Jaringan ikat adalah jaringan yang berkembang dari lapisan embrional mesoderm dengan berbagai bentuk. Jaringan ini mempunyai cairan ekstraseluler di mana sel-sel yang menyusun jaringan tersebar pada cairan ini. Cairan tersebut dikenal sebagai matriks.
Fungsi jaringan ikat ialah sebagai penghubung, penunjang, dan ikat berbagai jaringan dan organ. Selain itu, ada pula fungsi lainnya, diantaranya untuk proteksi, menyimpan lemak, memfagositosis kuman dan zat asing, membentuk antibodi dan zat anti koagulan, serta mengurangi pengeluaran panas tubuh dari kulit.
Berdasarkan tahap perkembangannya, jaringan ikat terbagi atas jaringan ikat embrional dan jaringan ikat dewasa.
1. Jaringan Ikat Embrional
Jaringan ikat embrional merupakan jaringan yang terdapat pada individu yang masih berada dalam kandungan induknya. Jaringan ini dikenal sebagai jaringan mesenkim. Jaringan ini kemudian berkembang menjadi jaringan-jaringan pengikat lainnya. Adapun jaringan mukosa, yaitu jaringan pengikat embrional yang hanya terdapat pada tali pusar dan vitreous humor bola mata.
2. Jaringan Ikat Sesungguhnya
Jaringan ikat sesungguhnya terdiri atas jaringan pengikat longgar, jaringan pengikat padat, jaringan pengikat retikuler, dan jaringan lemak.
a. Jaringan Ikat Longgar
Jaringan ikat longgar merupakan jaringan yang paling umum ditemukan di dalam tubuh manusia. Jaringan ini mempunyai ikatan antar struktur yang longgar berupa serat di antara sel-sel dan cairan interselulernya. Serat yang terdapat pada jaringan pengikat longgar meliputi serat kolagen yang bersifat kuat, serat elastin yang bersifat elastis, dan serat retikuler yang bertindak sebagai kerangka berbagai organ lunak. Jaringan ikat longgar tersebar luas dibawah jaringan epitel.
Jaringan ikat longgar tersusun atas beberapa macam sel, antara lain fibroblas, makrofag, melanosit, dan sel plasma. Fibroblas adalah sel yang aktif mensekresikan serat dan zat interseluler. Makrofag merupakan sel yang berasal dari monosit, bentuknya tidak beraturan. Makrofag berperan dalam memfagositosis kuman. Melanosit merupakan sel yang menghasilkan pigmen melanin. Adapun sel plasma yang berasal dari limfosit B dapat menghasilkan antibodi.
b. Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat memiliki matriks yang tebentuk dari serabut kolagen yang padat. Hal ini menjadikan susunan jaringan pengikat padat tidak elastis. Jaringan ikat padat menyusun tendon yang menempelkan otot pada rangka dan ligamen yang menghubungkan berbagai sendi. Jaringan ini atas struktur padat reguler dan struktur padat ireguler.
c. Jaringan Lemak (Adiposa)
Jaringan adiposa menyimpan lemakdi dalam sel adiposa yang relatif berukuran besar. Sel-sel adiposa tersusun rapat dalam suatu matriks (serat) yang tipis. Se-sel adiposa berasal dari fibroblas. Jaringan ini melapisi dan menjadi bantalan tubuh. Fungsinya lainnya adalah sebagai tempat penyimpanan energi.
d. Jaringan Serat Retikulur
Jaringan serat retikulur tersusun oleh serat retikulur. Jaringan ini banyak ditemukan di dalam makrofag dan jarinan limfoid.
3. Jaringan Pengikat Khusus (Penyokong)
Jaringan pengikat khusus merupakan jaringan yang mempunyai karakteristik dan fungsi khusus. Jaringan ini meliputi jaringan tulang keras, jaringan tulang rawan, dan jaringan darah. Untuk mengetahui penjelasan lebih jauh mengenai jaringan tulang, baik tulang rawan maupun tulang keras.
a. Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)
Jaringan tulang rawan (kartilago) merupakan jaringan yang tidak memiliki pembuluh darah dan saraf, kecuali pada lapisan luarnya. Tulang rawan dilapisi oleh suatu selaput yang disebut perikondrium yang jarak antarsel-selnya renggang. Sel-sel ini disebut kondrosit.
Jaringan tulang rawan mmepunyai kemampuan tumbuh dengan cepat sehingga dapat berfungsi sebagai kerangka sementara sebelum berganti menjadi jaringan tulang (osteon). Jika dibandingkan dengan jaringan ikat biasa, tulang rawan memiliki struktur yang lebih kuat dan elastis.
Tulang rawan terbagi atas tulang rawan hialin, tulang rawan fibrosa, dan tulang rawan elastin.
1) Jaringan tulang rawan hialin
Karakteristik jaringan tulang rawan hialin adalah sel-selnya berwarna putih dan homogen. Jaringan ini banyak terdapat pada rangka tubuh janin, ujung-ujung tulang panjang, hidung, laring, trakea, bronkus, dan tulang rusuk.
Baca Juga :
Jaringan Tumbuhan: Epidermis, Parenkim, Penyokong, Endodermis, Pengangkut
2) Jaringan tulang rawan fibrosa
Jaringan ini banyak mengandung serat kolagen sehingga menyebabkan strukturnya kuat dan kaku. Jaringan tulang rawan fibrosa ditemukan pada ruas tulang belakang, tulang panggul, daerah tulang kemaluan, dan pada pelekatan tendor pada tulang.
3) Jaringan tulang rawan elastin
Jaringan rawan elastin adalah jaringan yang kaya akan serabut elastis. Banyak terdapat di daun telinga dan tuba Eustachius.
b. Jaringan Tulang Keras
Tulang merupakan jaringan pengikat berstruktur kaku yang memiliki matriks serabut kolagen. Matriks kolagen mengandung garam kalsium sehingga kombinasi ini menjadikan tulang keras mempunyai sifat tidak rapuh.
Selain itu, jaringan tulang mempunyai saluran yang disebut sistem kanalikuli, pembuluh darah, dan substansi interseluler. Saluran kanalikuli berperan dalam menyuplai makanan bagi sel tulang (osteosit). Substansi interseluler tulang selalu mengalami osifikasi (pengapuran) yang berperan dalam proses pembentukan tulang. Sel osteosit terletak di dalam rongga lakuna. Osteosit merupakan komponen utama pembentuk tulang.
Sel penyusun tulang lainnya adalah osteoblas. Osteoblas bertanggung jawab dalam pembentukan matriks tulang. Matriks osteoblas mengandung Ca3PO4 (Kalsium fosfat).
Pada jaringan tulang keras terdapat saluran atau sistem Havers yang dikelilingi oleh lamela konsentris. Pada lamela konsentris terdapat osteosit. Di dalam saluran Havers terdapat pembuluh kapiler, arteri, vena, dan saluran Volkman. Saluran Volkman menghubungkan dua saluran Havers.
Osteosit tulang keras terbungkus dalam lapisan matriks yang telah mengalami mineralisasi. Jika osteosit mati, akan diikkuti oleh penyerapan (reabsorpsi) osteosit bersama matriksnya oleh osteoklas yang berfungsi dalam perombakan tulang. Osteoklas diperlukan untuk menyerap kembali bagian-bagian tulang yang mati untuk dibentuk kembali manjadi tulang oleh osteoblas.
c. Jaringan Darah
Secara fungsional, jaringan darah berbeda dengan jaringan pengikat lainnya. Jaringan darah terdiri atas sel darah dan plasma darah. Di bawah ini akan diuraikan mengenai kedua komponen jaringan darah tersebut.
1) Sel Darah
Sel darah merupakan bagian yang padat dari darah, darah meliputi 45% volume darah seseorang. Sel darah terdiri atas eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping darah atau sel darah pembeku).
Berdasarkan ada tidaknya butir-butir dalam sitoplasmanya, sel darah putih dibedakan atas leukosit granuler dan leukosit agranuler. Leukosit granuler merupakan yang terbanyak dalam darah, yaitu sekitar 75%. Sel darah putih ini terdiri atar eusinofil, neutrofil, dan basofil. Sementara itu, leukosit agranuler lebih sedikit bercampur dalam darah terbagi atas limposit dan monosit.
2) Plasma Darah
Plasma darah merupakan bagian darah yang berupa cairan. Plasma darah meliputi 55% volume darah seseorang. Warnanya kekuningan yang terdiri atas air sekitar 90% dan zat terlarut sekitar 10%. Zat terlarut meliputi plasma protein, nutrien, garam mineral, enzim, hormon, gas-gas dan zat organik lain. Plasma protein meliputi albumin, globulin, fibrinogen, dan protrombin.
Pada waktu invidu organisme masih dalam tahap janin, se-sel darah diproduksi oleh limfe, hati, sumsum tulang, kelenjar limfe, leukosa agranuler, dan yolk sac. Setelah dewasa, sel-sel darah diproduksi oleh sumsum merah. Sel-sel darah berasal dari sel mesenkim yang menjadi sel induk. Adapun sel-sel induk pembentuk sel darah, yaitu sebagai berikut.
- Eritroblas sebagai pembentuk eritrosit.
- Megakarioblas sebagai pembentuk trombosit.
- Limfoblas sebagai pembentuk limfosit.
- Monoblas sebagai pembentuk monosit.
- Myeloblas sebagai pembentuk leukosit granuler.