Terutama masalah nutrisi, baru-baru ini peneliti dari Ohio State University dan University of Texas menemukan keterkaitan antara makanan cepat saji dan kemampuan akademis anak. Anak yang terbiasa mengonsumsi makanan cepat saji akan memiliki kemampuan akademis yang rendah.
Survei konsumsi makanan cepat saji pada 8.544 anak kelas 5 SD memprediksikan akan adanya penurunan akademis saat anak menginjak kelas 2 SMP. Studi melaporkan anak yang sering mengonsumsi makanan cepat saji tertinggal 4 poin di pelajaran membaca, 3 poin di pelajaran matematika, dan 4 poin di pelajaran sains jika dibandingkan dengan anak lain.
"Hasil studi ini memberikan bukti awal bahwa makanan cepat saji berkaitan dengan hasil akademis yang rusak di antara anak-anak," tulis peneliti dalam studi yang telah dipublikasi di jurnal Clinical Pediatrics, dikutip dari Reuters.
Peneliti mengatakan rendahnya kemampuan akademis anak dapat disebabkan karena nutrisi makanan cepat saji yang rendah. Tingginya kandungan lemak dan gula pada makanan tersebut juga dapat mempengaruhi tingkat fokus dan reaksi anak menjadi lebih rendah.
Risiko obesitas dan serangan jantung karena kolesterol yang tinggi juga ada pada anak-anak yang sering mengonsumsi makanan cepat saji.
Studi melaporkan hubungan antara makanan cepat saji dan kemampuan akademis tersebut tetap utuh meski variabel seperti aktivitas fisik, menonton televisi, dan status sosial ekonomi keluarga telah diperhitungkan.