Sayuran yang satu ini tak asing lagi di telinga. Bentuknya yang khas dengan warnanya yang ungu membuatnya mudah dikenali dari sayuran lainnya.
Tahukah Anda bahwa terong mempunyai sifat antioksidan yang baik karena kandungan fitonutriennya mengandung komponen fenol seperti caffeic, asam klorogenik serta flavonoid seperti nasunin?
Para peneliti dari US Agricultural Service di Beltsville, Maryland menyatakan komponen fenol dalam terong berkhasiat sebagai antioksidan. Selain fenol, di dalam terong terdapat komponen lain yang bersifat melindungi tubuh dari infeksi bakteri dan jamur.
Meskipun terong bervariasi, tapi ternyata di dalam semua variasi terdapat kandungan fenol yang predominan yaitu asam klorogenik. Selain sebagai antiradikal bebas, komponen asam ini juga berfungsi sebagai antikanker, antimikroba dan anti LDL serta antiviral.
Selain asam klorogenik, komponen flavonoid seperti nasunin juga merupakan antioksidan serta pemberi proteksi membran sel tubuh terhadap radikal bebas dengan memberikan makanan bergizi bagi otak. Membran sel di dalam otak mengandung lipid yang tidak hanya memproteksi sel tubuh dari radikal bebas tapi juga mengabsorbsi nutrisi untuk tubuh dan membuang hasil metabolisme tubuh.
Nasunin juga berfungsi sebagai pengikat zat besi jika terjadi kelebihan zat besi di dalam tubuh. Zat besi memang baik untuk fungsi imunitas dan transport oksigen dalam tubuh. Tapi jika berlebihan, zat besi di dalam tubuh akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker.
Wanita yang masih mengalami menstruasi akan kehilangan zat besi setiap bulannya sehingga risiko mengidap penyakit jantung akan lebih kecil. Tetapi pada wanita yang sudah menopause dan juga para pria, zat besi tidak mudah dikeluarkan sehingga bisa terjadi penumpukan di dalam tubuh.
Untuk itu, nasunin yang bersifat mengikat zat besi ini bisa mengurangi pembentukan radikal bebas dan melindungi kerusakan sel tubuh serta mengurangi kerusakan akibat radikal bebas di sendi-sendi tubuh.