Dalam ilmu kimia, istilah inert digunakan untuk mendefinisikan suatu zat yang tidak bereaksi secara kimiawi. Gas mulia sebelumnya diketahui sebagai gas inert karena diketahui rendah tingkat partisipasinya dalam persneyawaan kimia. Alasan mengapa hal ini terjadi adalah karena kulit elekron terluar mereka sudah lengkap terisi, sehingga mereka memiliki kemungkinan yang rendah untuk mendapatkan atau kehilangan elektron.
Sekarang diketahui bahwa gas ini sebenarnya bereaksi membentuk senyawa kimia seperti xenon tetrafluorida. Namun sejumlah besar energi dibutuhkan agar reaksi tersebut tercapai, biasanya dalam bentuk panas, tekanan, atau radiasi, dan seringkali dibantu dengan katalis. Hasil senyawa seringkali disimpan di dalam ruangan kering dan temperatur rendah untuk mencegah dekomposisi kembali ke elemen semula.
Baca juga: Tabel Periodik : Metode Pengelompokan, Tren Periodik, dan Gambar Tabel
Istilah inert juga bisa diaplikasikan dalam pemikiran yang relatif. Seperti gas nitrogen disebut inert dalam kondisi normal karena tersusun atas molekul diatomik N2. Keberadaan ikatan kovalen kuat dengan tiga pasang elektron dalam molekul N2 menjadikannya sangat tidak reaktif pada kondisi normal.
Namun, gas nitrogen bisa bereaksi dengan logam alkali lithium membentuk senyawa lithium nitrida (Li3N), bahkan dalam kondisi normal. Dalam kondisi tekanan dan temperatur tinggi disertai katalis yang tepat, nitrogen menjadi reaktif, seperti pada proses Haber yang digunakan untuk memproduksi amonia sebagai bahan baku pupuk.
Komponen gas atmosfer inert seperti argon dan helium memiliki banyak aplikasi seperti pengisi kontainer penyimpanan untuk bahan yang sensitif terhadap udara.
Dalam sistem pencernaan, beberapa jenis bahan makanan tidak mengalami reaksi dengan enzim pencernaan dan hanya "lewat" saja hingga dikeluarkan bersama dengan kotoran. Contoh bahan makanan tersebut seperti daun emas, titanium dioksida yang digunakan sebagai pewarna makanan, beberapa jenis serat makanan, dan tanah liat (lihat geofagi). Sebuah kuliner khas Jawa Tengah dan Jawa Timur, Ampo terbuat dari tanah liat.
Baca juga: Apa Sih Pengertian Unsur Secara Kimia?
Kelompok unsur-unsur inert yang sering disebut juga unsur-unsur gas mulia (noble gases) terdiri atas 2He, 10Ne, 18Ar, 36Kr, 54Xe, dan 86Rn. Kecuali He yang mempunyai konfigurasi penuh 1s2, kelompok unsur ini ditandai dengan konfigurasi elektronik penuh untuk setiap orbital dan dengan elektron valensi ns2 np6.
Karakteristik pada orbital kulit terluar inilah yang biasanya dikaitkan dengan sifat inert (lembam) unsur-unsur yang bersangkutan, yaitu sangat stabil dalam arti sukar bereaksi dengan unsur-unsur lain. Namun demikian akhir-akhir ini telah berhasil dibuat beberapa senyawa xenon dan kripton seperti XeF2, XeF4, XeF6, XeO4, dan KrF2.
Unsur-unsur inert ini sering juga diklasifikasikan sebagai golongan nol karena sifat kestabilan yang tinggi, namun lebih sering diklasifikasikan sebagai golongan VIII utama atau M8.
Baca juga: Perbedaan Unsur, Senyawa, dan Campuran
Perlu dicatat bahwa konfigurasi elektronik unsur-unsur gas mulia dianggap sudah penuh, dan oleh karenanya dipakai sebagai standar untuk menyatakan penuh atau tidak-penuhnya konfigurasi elektronik kelompok unsur-unsur lain.
Perbandingan beberapa sifat unsur
Unsur |
Konfigurasi Elektronik |
Be |
[He] 2s2 |
Mg |
[Ne] 3s2 |
Ca |
[Ar] 4s2 |
Sr |
[Kr] 5s2 |
Ba |
[Xe] 6s2 |
Ra |
[Rn] 7s2 |
Zn |
[Ar] 3d10 4s2 |
Cd |
[Kr] 4d10 5s2 |
Hq |
[Xe] 4f14 5d10 6s2 |
Catatan :
Dalam beberapa hal, Hg mempunyai sifat-sifat yang unik, jauh berbeda dengan Zn dan Cd misalnya potensial elektrode yang jauh berharga positif, berupa cairan pada suhu kamar dan mempunyai konfigurasi elektronik dengan orbital 4f14 terisi penuh.