Usai perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa akan melanjutkan tradisi Cap Go Meh yang jatuh pada tanggal ke-15 di bulan pertama. Namun bagi masyarakat awam, mungkin banyak yang belum tahu beda tradisi Imlek dan Cap Go Meh.
Disampaikan Ko Ahin, penjaga Kelenteng Hui Tek Cunong dari Yayasan Dharma Budi, Imlek umumnya dirayakan dengan sembahyang ke kelenteng atau vihara untuk memanjatkan doa keselamatan dan keberkahan di tahun yang baru.
"Jadi, datang ke kelenteng untuk berdoa. Umumnya seperti itu. Nanti kalau mau berkumpul dengan keluarga silakan, mau makan-makan silakan," ujar Ko Ahin, di kelenteng yang berlokasi di kawasan Petak Sembilan, Jakarta Barat, Sabtu (28/1/2017).
Sedangkan saat Cap Go Meh, menurut Ko Ahin, perayaan dihiasi dengan acara hiburan dan atraksi barongsai. Selain itu, ada tradisi sembahyang kue keranjang, di mana masyarakat Tionghoa membawa persembahan kue keranjang ketika berdoa kepada Tuhan dan para dewa-dewi.
"Selain itu, ada juga tradisi makan kue keranjang saat Cap Go Meh. Jadi maknanya untuk mengucap syukur dan memohon berkah serta keselamatan," tambah dia.
Ko Ahin menjelaskan, orang-orang zaman dahulu percaya bahwa jika ada anak yang tidak makan kue Cina ini, maka mata anak tersebut akan belekan.
Meski hal ini merupakan kepercayaan masyarakat terdahulu, banyak juga masyarakat Tionghoa saat ini yang mewajibkan sajian kue keranjang saat perayaan Cap Go Meh.
"Biasanya kue keranjang dipotong-potong, terus dicampur telur atau tepung, baru digoreng. Biasanya juga vihara atau kelenteng akan membagikan kue keranjang secara gratis saat Cap Go Meh," tambah dia.