Tidur yang cukup sering kali disepelekan oleh banyak orang. Anda sendiri mungkin termasuk orang yang sering begadang dan kurang tidur. Padahal, tidur ternyata bisa memberikan manfaat yang besar, termasuk yang mungkin tidak pernah Anda duga sebelumnya. Ya, tidur cukup sangat berperan dalam mengurangi risiko demensia, penyakit Alzheimer, lupa ingatan, dan penurunan fungsi otak yang kerap terjadi saat Anda memasuki usia lanjut.
Apa itu penyakit Alzheimer?
Alzheimer adalah penyakit degeneratif (munculnya pelan-pelan) dengan gejala-gejala yang khas seperti penurunan fungsi otak, kesulitan berpikir dan mengambil keputusan, sulit bicara dan merangkai kata-kata, dan penurunan daya ingat (pikun). Alzheimer kerap disalahartikan sebagai proses penuaan alami yang normal, padahal sebenarnya gejala-gejala tersebut merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja.
Belum diketahui pasti apa penyebab penyakit Alzheimer. Akan tetapi, dugaan terkuat dari para ahli sejauh ini adalah penumpukan plak beta-amyloid di otak.
Apa hubungan tidur yang cukup dengan penyakit Alzheimer?
Sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Neurology menyatakan bahwa orang dewasa yang tidak tidur cukup dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. Sayangnya, dalam penelitian ini tidak dijelaskan apakah kurang tidur memicu perkembangan penyakit tersebut atau justru gejala awal dari penyakit ini yang kemudian membuat seseorang jadi tidak bisa tidur, atau jangan-jangan kombinasi keduanya. Namun, dijelaskan bahwa gangguan tidur kronis dapat menjadi tanda peningkatan risiko Alzheimer.
Ini bukan merupakan studi pertama terkait tidur dan penyakit Alzheimer. Penelitian lain menduga bahwa otak menggunakan saat-saat manusia tidur sebagai jam “maintenance” atau perbaikan. Kalau jam tidur seseorang kurang, protein-protein tertentu di otak seperti amiloid dan tau bisa terbentuk dan menimbulkan plak. Plak ini yang nantinya akan ditemukan pada gambaran atau hasil pemindaian otak orang dengan penyakit Alzheimer.
Penelitian dari observasi menemukan bahwa orang dewasa di atas usia 65 tahun (lansia) dengan plak amiloid pada otaknya mengalami berkurangnya tidur gelombang pendek, yang dapat menjadi faktor penting pada fungsi daya ingat, walaupun gejala Alzheimer seperti hilang ingatan dan penurunan fungsi kognitif memang belum tampak.
Meski demikian, terdapat pengecualian. Pada pasien dengan apnea tidur obstruktif (sleep apnea) atau henti napas mendadak saat tidur, sebuah gangguan napas yang dapat menjadi pengganggu kualitas tidur dan faktor risiko beberapa penyakit kronis lainnya, tidak didapatkan peningkatan risiko penyakit Alzheimer. Namun, menurut penelitian tersebut, hal ini disebabkan sleep apnea lebih jarang terdeteksi dan disadari oleh pasien itu sendiri, dan hanya dirasakan secara subjektif saja.
Bagaimana cara memperbaiki jam tidur yang kurang supaya terhindar dari Alzheimer?
Dalam penelitian lain, dijelaskan bahwa olahraga, terutama aerobik, dapat meningkatkan kualitas tidur. Penurunan berat badan juga merupakan hal yang penting, di mana orang yang memiliki berat badan berlebih dapat mengalami peningkatan gangguan tidur. Jika terdapat masalah saat tidur seperti insomnia atau sering terbangun untuk ke kamar kecil di malam hari, segera periksa ke dokter supaya masalah Anda bisa segera ditangani.
Agar bisa tidur yang cukup setiap hari memang Anda harus disiplin dan menerapkan jadwal yang konsisten. Jadi, mulai secara pelan-pelan sampai Anda bisa membentuk pola tidur yang cukup.