Hardiknas, Kekerasan di Pendidikan Masih Jadi Catatan Besar

Oleh : Rizki Mumpuni - 02 May 2017 09:46 WIB

 Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati hari ini nyatanya masih menyimpan catatan besar. Ada dua hal penting; pertama, kekerasan dalam pendidikan yang semakin masif dan mengerikan; kedua, berkurangnya sikap toleran dalam menerima keberagaman dan menurunnya nilai-nilai kebangsaan di sekolah. Kedua hal tersebut terkait dengan karakter.

Belakangan ini banyak terjadi kasus kenakalan pelajar di Indonesia. Ini harus menjadi perhatian berbagai pihak, terutama para pendidik. Guru harus dapat mendidik karakter siswanya, bukan hanya sekedar mengajar. “Kita berharap guru dapat memberikan pendidikan budi pekerti pada siswanya. Guru tidak boleh membiarkan ada siswanya yang nakal,” ujar Rohmadi, Waka Kesiswaan SMKN 2 Yogyakarta.

Rohmadi menuturkan, ketika menghadapi anak didik yang nakal, guru tidak boleh bertindak semena-mena. Tindakan fisik bukanlah cara terbaik mengatasi kenakalan anak didik.

Mantan Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) DIY ini menyebutkan, cara terbaik mengatasi anak didik yang nakal adalah dengan pendekatan kasih sayang. Kekerasan fisik menurutnya bukanlah cara yang baik. Justru, kekerasan fisik akan membuat guru terjebak kasus hukum.

Ia menambahkan, dalam satu semester, hanya butuh waktu dua bulan untuk mengajarkan materi sesuai kurikulum. Sisanya dapat digunakan untuk memberikan pendidikan budi pekerti. “Anak-anak yang kita dekati dari hati ke hati lebih mengena,” imbuhnya

Kemudian, yang lebih penting, guru juga harus berperilaku baik yang layak menjadi contoh. Salah satu contohnya adalah kedisiplinan. Tidak hanya siswa yang dituntut untuk disiplin, tapi juga gurunya. Rohmadi mencontohkan, di SMKN 2 Yogyakarta, guru harus disiplin dalam mengajar. “Kalau guru terpaksa tidak bisa mengajar, harus mengganti di luar jam yang sudah terjadwal,” ujarnya nencontohkan.

Tag

Artikel Terkait

Kuis Terkait

Video Terkait

Cari materi lainnya :