Band Nidji kembali menciptakan trobosan dalam bermusik. Band yang terbentuk pada 2002 itu merilis kembali album perdana mereka yang bertajuk Breakthru dalam bentuk piringan hitam.
Langkah itu diakukan untuk merayakan sepuluh tahun album yang mereka sebut sebagai album terbaik Nidji. Lagu-lagu terbaik Nidji dalam album yang rilis pada tahun 2006 itu dapat kembali dinikmati melalui sajian yang lebih eksklusif.
Tapi memang album ini adalah awal dari yang terbentuk hari ini. Breakthru bisa dibilang sebagai blueprint Nidji," ujar Adri, drummer Nidji saat jumpa pers peluncuran Piringan Hitam Album Nidji Breakthru di Kemang, Jakarta Selatan, Senin (28/12/2016).
Tidak diproduksi secara massal, piringan hitam itu hanya tersedia sebanyak 225 keping dan dijual dengan harga Rp350 ribu melalui salah satu toko online. Penjualannya pun dibagi menjadi beberapa tahap.
"Tahapnya kita pertama akan ngeluarin 100 dulu dengan tanda tangan, part kedua 100 dengan pizza box, dan yang terakhir dengan doodle kami," tutur Rama, gitaris Nidji saat ditemui dalam kesempatan yang sama.
Meski dijual dengan harga yang cukup mahal, Nidji tetap yakin piringan hitam itu akan laku di pasaran. "Biasanya memang piringan hitam itu untuk dikoleksi saja, dan ini bisa bernilai. Sekarang (harganya) Rp350 ribu, tapi lima tahun lagi bisa jutaan," ujar Giring, sang vokalis.