Setiap makhluk hidup tersusun atas sel. Pada umumnya organisme tersusun atas berbagai jenis sel yang berbeda, namun terdapat beberapa jenis organisme yang tubuhnya hanya tersusun atas satu sel saja atau uniseluler.
Pada kali ini, akan dibahas mengenai sel sebagai satuan struktural dan fungsional makhluk hidup. Ilmu yang mempelajari mengenai sel dinamakan Sitologi.
Jika ruangan kelasmu diibaratkan sebagai sebuah sel, maka setiap bagian dalamnya seperti meja, kursi, papan tulis dan siswa merupakan komponen penyusun sel. Komponen yang dimaksud dapat berupa membran sel, sitoplasma, inti sel, atau organel. Semua komponen tersebut bekerja sama melakukan berbagai fungsi sehingga tampak jelas bahwa sel adalah bagian penyusunan makhluk hidup yang memiliki fungsi.
Kata sel berasal dari bahasa latin ’cellula’ yang berarti ruang penyimpanan, kamar kecil, bilik kecil, atau kotak kecil. Mula-mula orang beranggapan bahwa sel yang ditemukan memiliki bentuk persegi. Apakah anggapan tersebut sesuai dengan fakta sekarang setelah mikroskop elektron ditemukan?
A. Sejarah Sel
Tuhan Yang Maha Esa menciptakan seluruh makhluk hidup di dunia dengan kompleksitasnya secara sempuran dengan tertata rapi. Tuhan menyusun tubuh makhluk hidup mulai dari satuan tekecil yaitu sel hingga terbentuk makhluk hidup yang sempurna. Hal tersebut salah satu tanda kebesaran dan keagungan Tuhan yang patut disyukuri.
Istilah sel pertama kali dikemukakan oleh ilmuwan Inggris, Robert Hooke, pada tahun 1665. Ia menggunakan mikroskop paling sederhana untuk mengamati sayatan tipis kulit kayu dari sebuah pohon. Ia menemukan ruang-ruang kecil yang dipisahkan oleh suatu dinding yang tebal. Kemudian, ruang-ruang tersebut dinamainya dengan sel.
Pada tahun 1674, seorang ilmuwan Belanda yang bernama Antonie van Leeuwenhoek menyempurnakan teknik pembuatan lensa mikroskop. Penemuannya tersebut dapat digunakan untuk mengamati mikroorganisme bersel tunggal seperti bakteri. Awalnya, ia berhasil mengamati suatu bakteri yang diambil dari kotoran gigi. Ia melanjutkan penelitiannya pada protozoa yang diambil dari danau.
Beberapa ilmuwan lainnya yang melakukan penelitian tentang sel, di antaranya Robert Brown, Mathias J. Schleiden, dan Theodore Schwann. Pada tahun 1831, Robert Brown berhasil menemukan inti sel (nukleus). Kemudian, Schleiden pada tahun 1838 melakukan pengamatan terhadap tumbuhan dan menyatakan bahwa semua tumbuhan disusun oleh sel-sel. Pada waktu yang hampir bersamaan, Schwann mengamati hewan dan menemukan bahwa semua hewan terdiri atas sel-sel.
2. Teori Sel
Penemuan sel memunculkan beberapa teori sehubungan dengan definisi sel itu sendiri. Berikut adalah teori-teori tentang sel yang dikemukakan oleh beberapa ilmuwan.
- Sel merupakan kesatuan pertumbuhan makhluk hidup. Teori ini dikemukakan oleh Rudolf Virchow. Teorinya dikenal dengan ‘Omnis cellula a cellula’, yang artinya sel berasal dari sel itu juga.
- Sel merupakan kesatuan struktural makhluk hidup. Definisi ini dinyatakan oleh Schleiden dan Schwann.
- Sel merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup. Definisi ini dinyatakan oleh Max Schultze.
- Sel merupakan kesatuan hereditas makhluk hidup. Definisi ini dikemukakan oleh Edmund B.Wilson.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai teori sel, diantaranya.
- Semua makhluk hidup tersusun atas satu atau lebih sel.
- Sel adalah unit terkecil dari organime hidup.
- Sel baru terbentuk hanya dari sel sebelumnya, melalui pembelahan sel.