Buang air besar adalah rutinitas sehari-hari yang tak bisa dihindari. Kegiatan ini kadang memunculkan tanda tanya, terlalu sering atau terlalu jarang, dan langsung dikaitkan dengan adanya masalah kesehatan.
Mungkin tak ada salahnya bila kita lebih memahami soal aktivitas rutin ini. Para pakar gastroentrologi membagi pengetahuan mereka kepada Women’s Health.
#Tak ada aturan berapa kali sehari
Menurut Felice Schnoll-Sussman M.D., rata-rata orang buang air besar 1-2 kali sehari. Tapi ada juga yang melakukannya lebih dari dua kali sehari atau tidak ke belakang selama dua hari atau lebih. Selama tidak ada masalah pada perut, rutinitas tak normal itu tidak bermasalah karena memang tak ada aturan baku berapa kali kita harus ke jamban dalam sehari.
#Rutin berarti bagus
Bila buang air besar lancar di pagi hari, berarti pencernaan baik. Tapi bila baru siang atau sore hari muncul keinginan ke belakang, hal itu juga tidak masalah, meski para ahli menyatakan buang air besar di pagi hari sebelum perut terisi apapun lebih sehat.
#Buang air besar setelah makan bukan tanda tak sehat
Banyak orang yang ingin ke jamban setelah makan, seperti yang dilakukan para bayi. Memang buang air besar setelah makan itu tidak ideal, tapi yang dibuang adalah makanan yang sudah dicerna jauh sebelumnya, bukan yang baru ditelan.
#Kopi melancarkan BAB
Kandungan kafein pada kopi merangsang pencernaan, membuat usus berkontraksi, dan menekan kotoran ke rektum.
#Menstruasi menyebabkan lebih sering BAB
Tak ada yang perlu dikhawatirkan bila kita jadi lebih sering ke jamban saat menstruasi. Dalam kondisi datang bulan, memang sering menyebabkan kram perut dan kembung sehingga dampaknya semakin sering buang air besar. Pemicunya adalah hormon prostaglandins yang menyebabkan uterus berkontraksi dan tak jarang hormon itu masuk ke usus sehingga ikut berkontraksi.
#Cara duduk berpengaruh
Kita mungkin pernah mengalami sulit buang air besar meski sudah lama duduk di jamban. Posisi duduk ternyata mempengaruhi kelancaran keluarnya kotoran. Sebaiknya, hindari posisi dengan sudut kaki 90 derajat atau duduk. Lebih baik posisi bersudut 45 derajat atau jongkok. Itulah salah satu alasan kenapa buang air dalam posisi jongkok lebih lancar dibanding duduk, karena mulut rektum jadi lebih mudah terbuka.
#Sembelit saat bepergian itu biasa
Banyak orang yang tidak bisa buang air besar selama beberapa hari saat bepergian. Sebuah penelitian menunjukkan sebanyak 40 persen orang pernah mengalaminya. Duduk di pesawat terbang selama beberapa jam membuat usus kering. Belum lagi tekanan atmosfer di dalam pesawat yang berbeda dengan di luar sehinga secara perlahan kandungan air tubuh dan usus terserap. Belum lagi makanan yang tidak biasa dan tidak sehat yang kita santap selama bepergian, atau perbedaan waktu yang membuat usus seolah tidak terbiasa.
#Lakukan apa yang kita
Tak ada larangan kita mau melakukan apa selama buang air besar, boleh bermain game di ponsel atau membaca koran. Kegiatan itu tak akan mempengaruhi aktivitas usus.