Beberapa ilmuwan sudah pelajari resiko bermacam jenis model permainan pada ruang otak spesifik. Sementara ketidakaktifan fisik yang perihal dengan session game yang panjang mampu berdampak negatif pada kesehatan umum, tidak bisa dipungkiri kalau permainan video dapat juga menawarkan faedah kesehatan yang utama. Selain memperbaiki refleks, sebagian model permainan dapat juga untungkan pemain dengan memperbaiki pemecahan persoalan, kesadaran spasial serta dalam soal game online, bahkan kepercayaan sosial.
Dalam satu studi baru-baru ini yang diterbitkan dalam jurnal Molecular Psychiatry, beberapa ilmuwan menggunakan pemindai MRI untuk mengkaji model resiko session permainan yang seringkali berjalan pada otak. Untuk tes itu, 43 orang yang kebanyakan tidak bermain game diperintah menghabiskan 90 jam selama 10 minggu untuk bermain game action (seperti Call of Duty) atau platformer (seperti Super Mario).
Hasilnya menunjukkan kalau mereka yang bermain game action kehilangan materi abu-abu di hippocampus sesaat mereka yang bermain platformer benar-benar memperoleh materi abu-abu di hippocampus.
“Video Games Dapat Memengaruhi Otak Secara Tidak sama, Tergantung pada Apa yang Anda Mainkan. ”
” Pada beberapa besar permainan video action, ada monitor GPS yang dilapis di layar, ” kata pemimpin studi Gregory West. ” Ada pula penanda wayfinding yang dilapis dengan lingkungan, serta kami ketahui dari studi terdahulu kalau saat orang didorong untuk menavigasi menggunakan isyarat ini, benar-benar, mereka tidak memakai sistem memori hippocampal mereka untuk dinavigasi. ”
” Ini seperti autopilot otak Anda, Anda dapat memikirkannya begitu. ” Mereka yang bermain game action seharusnya tidak terlalu cemas dengan akhirnya.
” Jika saya mesti merekomendasikan model video game pada seseorang, jadi itu yaitu platform 3D atau permainan logika puzzle, ” kata West. ” Bukti jelas pada sekarang ini kalau game ini dapat berguna.