Parfum bagi sebagian orang bisa menjadi pelengkap penampilan sekaligus menambah kepercayaan diri, sebab dengan parfum tampilan yang terlihat biasanya akan teralihkan dengan wangi yang tercium dari badan kita.
Parfum juga bisa menjadi salahsatu penanda kepribadian seseorang.melalui pilihan parfumnya, terkadang kita bisa menebak mengenai apa aktivitas kesukaannya atau hal-hal lainnya.
Harga parfum pun bervariasi tergantung dengan merk dan perusahaan yang menjualnya, di mana terkadang satu botol parfung bisa berharga fantastis bahkan yang termahal menyentuh miliaran rupiah.
Anda tentu bisa membayangkan bagaimana kandungan bahan yang digunakan untuk membuat satu botol parfum tersebut.
Berbicara mengani parfum dan bahannya, mungkin anda harus mencoba melihat hasil karya anak bangsa yang berasal dari Jawa Timur.
Tiga orang mahasisa dari Universitas Brawijaya Malang mencoba bereksperimen membuat parfum dengan menggunakan bahan yang sudah tidak terpakai.
Tiga mahasaiswa tersebut membuat parfum dengan menggunakan bahan utama dari minyak jelantah. Minyak jelantah sendiri merupakan jenis minyak sisa bekas menggoreng yang sudah tidak layak lagi dipakai.
Proyek yang dicetuskan oleh Silvia Esrianti, Nurul Hidayat, dan Arulia Zani itu terinspirasi dari produk-produk lainnya yang memanfaatkan limbah minyak goreng yang lazim kita sebut dengan jelantah tadi, sehingga bisa kembali dimanfaatkan.
Hasil serta produk parfum yang dihasilkan oleh tiga orang anak bangsa ini diakui cukup membanggakan, karena penggunaan bahan yang sangat mudah didapat dan teknik serta cara pembuatannya yang tidak terlalu sukar dan menuntut banyak biaya.
Untuk mendapatkan persediaan jelantah, mereka bekerjasama dengan beberapa pengelola rumah makan yang bersedia menjual minyak jelantahnya kepada mereka.
Dalam proses pengolahan jelantah menjadi parfum mereka juga menggunakan bantuan bahan lainnya yakni ampas tebu, ampas tebu yang didapatkan dari para penjual es tebu di sekitar tempat tinggal mereka itu digunakan untuk menjernihkan kembali jelantah.
Proses penjernihan sendiri berlangsung selama 2 hari lebih dengan cara merendam ampas tebu dalam jelantah. Setelah didapat cairannya barulah mereka memasak dengan resep khusus yang menjadi rahasia penemuan mereka.
Setelah sekian lama percobaan yang masih dilakukan dengan cara tradisional karena keterbatasan alat produksi, mereka sendiri mengklaim sudah mampu menghasilkan 3 jenis wangi dari parfum jelantah tersebut.
Beberapa jenis wangi yang berhasil dibuat antara lain adaldh kopi, vanila dan coklat. Mereka membuat ketiga wangi tersebut untuk menimbulkan efek relaksasi, di mana sebelumnya mereka telah melakukan riset terhadap berbagai macam jenis wangi atau aroma.
Proses penemuan dan peracikan resepnya sendiri mereka temukan dengan tidak mudah, sebab harus melalui proses yang cukup panjang dan rumit, beberapa kali mereka gagal dan harus berulangkali merevisi langkah serta prosedur pembuatan.
Hasil karyanya kini dijual dengan harga relatif sangat terjangkau, sebab dengan harga 8500 anda sudah bisa mendapatkan parfum kemasan toples dan 6500 untuk yang dikemas dalam sachet ukuran kecil.
Dengan kemasan tersebut mereka mengaku belum merasa optimal, sebab mereka ingin menggunakan kemasan yang lebih baik lagi dan sesuai dengan desain yang diinginkan.
Proses penjualan yang dilakukan pun masih dengan sistem online dan memanfaatkan jejaring sosial, di mana hingga kini parfum hasil karya mereka ini sudah cukup dikenal.