Dirikan Sekolah Robotika, Agur Membantu Salurkan Bakat Anak Indonesia

Oleh : UAO - 10 January 2018 16:00 WIB

Utakatikotak.com ~  Merakit satu robot untuk sebagian besar anak Indonesia terlihat seperti aktivitas yang asing. Tetapi tidak dengan Agur Yuke Mulia, seseorang pemuda asal Klaten. Mulai sejak usia dini, persisnya waktu ia memijak kelas 5 SD, Agur telah mulai menekuni dunia robotika. Mulai sejak itu juga, ia selalu meningkatkan kekuatannya dengan mencari info serta mengikuti beragam lomba yang berkaitan dengan robot. Beranjak remaja, kecintaannya pada dunia robotika makin besar. Ia juga tidak segan memilih bersekolah di SMK Panghudi Mulia Leonardo di Klaten untuk lebih mendalami dunia robotika. Hal ini dapat dibuktikan melalui inovasi yang ia buat, satu diantaranya yaitu membuat robot anti-teror. Kekhasan robot itu yaitu dapat mendeteksi beberapa objek sesuai sama suhunya hingga bisa diidentifikasi mana saja yang punya potensi membahayakan manusia.

Selepas lulus dari SMK, ia juga mantap meneruskan kuliah di Politeknik Sanata Dharma dengan pilihan Program Studi Mekatronika lewat beasiswa penuh dari Kemristekdikti. “Saya temukan dunia saya saat belajar disini. Semua lingkungan universitas begitu mensupport untuk berkembang lebih jauh serta kuasai pengetahuan robotika. Diluar itu, universitas ini mempunyai konsultan perusahaan yang dapat memberi input serta anjuran dari perspektif yang bermacam, ” terang Agur. Beberapa prestasi berhasil ia torehkan di universitas ini, satu diantara yang paling ia banggakan yaitu berhasil jadi juara ke-3 Kontes Robot Indonesia di tingkat nasional untuk kelompok robot pemadam api Indonesia. ”Saya begitu bangga karna ini pertama kalinya universitas kami ikuti pertandingan ini, sekalian berhasil keluar jadi juara, ” paparnya.

Selain dunia robotika, Agur juga aktif dalam aktivitas berorganisasi di universitas, di mana ia jadi Ketua UKM Robotika termuda, yang walau baru memijak semester II, sudah diakui oleh senior-seniornya. Debut Agur selalu melaju dengan menjabat menjadi ketua untuk beberapa organisasi serta aktivitas, salah satunya Ketua Panitia Lomba Robot MECBOT 2015 serta Ketua Keluarga Mahasiswa Politik Mekatronika untuk periode 2016. Pengalaman berorganisasi serta ikuti beragam pertandingan mendorongnya lebih jauh untuk menyebarluaskan pendidikan robotika pada adik-adik juniornya. Dengan bekal semangat ini, Agur serta sebagian rekannya membangun sekolah pendidikan robotika bernama Robotot Robotic School, waktu ia masih tetap kuliah di tingkat akhir.

Sekarang ini instansi pelatihan robotiknya telah bekerja sama juga dengan 8 sekolah dari tingkat SD sampai SMA di Klaten. “Robotot adalah instansi pendidikan non-formal yang beroperasi di sektor pendampingan evaluasi system otomasi (sistem yang menerapkan tehnik mekanika, elektronika, dan sistem berbasiskan computer) serta robotika, ” terang Agur. Ia juga mengungkap, sekarang ini lembaganya juga telah bekerja sama dengan 8 sekolah dari tingkat SD sampai SMA di Klaten.

“Harapan kami yaitu supaya sekolah ini bisa memberi pengetahuan serta mendidik anak mulai sejak berusia dini untuk menyukai robotika hingga bisa berprestasi untuk perkembangan bangsa. Sekolah ini nantinya juga menjadi penghubung universitas serta orang-orang, dimana beberapa mahasiswa bisa menyalurkan ketertarikan mengajarnya pada adik-adik mereka, ” lebih Agur.

Mulai sejak pertama kali dibangun pada Juli 2016, sekarang ini Robotot telah memiliki 40 peserta didik dengan kurikulum belajar robot yang sesuai dari anak kelas 1 SD sampai tingkat SMA. Sebagian aktivitas regular Robotot diantaranya pendampingan evaluasi robotika serta sitem otomasi untuk siswa SMP, SMA/SMK serta umum, kerja sama penyediaan estrakurikuler robotika untuk SMP serta SMA, dan workshop kursus system otomasi, microcontroller serta robotika untuk guru. Selain itu ada juga pendampingan persiapan pertandingan robot untuk perseorangan ataupun institusi pendidikan, penjualan kit serta komponen robotika, penjualan alat evaluasi elektronika, dan hubungan kerja kursus sistem otomasi industri untuk kelompok industri.

Mahasiswa lulusan Politeknik Sanata Dharma ini merasa bangga serta begitu bersyukur karena kampusnya menjadi satu diantara 34 politeknik negeri serta swasta yang memperoleh pertolongan dari Program Pengembangan Pendidikan Politeknik (PEDP) yang digagas oleh Kemristekdikti serta di dukung oleh Asian Development Bank serta Pemerintah Kanada. Merespon perolehan Agur, Direktur Evaluasi serta Kemahasiswaan Kemristekdikti Dr. Paristyanti Nurwardani menyebutkan, “Salah satu yang kami buat lewat PEDP yang sudah jalan mulai sejak 2012 ini yaitu tingkatkan promosi pada budaya kewirausahaan untuk menguatkan daya saing lulusan politeknik, sembari selalu menguatkan hubungan dengan industri. ”

Berkaitan dengan hal itu, lewat PEDP beberapa langkah yang sudah ditempuh oleh Kemristekdikti diantaranya dengan membuat kerangka kerja institusional untuk keterlibatan serta kemitraan politeknik dengan industri swasta, menerapkan program kursus yang relevan dengan keperluan ketrampilan industri, dan mensupport program-program pengembangan ketrampilan yang intinya didorong oleh keperluan industri.

 

Tag

Artikel Terkait

Kuis Terkait

Video Terkait

Cari materi lainnya :