Ketupat memang satu olahan kuliner khas Indonesia, dan kepopuleran ketupat mencapai puncaknya saat Lebaran tiba. Jika Anda mengira hanya ada satu jenis bentuk ketupat maka itu perkiraan yang keliru, karena nyatanya ada lebih dari 10 bentuk ketupat yang seluruhnya asli punya Indonesia.
Bapak Teknologi Pangan Indonesia, Prof. Dr. Florentinus Gregorius Winarno atau dikenal dengan nama F.G. Winarno membuat handout sederhana seputar bentuk ketupat khas Indonesia. Seperti apa saja bentuknya, yuk kita cari tahu.
Ketupat tumpeng
Ketupat yang satu ini memiliki bentuk seperti tumpeng, oleh karenanya tak heran jika namanya juga ketupat tumpeng. Bentuk ketupat ini mengerucut dengan bentuk dasar yang melebar. Helai janur menjuntai di bagian ketupat yang runcing.
Ketupat jago
Bentuk ketupat jago ini biasa digunakan saat hajatan kehamilan anak di usia empat bulan dalam kandungan. Ketupat ini disebut jago karena bila bayi yang lahir adalah laki-laki maka diharapkan nantinya menjadi seseorang yang jago dengan watak ksatria dan memiliki kedudukan yang tinggi. Ketupat jago ini terbuat dari delapan helai janur. Bentuknya segitiga sama kaki dengan ujung yang menjuntai di
Ketupat bata
Ketupat bata dikenal juga dengan sebutan ketupat luwar. Umumnya ketupat ini digunakan untuk menyimbolkan tercapainya keinginan serta digunakan untuk mengharapkan jabang bayi dapat lahir dengan mudah dan selamat. Bentuk ketupat ini persegi panjang layaknya sebuah batu bata.
Ketupat bagea
Ketupat bagea ini memiliki bentuk hampir bundar dengan dua ujung janur yang menjuntai ke atas. Ketupat ini disebut bagea karena mirip dengan kue bagea khas Palopo. Beberapa orang juga menyebutnya mirip seperti kuntum bunga.
Ketupat pendawa
Ketupat yang satu ini memiliki bentuk yang unik yakni segitiga dengan dua ujung berupa helai janur yang dikepang. Helai janur yang dikepang ini terlihat seperti rambut yang dikepang dua.
Ketupat Sidalungguh
Ketupat ini biasa digunakan pada acara syukuran usia kandungan 4 bulan. Ketupat sidalungguh biasanya dibuat saat upacara selamatan, dan digunakan sebagai simbol ditiupkannnya roh ke dalam jabang bayi dalam kandungan. Harapannya semoga bayi diberi kedudukan atau dalam bahasa jawa disebut sido lungguh. Bentuknya juga mungil dengan ujung janur di kanan dan kiri.