Cuaca di Tanah Suci rupanya juga memengaruhi udara dan suhu di area Masjidil Haram. Selain untuk beribadah, para jamaah sering menjadikan Masjidil Haram sebagai tempat beristirahat setelah lepas dari kegiatan tawaf yang menguras banyak energi. Kabarnya marmer yang terdapat di Masjidil Haram terasa sangat sejuk sehingga jamaah melupakan rasa lelahnya.
Mulanya jamaah mengira bahwa ada pendingin ruangan yang dipasang di bawah marmer. Namun hal itu ditepis oleh penjaga Masjidil Haram. Ia menjelaskan bahwa marmer yang digunakan di Masjidil Haram terbuat dari marmer jenis thassos yakni marmer asli yang berasal dari Yunani.
Jadi meskipun, ribuan jamaah memadati Masjidil haram, lantai Masjid akan tetap terasa sejuk. Karena marmer thassos memberikan efek dingin dan menepis udara panas di tanah suci.
Kepala Peneliti Masjid, Abdul Mohsin bin Hamid juga menjelaskan bahwa, setiap ruangan yang ada di Masjidil Haram memiliki suhu dingin yang sama, meski terjadi di saat cuaca ekstrim.
Itu sebabnya, jamaah yang melaksanakan tawaf tidak pernah merasa panas pada bagian telapak kakinya. Para tamu Allah itu tetap berjalan sambil melafaskan ayat-ayat Alquran dengan semangat yang tinggi dan kesungguhan hati.