Umumnya, berbagai jenis materi yang terdapat di alam berbeda bentuk fisis karena perbedaan keadaan. Contohnya air, terdapat sebagai es (air dalam wujud padat) , air yang berwujud cair , dan sebagai uap air (gas). Logam natrium biasanya padat, tapi dapat melelh menjadi cairan berwarna perak bila dipanaskan hingga 98oC. Natrium cair berubah menjadi gas kebiruan bila suhu dinaikan sampai 883oC pada tekanan normal. Hal serupa, klor normalnya berupa gas, dapat membentuk cairan berwarna kuning atau padatan pada keadaan yang sesuai.
Ciri utama suatu zat padat adalah memiliki sifat tegar. Padatan cenderung mempertahankan bentuknya jika diterapkan gaya luar, sedangkan cairan dan gas berfluida, artinya kedua wujud tersebut dapat mengalir dan bentuknya dapat berubah jika dikenai gaya luar. Perbedaan antara bentuk gas, dan cairan adalah sifat kedapat-mampatannya. Gas mudah dimampatkan, sedangkan cairan sukar dimampatkan. Kedua sifat itu, yakni ketegaran dan kemampatan dapat digunakan untuk mendefinisikan ketiga wujud materi.
Padatan, bentuk materi dicirikan oleh ketegarannya, padatan relatif tidak adpat dimamfatkan dan mempunyai bentuk serta volume yang tetap. Cairan, bentuk materi yang relatif tidak dapat dimampatkan dan mempunyai volume tetap, tetapi bentuknya dapat berubah. Uap, bentuk materi yang relatif dapat dimampatkan, sejumlah gas memiliki bentuk dan ukuran sesuai dengan wadahnya.
Sifat-sifat lain seperti kerapatan dapat juga digunakan untuk membedakan ketiga wujud materi. Padat dan cairan mempunyai kerapatan erlatif tinggi dibandingkan gas. Misalnya, kerapatan es sekitar 0,92 g/cm3, kerapatan air yang berwujud cair sekitar 1,0 g/cm3 , dan uap air sekitar 6 x 10-4g/cm3. Dalam hampir setiap kasus, bentuk materi cair kurang rapat daripada bentuk padatan (kecuali air yang memiliki anomali). Bentuk ketiga materi, yakni padat, cair , dan gas , dirujuk sebagai wujud materi.
Penggolongan Secara Kimia: Unsur, Senyawa dan Campuran
1. Unsur
Unsur adalah zat murni yang tidak dapat diuraikan menajdi zat-zat lain yang lebih sederhana dengan reaksi kimia sederhan dengan reaksi kimia biasa (bukan reaksi nuklir). Unsur merupakan bahan dasar penyusun materi. Sampai saat ini dikenal 112 macam unsur alam dan unsur buatan, baik berupa unsur logam, maupun unsur nonlogam. Unsur logam misalnya besi tersusun atas atom-atom besi. Unsur nonlogam seperti belerang tersusun atas atom-atom belerang. Unsur buatan misalnya Eistenium merupakan unsur yang tidak stabil atau bersifat radioaktif. Unsur-unsur yang terdapat di alam ditemukan dalam keadaan bebas atau dalam keadaan bersenyawa dengan unsur lain membentuk suatu materi yang sifatnya berbeda. Unsur-unsur yang ditemukan dalam keadaan bebas di alam misalnya intan, belerang, emas, dan gas helium.
Pada umumnya unsur-unsur di alam tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan berkoalisi membentuk suatu materi yang dinamakan molekul. Contohnya, karbon dan hidrogen dapat bergabung membentuk minyak bumi; karbon dan kalsium serta oksigen bergabung membentuk kapur, dan banyak lagi materi lain yang merupakan gabungan dua atau lebih unsur.
2. Senyawa
Berbeda dengan unsur, senyawa adalah zat murni yang dapat terurai dengan reaksi kimia biasa membentuk zat-zat lain yang lebih sederhana. Senyawa merupakan gabungan dua unsur atau lebih yang terdapat dalam suatu materi, yang dihasilkan melalu reaksi kimia. Contohnya minyak bumi, karbohidrat, lemak, protein, kapur, dan banyak lagi yang lainnya.
Aur tergolong senyawa, sebab dengan cara elektrolisis air dapat terurai menjadi gas hidrogen dan gas oksigen, komposisi keduanya lebih sederhana daripada air. Antara air, hidrogen dan oksigen, masing-masing memiliki sifat fisika dan sifat kimia yang berbeda. Pada suhu kamar, air berwujud cair tak berwarna, tak berasa, dan dapat digunakan untuk memadamkan api. Oksigen pada suhu kamar brwujud gas, tidak berwarna, tidak berasa, dan dibutuhkan untuk melangsungkan pembakaran, sedangkan hidrogen berwujud gas, tak berwarna, lebih ringan dari oksigen, dan dapat digunakan sebagai bahan bakar roket.
3. Campuran
Suatu materi yang tersusun atas dua atau lebih zat dengan komposisi tidak tetap dan masih memiliki sifat-sifat zat asalnya dinamakan campuran. Dengan kata lain, suatu jenis materi dikatakan campuran apabila materi tersebut memiliki keragaman dalam komposisi dan sifat-sifat zat asalnya masih tampak. Campuran dapat dikenal secara langsung disebabkan keragaman komponen penyusunnya. Walaupun demikian, kadang-kadang komponen penyusun campuran demikian halus, sehingga bila diamatai tanpa bantuan alat mikroskop sukar dibedakan komponen-komponen penyusunnya.
Campuran dapat digolongkan ke dalam campuran serbaneka (heterogen) dan campuran serbasama (homogen). Suatu materi dikatakan campuran heterogen bila materi tersebut memiliki komponen penyusun yang dapat dibedakan, sedangkan sifat masing-masing komponen penyusunnya masih tampak. Contohnya campuran gula pasir dan garam dapur. Walaupun sama-sama berwarna putih, kedua bahan tersebut masih dapat dibedakan, dan sifat masing-masing bahan masih tampak (rasa asin dan manis masih terasa). Campuran natrium bromida dan gula pasir tanpa bantuan mikroskop sukar dibedakan, tetapi dengan bantuan mikroskop perbedaan struktur kedua kristal akan tampak, sehingga campuran tersebut adalah campuran heterogen.
Suatu campuan dikatakan homogen apabila keseluruhan materi penyusun campuran itu tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya, tetapi sifat masing-masing komponen penyusunnya masih tampak. Misalnya air teh manis yang merupakan campuran dari air, teh dan gula. Dari sudut pandang manpun kita amati air teh manis itu tampak homogen, baik warna, rasa, maupun kekentalannya, sehingga kta tidak dapat membedakan mana teh, yang mana air atau gula. Tetapi sifat dari masing-masing komponennya masih ada, seperti rasa manis dari gula warna merah dari teh, atau wujud cair yang berasal dari sifat fisika air.
Demikian tulisan mengenai penggolongan materi.
Semoga bermanfaat….