Stroke, Perlukah Pertolongan Pertama?

Oleh : Putri Mahmudah - 08 February 2017 13:30 WIB

Saat seseorang terserang stroke, biasanya ada seseorang lainnya yang berinisiatif memberikan pertolongan pertama. Misalnya, dengan menusuk ujung-ujung jemari penderita dengan jarum untuk mengecek apa ia sudah mati rasa atau belum.

Inisiatif tersebut ternyata tidak penting! Hal tersebut diungkapkan oleh Prof. Dr. Mohammad Hasan Machfoed, Sp.S(K), MS di Jakarta, Sabtu, 4 Februari 2017 kemarin.

Menurut Mohammad Hasan, seseorang yang terkena stroke harus segera dibawa ke dokter spesialis. Jangan kebanyakan berpikir. Itu malah memperburuk keadaan.

“Begini, ketika seseorang kena stroke, otak tiba-tiba kekurangan oksigen dan dalam waktu 10 menit dapat merusak seluruh otak. Setelah 10 menit itu, ia mengalami area panombra, yakni antara hidup dan mati. Saat itulah kita harus memberi pertolongan secara tepat dan hanya dokter spesialis yang bisa melakukannya. Salah memberi pertolongan bisa mengakibatkan nekrosis atau kematian sel pada seluruh jaringan tubuh,” ujar Mohammad Hassan.

Stroke menyerang pada waktu yang tidak terduga dan membawa perubahan yang sifatnya progresif. Cepat sekali. Perubahan yang sangat cepat itu, kata Mohammad Hassan, disebabkan oleh otak yang tiba-tiba kekurangan oksigen. Karena kekurangan oksigen, otak membengkak. Jika tidak cepat ditangani pembengkakan itu menyebabkan penderita meninggal dunia.

“Proses menuju kematian akan menjadi sangat cepat jika ia jatuh atau mengalami sumbatan di saluran napas. Yang penting, anggota keluarga mesti cermat mendeteksi gejala-gejala yang ganjil sejak dini. Misalnya, bangun tidur bicaranya 'pelo'. Atau tiba-tiba mengalami lumpuh sebelah. Atau kondisi kejiwaanya berubah, mudah lupa,” ujar Mohammad Hassan.
Hal lain yang patut diperhatikan adalah pada pukul berapa si penderita kena stroke. Misalnya, jam 6 pagi. Anda harus gerak cepat (membawanya ke dokter) dalam waktu kurang dari empat jam setelah jam 6 pagi. Mohammad Hassan menegaskan, empat jam setelah serangan stroke terjadi adalah waktu yang paling krusial.

“Ia harus mendapat pertolongan yang tepat dan cepat. Jika Anda di Jakarta, Anda bisa membawa pasien ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, misalnya. Di sana, memungkinkan pasien menjalani trombolisis (proses penghancuran gumpalan darah-red) yang memungkinkan penderita stroke pulih. Syaratnya, harus mendapat pertolongan kurang dari empat jam,” tuturnya.

Mohammad Hassan menilai kesadaran masyarakat Indonesia terhadap bahaya stroke sudah membaik. Namun, harus terus ditingkatkan mengingat stroke masih menjadi penyakit paling mematikan di Indonesia.

Tag

Artikel Terkait

Kuis Terkait

Video Terkait

Cari materi lainnya :