Dilema Penderita Diabetes, Turunkan Gula Darah atau Terkena Penyakit Jantung?

Oleh : Bos Babecom - 09 June 2017 12:04 WIB

PENYEBAB kematian utama bagi para penderita diabetes tipe 2 adalah penyakit jantung. Untuk menghindari hal itu, para penderita diabetes tipe 2 harus mengobati penyakit jantung dan menurunkan gula darah.

Namun, bukti yang berkembang menunjukkan bahwa metode penurunan gula darah dapat memperbesar resiko terkena penyakit jantung. Hal itu tentunya menimbulkan dilema medis bagi penderita diabetes tipe 2 dan dokter yang merawatnya.

Beberapa obat diabetes yang menurunkan gula darah bisa meningkatkan kemungkinan tubuh terkena serangan jantung dan stroke. Sedangkan, obat lain yang tidak menimbulkan penyakit jantung memiliki efek samping atau biaya yang tinggi.

Menurut periset, hal ini menjelaskan bahwa ada sedikit bukti rasional yang menggambarkan tentang bagaimana obat diabetes mempengaruhi jantung. "Jika menurut Anda itu membingungkan, ya memang begitu," kata Dr. Leigh Simmons, seorang internist di Boston.

Efek obat tertentu pada gula darah memang tidak bisa memprediksi timbulnya masalah pada jantung. "Kami tidak dapat memprediksi apa yang terjadi pada orang-orang hanya berdasarkan mekanisme obat-obatan ini," kata Dr. Kasia J. Lipska, seorang ahli diabetes di Universitas Yale seperti yang dilansir dari The New York times, Jumat (9/6/2017).

"Kami harus mempelajari kelompok besar pasien dan memeriksa obat apa yang mengurangi komplikasi diabetes seperti serangan jantung," tambahnya.

Tidak ada yang membantah pentingnya menurunkan gula darah saat kadar menjadi sangat tinggi, karena bisa mencegah komplikasi seperti penyakit ginjal, kerusakan saraf dan kerusakan mata, serta mengurangi gejala kelelahan dan sering buang air kecil. Langkah awal untuk menurunkan gula darah adalah diet dan olahraga. Tapi bagi banyak pasien, hal itu tidak cukup. Lalu obat apa yang seharusnya digunakan untuk menurunkan kadar gula darah?

Dosis obat yang harus diminum oleh penderita diabetes berbeda antara satu dengan yang lainnya. Masing-masing memiliki target yang berbeda. Tapi biasanya rata-rata menginginkan tingkat A1C sebesar 7%. Kadar A1C yang lebih tinggi memang meningkatkan resiko penyakit jantung. Tetapi, tingkat itu sebenarnya hanya sesuai untuk orang muda yang baru didiagnosis dan tidak memiliki masalah medis lainnya.

Karena itu, seharusnya dokter tidak terlalu memaksa pasien untuk memiliki tingkat A1C mencapai 7%. Dengan begitu pasien tidak perlu terlalu merasa khawatir, sehingga pengobatan dapat dilakukan hingga selesai.

Memiliki tingkat A1C lebih dari 7% sebenarnya masih bisa diatasi dengan mengonsumsi obat diabetes. Caranya dokter harus langsung menerangkan kepada pasien tentang pilihan metode pengobatan sesuai keinginannya.

Tag

Artikel Terkait

Kuis Terkait

Video Terkait

Cari materi lainnya :