Sebagai negara dengan mayoritas penduduk mengonsumsi nasi, sebenarnya masyarakat Indonesia cukup familiar dengan bekatul. Pasalnya, bekatul adalah kulit ari padi yang terlepas ketika proses penggilingan. Bekatul berwarna krem atau kecokelatan dan berbentuk serbuk.
Sayangnya, selama ini bekatul justru lebih dikenal sebagai pakan ternak. Bukan bahan makanan untuk manusia. Padahal, manfaat dan kandungan nutrisi bekatul cukup banyak. Mengkonsumsi bekatul secara rutin bahkan dapat menyembuhkan penyakit-penyakit kronis, seperti kencing manis, hipertensi, kolesterol tinggi, obesitas, kista, gangguan hormon, dan banyak lagi.
1. KANDUNGAN BEKATUL
Kandungan nutrisi bekatul justru lebih banyak ketimbang beras. Kandungannya antara lain:
~Serat
Serat merupakan kandungan nutrisi tertinggi dalam bekatul selain ribloflavin dan thiamin. Kandungan serat tertinggi dari bekatul inilah yang sangat baik untuk pencernaan. Namun, serat, ribloflavin atau vitamin B2 dan thiamin atau B1, bukanlah satu-satunya keistimewaan bekatul. Masih banyak kandungan gizi lainnya seperti protein, sumber asam lemak tak jenuh esensial dan beragam vitamin lainnya, seperti B3, B5, B6, dan tokoferol.
~Komponen Bioaktif
Komponen bioaktif pangan yang terdapat dalam bekatul adalah antioksidan tokoferol (vitamin E), tokotriol, oryzanol, dan pangamic acid atau vitamin B15. Senyawa itu merupakan lemak dari bekatul yang sangat berharga untuk manusia. Sebab, bahan ini dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah, mencegah terjadinya kanker dan melancarkan sekresi hormonal.
~Sumber Mineral yang Baik
Bahan-bahan mineral yang cukup tinggi dalam bekatul antara lain kalsium, magnesium, niacin, dan fosfor. Semua bahan ini sangat dibutuhkan tubuh untuk menguatkan tulang serta meroduksi sel-sel darah merah.
2. KAYA MANFAAT
Dari kandungan mikronutrien yang ada di dalamnya, bekatul ini tentu kaya manfaat. Terutama yang berhubungan dengan kesehatan. Manfaat itu di antaranya:
~Memperbaiki Sistem Pencernaan
Kandungan serat yang terdapat pada bekatul sangat baik untuk pencernaan manusia. Sebab, bekatul tergolong serat yang tidak larut sehingga mampu menggelontor lemak-lemak yang menempel pada usus.
~Mencegah Proses Oksidasi
Vitamin E, B15 dan oryzanol merupakan antioksidan yang sangat baik untuk mencegah proses oksidasi akibat radikal bebas pada sel-sel tubuh. Antioksidan ini akan bereaksi dengan oksidan untuk menghambat oksidasi dan stres oksidatif pada sel-sel tubuh. Jika asupan ini terpenuhi dengan baik, tubuh tidak sekadar memiliki perlindungan terhadap radikal bebas tapi juga melakukan perbaikan yang melindungi akumulasi molekul yang rusak secara oksidatif.
~Mengurangi Risiko Nyeri Saraf
Tidak hanya bermanfaat untuk melancarkan pencernaan yang berimbas pada penurunan berat badan, nutrisi dalam bekatul juga bisa mengurangi risiko nyeri saraf. Konsumsi bekatul dalam jangka panjang bisa menjauhkan gangguan sendi. Sebab, vitamin B1 dan B2 dalam bekatul dapat menghindarkan risiko nyeri saraf atau neuritis.