Setelah berpuasa, orang akan berbuka puasa dan sebelum memulai ibadah puasa lagi, orang akan melakukan sahur.
Bersantap saat sahur bertujuan untuk memberi kekuatan fisik saat menjalankan puasa dimana orang tidak akan makan dan minum kurang lebih 14 jam. Itu sebabnya asupan gizi saat sahur harus dicermati agar kesehatan terjaga selam menjalankan puasa.
Bangun dari kelelapan tidur untuk melakukan sahur merupakan tantangan sendiri. Rasa kantuk pasti akan mendominasi sehingga tak jarang orang kerap malas melakukan sahur.
Atau saking tidak kuat menahan kantuk, setelah bersantap sahur, orang langsung melanjutkan tidur mereka.
Padahal tidur setelah makan memberi efek negatif bagi kesehatan tubuh baik jangka pendek maupun jangka panjang. Bahkan beberapa kasus berujung pada kematian.
Saat mengonsumsi makanan, menurut Hello Sehat, lambung akan mencernanya menjadi sari-sari makanan. Sari-sari makanan inilah yang akan diserap tubuh. Bila makanan yang dikonsumsi kaya akan karbohidrat dan lemak, minimal 2 jam waktu yang dibutuhkan untuk menggiling makan hingga berubah menjadi sari pati makanan.
Proses penggilingan ini memerlukan suplai pembuluh darah yang tidak sedikit. Itu sebabnya setelah makan, aktivitas yang membutuhkan banyak suplai pembuluh darah seperti berolahraga sebaiknya dihindari.
Apabila orang tidur di bawah 2 jam setelah makan, saluran pencernaan belum sempat menggiling makanan. Efeknya terjadi gangguan saluran pencernaan dan penyerapan nutrisi tubuh.
Makanan yang dikonsumsi pun tidak menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh.
Efek negatif langsung tidur setelah bersantap
1. Penimbunan lemak
Sebuah penelitian mengungkapkan seseorang dengan riwayat keturunan keluarga gemuk, jika ia langsung tidur setelah sahur, risiko kegemukan atau obesitas akan bertambah dua kali lipat.
Jika mengonsumsi makanan berlemak atau makanan dengan proses menggoreng, ini akan lebih memperburuk kesehatan.
Pada saat kita tidur, tubuh hanya membutuhkan sedikit energi sehingga makanan yang dikonsumsi tidak dimanfaatkan dan akan tertimbun menjadi lemak.
Jeremy Barnes, profesor dari Universitas Negeri Missouri, menjelaskan jika pada saat orang tidur, ada peningkatan kadar hormon grehlin. Efek dari peningkatan hormon ini adalah orang akan merasa lebih lapar saat bangun tidur.
Jika menjalankan pola makan seperti ini selama berpuasa, berat badan pun akan sulit turun.
2. Peningkatan asam lambung
Proses pencernaan makanan melibatkan makanan. Jadi setiap ada makanan masuk ke tubuh, asam lambung akan meningkat.
Bila makanan tidak tergiling sempurna, asam lambung dapat mengiritasi dinding lambung.
Gejalanya nyeri di sekitar ulu hati atau perut kiri bagian atas. Bisa juga menimbulkan sensasi panas di dada.
Bagi yang memiliki riwayat sakit maag, sebaiknya hindari kebiasaan tidur setelah sahur.
3. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau refluks asam lambung
Refluks asam terjadi karena katup antara perut dan kerongkongan tidak menutup secara sempurna.
Hal ini biasanya disebabkan oleh pengaruh gravitasi yaitu perubahan posisi. Posisi terlentang dapat menyebabkan makanan yang belum sempurna dicerna dapat berbalik dari lambung ke kerongkongan.
Makanan ini membawa serta asam lambung, sehingga keberadaan asam lambung di kerongkongan dapat menimbulkan iritasi, bahkan luka.
Rasa panas di dada, tenggorokan panas, mual, sendawa dan mulut pahit adalah gejala-gejala yang menunjukkan adanya refluks. Tentunya hal ini membuat rasa tidak nyaman saat berpuasa.
GERD dapat dicegah dengan menunggu makanan tercerna sempurna dulu, sebelum tidur.
4. Ganggan saluran pencernaan
Normalnya, pengosongan lambung manusia berlangsung sekitar dua jam setelah makan. Namun posisi berbaring saat tidur dapat menghambat proses pengosongan lambung tersebut.
Jika hal ini terus menerus terjadi maka gangguan pencernaan seperti diare ataupun sembelit dapat terjadi, terutama jenis makanan apa yang masuk ke dalam perut.
Pada saat sahur, makanan kaya lemak, gula dan mengandung kafein sebaiknya dihindari dalam menu sahur. Perbanyaklah mengonsumsi buah dan sayur agar proses pencernaan lancar.
5. Serangan Jantung (Stroke)
Serangan jantung adalah kondisi yang paling ditakuti orang. Serangan jantung terjadi karena terjadinya penyumbatan atau ada perdarahan.
Serangan jantung sebagai efek dari penyumbatan sering terjadi karena kebiasaan tidur setelah makan.
Saat tidur, aliran darah ke otak harus tetap terjaga sesuai kebutuhan. Apabila lambung sedang menjalankan kegiatan menggiling makanan, suplai darah akan terbagi.
Dalam jangka panjang, jika kebiasaan seperti ini terus terjadi, otak dapat kekurangan oksigen dan terjadilah serangan jantung.
Memang kadang sulit untuk menahan kantuk pada saat sahur. Namun, tidak ada salahnya menahan kantuk sedikit demi kesehatan jangka panjang.