Lampu belakang pada mobil dibuat sebagai peringatan bagi pengendara di belakangnya. Oleh karena fungsinya itu, warna cahayanya dibuat agar mudah ditangkap mata.
Dari berbagai sumber yang dirangkum Liputan6.com menyebut jika pemilihan warna lampu di kendaraan mengacu pada Vienna Convention on Road Traffic (1949), yang merupakan konvensi mengenai kendaraan di jalan raya. Konvensi ini menyebut tentang warna merah yang digunakan sebagai lampu belakang.Mata normal manusia sanggup menerima spektrum warna dengan panjang gelombang 400-700 nanometer (nm). Sementara itu, warna merah memiliki panjang gelombang paling panjang yaitu 630-760 nm.
Sementara itu, melalui akun Facebook Suzuki Motor Indonesia menyebut jika Studi NHTSA (National Highway Traffic Safety Administration) pada 2008 menunjukkan bahwa tingkat respon pengendara meningkat 28% ketika melihat lampu sein berwarna jingga ketimbang lampu sein berwarna merah.
Laman tersebut juga mengutip pernyataan Dr. Terry Mart, pakar fisika yang juga staf pengajar Departemen Fisika FMIPA UI yang mengatakan jika unsur cahaya kuning pada lampu sein memiliki panjang gelombang 0,58 mikron, dengan tingkat sensitivitas terhadap mata manusia sebesar 0,85 (skala 1.0).
Jika melihat ukuran spektrum warna, lampu sen dengan unsur warna jingga memiliki spektrum yang tak kalah panjangnya yaitu 590-620 nm. Inilah mengapa merah dan jingga dipilih menjadi warna lampu peringatan pada kendaraan.
Merah: 620-750 nm
Jingga: 590-620 nm
Kuning: 570-590 nm
Hijau: 495-570 nm
Biru: 450-495 nm
Ungu: 380-450 nm
Dengan tingkatan panjang gelombang yang tinggi, warna merah dan jingga atau kuning cenderung lebih direspon dengan baik oleh mata.