Memiliki tekstur yang kasar dengan pori-pori kulit yang besar, yuzu sangat mirip jeruk. Namun, apabila dilihat dari kejauhan dan terkena sinar matahari, yuzu terlihat mirip dengan lemon. Yuzu memang termasuk dalam keluarga sitrus dan tumbuh subur di Jepang, terutama di prefektur Kochi.
"Kochi adalah produsen yuzu terbesar di Jepang dan sekitar 50 persen yuzu berasal dari Kochi," ujar Fujio Okabayashi, direktur Okabayashi Farm (produsen yuzu asal Kochi) dalam acara Kochi Food Promotion in Jakarta pada Senin, 24 Oktober 2016.
Kochi merupakan tempat pertama kali yuzu dibudidayakan dan menurut Fujio, iklim Kochi yang paling cocok untuk menanam yuzu. Normalnya, satu buah yuzu beratnya sekitar 120-130 gram dan memiliki kulit yang tebal.
Yang membuat yuzu istimewa dibanding buah dari keluarga jeruk lain adalah aroma dan kandungan vitamin C yang tinggi. Aroma dan rasa yuzu memang sangat mirip dengan lemon. Ketika mencoba jus yuzu untuk pertama kali, ada aroma dan rasa yang mirip lemon. Hanya saja, rasa dan aroma yuzu lebih kuat.
Tidak hanya dari segi aroma, yuzu juga memiliki kandungan vitamin C tiga kali lipat dari lemon. Selain itu, yuzu juga mengandung serat dan kalium. Yuzu tidak umum dikonsumsi secara langsung karena rasanya sangat asam. "Sama halnya dengan lemon, yuzu juga tidak umum dikonsumsi secara langsung," imbuh Fujio.
Memang benar, rasa yuzu sangat asam ketika mencoba perasan airnya langsung. Fujio mengatakan bahwa yuzu biasanya diolah untuk menambah cita rasa makanan. "Yuzu biasanya digunakan seperti lemon dalam makanan barat," tuturnya.
Yuzu bisa diolah menjadi jus, sirup, selai, maupun bubuk. Jus yuzu biasanya digunakan untuk dressing salad dan sebagai aroma pada pastry dan buah.
Selain jus, sirup yuzu juga bisa digunakan sebagai aroma dalam makanan, terutama makanan tambahan atau untuk koktail. Sedangkan, bubuk yuzu digunakan untuk menambah cita rasa daging dan hotpot. "Selain makanan, yuzu juga dimanfaatkan untuk parfum, sabun, dan kosmetik seperti aroma minyak," tutupnya.