Sekali waktu ada kalanya kita mengalami kesulitan ekonomi. Dan hal itu memaksa kita untuk berhutang. Tapi, tahukah sahabat, kalau persoalan hutang ini bisa menjadi masalah yang begitu serius. Kalau kita tidak disiplin untuk mengelolanya tahu-tahu pengeluaran kita semakin membengkak. Dan bukannya hutang kita menjadi lunas malah yang terjadi gali lubang tutup lubang sampai-sampai hutang itu menjerat kita laksana gurita.
Kalau hutang sudah melilit-lilit dapat dipastikan hidup kita sangat tidak nyaman. Ditagih sana-sini. Bisa juga karena terlilit hutang bakalan menambah jumlah musuh. Karena hutang yang tak dapat dibayar tentulah membuat kesal. Belum lagi kebohongan demi kebohongan yang biasa dilakukan karena biasanya orang yang punya hutang itu akan memberikan seribu satu alasan pada saat ditagih.
Sudah bukan rahasia lagi, seseorang yang meminjam atau berhutang akan selalu minta disegerakan saat meminjam. Namun selalu berkelit saat ditagih. Bahkan bisa-bisa memusuhi si pemberi hutang.
Oleh karena itu Rasulullah sangat tegas dalam mensikapi persoalan hutang piutang ini. Beliau sampai tidak mau menshalati mayit yang terbelenggu hutang sehingga ada yang menanggung beban hutang si mayit. Barulah Rasulullah mau menshalatinya.
Selain itu beliau juga mengajarkan untuk selalu membaca doa agar terhindar dari hutang setiap habis shalat. Sampai-sampai seorang sahabat bertanya kenapa Rasulullah banyak meminta perlindungan dari hutang. Rasulullah pun menjawab, “Sesungguhnya seseorang yang berhutang ketika dia berbicara biasanya berdusta, dan bila berjanji sering mengingkarinya.” (HR. Bukhari)
Agar terbebas dari jeratan hutang, Rasulullah selalu menganjurkan untuk hidup sederhana. Namun demikian perlu juga disikapi sebab-sebab dari seseorang bisa terlilit hutang.
1.Iri Hati. Sering kita melihat kalau rumput tetangga itu lebih hijau. Akibatnya kita selalu didera rasa iri. Tanpa mengukur kondisi keuangan, kita memaksakan diri untuk memiliki apa yang tetangga kita miliki. kendati itu harus berhutang.
2.Penampilan. Tak jarang kita hidup hanya dipengaruhi oleh rasa gengsi. Akibatnya kita selalu ingin kelihatan wah. Semakin mahal yang kita pakai, akan kelihatan semakin prestise. Walaupun untuk itu kita terpaksa juga harus berhutang.
3.Hidup Hanya Sesaat. Akibatnya membuat orang buta hati, dan mendorong seseorang untuk menikmati kesenangan apapun tanpa memikirkan konsekuensi yang ada.
4.Mengikuti Kata Hati. Sering saat sedang berbelanja kita menjadi lapar mata. Terlebih saat meilhat sale yang sedang diadakan di toko-toko. Akibatnya kebutuhan yang sebenarnya tidak kita perlukan masuk ke dalam daftar belanja kita. Alasan mumpung diskon, seringkali membuat kita lupa diri.
5.Mengabaikan atau Menganggap Remeh Utang. Kebiasaan berhutang bila tidak dikendalikan lama-lama akan menumpuk, dan tahu-tahu menjerat kita.
6.Tidak Memiliki Rencana Anggaran yang Baik. Rencana anggaran diperlukan untuk mengatur keuangan kita. Mana barang yang benar-benar kita butuhkan. Rencana Anggaran ampuh untuk mencegah kita terlilit utang. Namun ingat, kita juga harus mematuhi rencana anggaran yang telah kita buat. Jangan biarkan rencana itu hanya jadi sekedar rencana saja.
Untuk menghindarkan diri dari lilitan hutang, hidup sederhana jadi acuan. Ingat, beli sesuai kebutuhan kita, bukan karena keinginan.Semoga bermanfaat.