini hampir sama dengan pohon durian umumnya, yang membedakan hanya buah yang dihasilkan tidak diselimuti kulit berduri. Selain itu, rasa, tekstur daging, serta aroma buah ini persis seperti durian umumnya.
Kandungan gula di dalam buah durian gundul mencapai 14—15°brix. Tak heran, rasa buah durian ini terbilang manis dan enak. Ketebalan daging buahnya mencapai 0,5 cm. Ketebalan tersebut cukup umum dijumpai pada buah-buah durian lokal.
Tanaman durian gundul dapat beradaptasi dengan baik di dataran rendah hingga dataran sedang dengan ketinggian 250—700 m dpl. Durian gundul berasal dari Desa Narmada. Di daerah tersebut pada mulanya hanya ditemukan satu pohon durian tak berduri ini di daerah perbukitan yang terjal dengan kemiringan sekitar 45°. Pada 2007, buah ini baru diketahui oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH).
Awalnya, masyarakat setempat enggan memakan buah dengan penampilan yang tidak wajar tersebut. Masyarakat khawatir buah tersebut berbahaya karena mengandung racun. Namun, pada musim kedua, akhirnya masyarakat berani mencoba setelah anak pekebun melihat monyet liar menyantap buah durian gundul tadi.