Imbauan untuk tidak mengorek telinga sebenarnya bukan hal baru. Sejak tahun 1901 silam para dokter tak menyarankan hal tersebut, mengingat bahayanya.
Menurut American Academy of Otolaryngology, telinga seharusnya tidak perlu dibersihkan, baik dengan cara yang lembut apalagi sebaliknya.
Membersihkan telinga--terutama dengan alat-- bisa menusuk dan menimbulkan trauma gendang telinga, merusak tulang rawan di telinga, hingga menyebabkan infeksi.
Akibat lainnya adalah menyebabkan nyeri, gatal, rasa penuh di telinga, berdengung, aroma yang tidak sedap dari telinga, dan berujung pada gangguan pendengaran jangka panjang atau sementara.
Namun masalahnya, banyak orang tetap mengorek telinga. Ada dua alasan untuk ini. Pertama, orang sering salah kaprah bahwa telinga yang kotor identik dengan ketidakbersihan.
Kedua, sebuah studi di Jos University Teaching Hospital menemukan, ternyata dengan mengorek telinga, orang bisa merasakan sensasi kenikmatan. "Anda menjadi seperti pencandu," kata Dr. Vito Forte, profesor THT di Universitas Toronto, yang melakukan studi.
Padahal, seperti dijelaskan Forte dan spesialis THT Boris Chernobilsky dari Icahn School of Medicine, New York, telinga bisa membersihkan salurannya sendiri secara alami.
Ketika Anda mengunyah dan berbicara, kotoran akan terbawa menuju telinga luar sehingga tidak menghambat pendengaran.
Sebaliknya jika dikorek, kotoran telinga justru terdorong kembali ke dalam, dan ini yang seringnya menimbulkan masalah. Misalnya akibat kotoran telinga yang mengeras.
Dr. Chernobilsky menerangkan, umumnya telinga menghasilkan kotoran sesuai jumlah yang dibutuhkan. Dalam dunia medis dikenal dengan istilah serumen, yaitu kotoran telinga berwarna kekuningan dan berminyak.
Serumen berfungsi melindungi saluran telinga dengan bertindak seperti losion kulit alami, sekaligus dapat membunuh beberapa jenis bakteri dan mencegah pertumbuhan jamur.
Oleh karena itu, kunjungi dokter THT jika Anda merasa tak nyaman dengan kondisi telinga bagian dalam dan ingin membersihkannya. Jika ingin melakukannya sendiri, berikut beberapa pilihan yang dianjurkan:
-
Gunakan kapas, korek kuping, atau kain lap basah dengan air hangat hanya untuk membersihkan bagian luar telinga.
-
Gunakan obat tetes telinga untuk melembutkan kotoran agar keluar sendiri. Biasanya obat mengandung: minyak mineral, baby oil, gliserin, peroksida, hidrogen peroxide, atau saline.
Selain kunjungan rutin ke dokter THT, sebaiknya Anda juga lebih memerhatikan kesehatan telinga agar pendengaran tetap baik. Berikut cara-caranya:
-
Jangan memasukkan benda apa pun ke telinga.
-
Membatasi ekspos terhadap suara keras. Gunakan pelindung kepala atau penyumbat telinga ketika terlalu bising.
-
Hindari terlalu sering menggunakan headphone, dan pastikan volumenya cukup rendah saat mendengar lagu.
-
Segera keringkan telinga setelah berenang untuk mencegah dengung. Gunakan kain untuk menyeka bagian luar telinga, dan miringkan kepala untuk mengeluarkan air yang masuk.
-
Lebih waspada pada perubahan pendengaran yang terjadi akibat penggunaan obat atau hal tertentu. Jika Anda merasakan perubahan, mengalami masalah keseimbangan, rasa sakit yang tiba-tiba, hilang atau berkurangnya pendengaran, dan dengung di telinga, segera hubungi dokter.